1. Financial Insentive
Merupakan insentif dalam bentuk material uang yang biasa diberikan secara bersaman dengan upah atau gaji. Insentif ini
diberikan kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja melebihi standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Financial
insentive ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a.
Finansial insentif langsung, terdiri dari atas pembayaran yang diterima oleh seseorang berbentuk gajiupah, bonus dan komisi.
b. Finansial insentif tidak langsung, meliputi semua balas jasa
finansial yang tidak termasuk ke dalam finansial insentif langsung seperti tunjangan-tunjangan, asuransi, bantuan social
karyawan dan sebagainya.
2. Non Financial Insentive
Non financial insentive terdiri atas berbagai bentuk kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaannya itu sendiri, atau berupa
lingkungan fisik tempat seseorang ini bekerja. Kepuasan dari pekerjaan ini dapat dilihat dengan adanya tanggung jawab dari
karyawan dalam mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya, adanya peluang dalam mengembangkan diri, tugas-tugas yang
menarik serta merasa tertantang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepuasan yang berasal dari lingkungan kerja adalah
rekan-rekan kerja yang menyenangkan, atasan yang kompeten dan kondisi kerja yang nyaman. Baik financial insentive maupun non
financial insentive masing-masing memegang peranan dalam memberikan dorongan yang memungkinkan karyawan untuk
memberikan prestasi kerja yang optimal. Bentuk-bentuk ini mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya dan juga saling
melengkapi sehingga tujuan dari pemberian insentif itu dapat tercapai.
2.6. Kerangka Konseptual
Mulyadi 2002 mendefinisikan pemeriksaan auditing sebagai suatu proses sitematik untuk memperoleh dan mengevaluasi buktu secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut William C. Boynton, Raymon N Johnson dan Walter G. Kell yang diterjemahkan oleh Budi S. I 2003 : 7 audit laporan keuangan mencakup
perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Tunggal, A. W. 2008, audit operasional merupakan audit
atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya
pada keinginan manajemen. Menurut Amir Abadi Yusuf 2006 : 4 dalam bukunya “Auditing
Pendekatan Terpadu”, menyatakan bahwa: audit kepatuhan Bertujuan mempertimbangkan apakah pengguna laporan telah mengikuti prosedur atau
aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Menurut Mulyadi 2002 : 29, audit intern adalah :
auditor yang bekerja dalam perusahaan perusahaan negara maupun perusahaan swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan
oleh berbagai bagian organisasi. Menurut Abdurrahmat Fathoni 2006 : 8 Sumber Daya Manusia
merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyadi 2001 : 17 Sistem akuntansi gaji dan upah dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan
pembayarannya, perancangan system akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validitas, otorisasi kelengkapan, klasifikasi penilaian,
ketepatan waktu dan ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan.
Perusahaan juga harus melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dikatakan berjalan baik apabila
seluruh kegiatannya telah berjalan sesuai dengan standar operasional perusahaan yang berlaku.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu