Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi Perpustakaan

7 Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus mampu memenuhi keperluan informasi bagi pengguna, menyediakan bahan pustaka yang mencakup banyak aspek pada semua tingkat akademis seta menyediakan fasilitas untuk menunjang kebutuhan informasi pengguna.

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus. Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:3, tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Mengembangkan koleksi 2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan 4. Melaksanakan administrasi perpustakaan. Menurut Yuven 2010, tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas- tugas dalam rangka studi 3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti. 4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak 5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal intranet maupun global internet dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan koleksi perpustakaan yang mengikuti Universitas Sumatera Utara 8 perkembangan kurikulum yang dibutuhkan oleh pengguna dari semua tingkatan diperguruan tinggi dan memenuhi kebutuhan pengguna.

2.1.4 Koleksi Perpustakaan

Dalam pembahasan mengenai manajemen pengadaan bahan pustaka, mengenai koleksi perpustakaan merupakan pembahasan yang sangat penting. Koleksi sebagai sebuah kata benda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV memiliki tiga arti. Pertama, kumpulan gambar, benda bersejarah, lukisan dan lain sebagainya yang sering dihubungkan dengan minat atau hobi objek yang lengkap. Kedua, kumpulan yang berhubungan dengan studi penelitian. Ketiga, cara mengumpulkan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan lain sebagainya. Dan arti kata tersebut, kata koleksi dapat dipahami sebagai kumpulan sesuatu. Menurut Siregar 2002: 2 “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan menurut Yulian dan Sunjana, 2009 Koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Bahan pustaka yang telah dihimpun atau dikumpulkan oleh perpustakaan, selanjutnya diolah dengan menggunakaan kaidah-kaidah tertentu, disimpan dan selanjutkan dilayankan kepada masyarakat yang membutuhkannnya. Jenis koleksi perputakaan sangat berbeda dan mencakup semua bidang ilmu, koleksi perpustakaan yang beraneka ragam disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Sama halnya dengan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi, mencakup semua bidang ilmu yang ada di perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Yulia 1993 : 3 ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu : 1. Karya cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti : a. Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 Universitas Sumatera Utara 9 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. b. Terbitan berseri Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian surat kabar, majalah mingguan bulanan dan lainnya, laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya. 2. Karya noncetak Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah: a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan. c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat dengan bantuan alat misalnya selid, transparansi, dan filmstrip. d. Bahan Kartografi Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya. 3. Bentuk mikro Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang Universitas Sumatera Utara 10 tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm. b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm standar dan 75 mm x 125 mm. c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis. 4. Karya dalam bentuk elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD- ROM player, dan sebagainya. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis-jeniskoleksi perpustakaan terdiri dari bahan pustaka cetak dan noncetak. Bahan pustaka cetak meliputi: buku, majalah, surat kabar, dan laporan. Untuk terbitan berkala jangka terbitnya tergantung kebijakan masing-masing. Bahan pustaka noncetak meliputi: video, kaset, dan piringan hitam, untuk bisa menggunakannya harus memakai alat bantu masing-masing. Sedangkan bentuk mikro cara menggunakannya dengan memakai alat bantu yakni microreader, dan untuk bentuk elektronik bisa menggunakan komputer atau CD-ROM player.

2.2 Manajemen Pengadaan Bahan Perpustakaan