Hal tersebut menjadikan informasi tidak benar, ketidakteraturan ini dapat berupa mark-up angka, dan penjelasan tidak memadai.
c. Banyaknya data
Luasnya usaha organisasi membuat semakin kompleks dan banyaknya transaksi usaha. Jika setiap departemen yang ada dalam
organisasi tersebut tidak memiliki prosedur yang tepat dalam menjalankan usahanya, kemungkinan kesalahan baik kecil maupun
besar tidak dapat terdeteksi, sehingga menyebabkan menumpuknya kesalahan yang akan berefek pada ketidaktepatan pencatatan
informasi dalam pembukuan. Hal ini akan membuat ketidakakuratan laporan keuangan.
d. Kompleksitas transaksi
Perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan semakin kompleks, dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik.
Peraturan akuntansi yang bersinggungan dengan entitas lain membuat masalah menjadi penting dan sulit. Penyajian laporan
keuangan yang semakin kompleks karena dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan semakin tingginya resiko
kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Masalah ini tentunya akan mempengaruhi pemakai laporan keuangan yang
semakin sulit dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu audit laporan keuangan diperlukan untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang telah dibuat manajemen.
e. Perbedaan kepentingan
Manajemen akan berusaha agar laporan keuangan memperlihatkan kinerja yang baik, dengan meningkatkan laba dengan mengubah
perlakuan akuntansi. Para pemakai laporan keuangan memiliki kepentingan lain yang berbeda dengan manajemen, dimana
pemegang saham mengharapkan deviden besar, tapi kreditur lebih senang jika tidak ada pembagian deviden. Sehingga dibutuhkan
kepastian laporan keuangan yang bebas dari konflik kepentingan. Laporan keuangan perlu di audit untuk menentukan kewajaran
laporan keuangan. Audit laporan keuangan diperlukan unuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan.
2.3.2. Audit Operasional
Menurut William P. Leonard 2002 Audit operasional sebagai suatu pengujian yang menyeluruh dan konstruktif dari struktur organisasi suatu
perusahaan, lembaga atau cabang dari pemerintah atau setiap komponen dari padanya, seperti suatu divisi atau departemen, dan rencana dan tujuannya, alat
operasionalnya, dan utilisasi manusia dan fasilitas fisik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tunggal, A. W. 2008, audit operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen.
Disamping itu dalam bukunya, Boynton, Johnson Kell yang diterjemahkan oleh Rajoe, P. A, Gania, G, Budi, I. S. 2003 : 498 menyatakan
“audit operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan.
Menurut Amir Abadi Yusuf 2006 : 4 dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu, menyatakan bahwa audit kepatuhan merupakan penelaahan
atas bagian manapun dari prosedur dan metode
operasi dari suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.
Menurut Amin Wijaya Tunggal 2001, meskipun terdapat beberapa perbedaan dari
definisi audit operasional , dapat disimpulkan bahwa
audit
operasional merupakan:
1. Proses yang sistematis
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan
terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang
berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
2. Menilai operasi organisasi
Penilaian operasi organisasi didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau yang disetujui. Dalam audit operasional, kriteria
sering dinyatakan dalam standar kinerja performance standards yang ditetapkan oleh manajemen. Namun dalam beberapa hal,
standar-standar ini mungkin juga ditetapkan oleh industri. Kriteria penilaian organisasi ini sering kali kurang jelas didefinisikan
dibandingkan kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Pemeriksaan operasional mengukur tingkat
Universitas Sumatera Utara
korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi
Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen
organisasi yang diaudit untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti bahwa
audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan langsung dengan audit laporan keuangan yang
mempunyai fokus historis.
4. Melaporkan kepada orang yang tepat
Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen
atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit tersebut diminta oleh pihak ketiga, dan
pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas bersangkutan. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit
menerima salinan
laporan audit operasional
. 5.
Rekomendasi atau perbaikan Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak
berakhir sampai dengan pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya rekomendasi-rekomendasi yang
bertujuan untuk perbaikan
manajemen organisasi yang diaudit.
Mulyadi 2002 : 32 menyatakan tujuan audit operasional adalah
untuk : 1.
Mengevaluasi kinerja 2.
Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan 3.
Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Karena luasnya ruang lingkup pelaksanaan evaluasi terhadap
keefektifan operasional adalah tidak mungkin untuk menentukan ciri-ciri pelaksanaan audit operasional secara pasti.
Menurut Agoes 2004, tujuan dilakukannya audit operasional adalah sebagai berikut :
1. Untuk menilai kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam
perusahaan. 2.
Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak. 4.
Memastikan ketaatan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
5. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil. 6.
Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam
penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka
meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit operasional menurut Tunggal 2000 : 14 adalah :
1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk
pengambilan keputusan. 2.
Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan- laporan dan pengendalian.
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang
ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil. 5.
Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.
6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan
yang telah ditetapkan. 7.
Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.
Menurut Guy dkk, 2003 : 421 audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :
1. Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja
organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan, seperti
kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria
penilaian lain yang sesuai.
2. Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas,
efisiensi, dan ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar perbaikan. Auditor dapat
mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan
Universitas Sumatera Utara
mewawancari individu apakah dari dalam atau dari luar organisasi, mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu
atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional
berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
3. Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan
Lebih Lanjut. Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.
Audit operasional dikenal sebagai audit yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu
organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai tujuannya.
Menurut Guy dkk, 2003 : 421-424 struktur umum dari audit operasional adalah proses lima tahap, yaitu :
1. Pengenalan
Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor atau konsultan terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang
di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian
kegiatan atau fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.
2. Survei
Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan preliminary survey, auditor harus
berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang
sedang di audit.
3. Pengembangan Program
Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus
dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap penting dari hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga
menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta
menelaah kertas kerja audit.
4. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit merupakan tahap utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditentukan dalam
Universitas Sumatera Utara
program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi.
Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai
tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi.
5. Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit
operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-
temuan khusus dan rekomendasi.
Masalah-masalah yang dapat diungkapkan melalui audit operasional antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan dalam perencanaan seperti kurang atau tidak adanya
rencana standar, kebijakan dan prosedur yang baik dalam ruang lingkup fungsional maupun operasional kegiatan perusahaan
2. Lemahnya struktur organisasi dan pola penempatan personil
3. Kelemahan dalam pengelolaan bahan dan fasilitas
4. Sistem pengawasan manajemen tidak efektif
5. Prosedur administrasi intern yang buruk
Menurut Effendi, Antonius 2004 dalam bukunya peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektifitas Penjualan, tumbuhnya rasa tidak puas
dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap akuntabilitas manajemen dari perusahaan publik mengakibatkan perlunya mempertimbangkan kemungkinan
audit kinerja sebagai sebuah mandatori
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Audit Kepatuhan