Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat besar, sebagai negara kepulauan penduduk indonesia mempunyai persebaran penduduk yang tidak merata, banyak masalah yang merupakan akibat dari persebaran penduduk kerap kali muncul dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil sebuah kebijakan. Disamping itu faktor pertumbuhan penduduk yang besar serta persebarannya yang tidak merata dan rendahnya kualitas penduduk juga menjadi suatu pemasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di indonesia. SDM yang tinggi menyebabkan berbagai permasalahan antara lain adalah kemiskinan, kesehatan dan pengangguran. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang asing yang menetap di Indonesia sedangkan warga Negara Indonesia adalah Orang-orang bangsa Indonesia dan Orang-orang bangsa asing yang disahkan dengan Undang-undang sebagai WNI. Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pada hakekatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil riset tentang masalah Kualitas Pelayanan Publik Di Dukcapil Kabupaten Minahasa Selatan pada umumnya masyarakat pengguna pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan yang berpendapat prosedur berbelit-belit berpendapat bahwa sebenarnya prosedurnya Universitas Sumatera Utara 2 sudah jelas dan dapat dimengerti, akan tetapi ada kesan bahwa pegawai yang bertugas agak mempersulit prosedur seperti menambah syarat administrasi yang ada seperti harus ada surat pengantar, ataupun dengan alasan harus melalui beberapa meja dulu baru bisa dilaksanakan. Masyarakat pengguna pelayanan sebagian besar sudah mengetahui prosedur yang ada, dikarenakan mereka sudah pernah ke kantor tersebut lebih dari satu kali dengan berbagai tujuan. Mereka sudah mengetahui prosedur yang akan dijalani jika akan meminta bantuan seperti penyediaan syarat dan administrasi, surat, proposal, dan persyaratan teknis lainnya. Banyak dari peminta pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan merupakan ‘orang lama’ yang meminta bantuan, walaupun bantuan tersebut ada yang diberikan atau bahkan tidak diterima tetapi mereka terus datang sampai bantuannya diterima. Persyaratan Teknis dan Administratif Persepsi informan terhadap penyelenggaraaan pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan mengenai persyaratan teknis dan administratif, pada umumnya menyatakan persyaratan teknis dan administratif kurang jelas, kemudian masih ada juga informan lainnya yang menyatakan tidak mengerti tentang persyaratan teknis dan administratif. Selain itu adapun masalah kependudukan yang sering terjadi yaitu Nomor Induk Kependudukan ganda dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Kota Pontianak. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan NIK diformulasikan bersifat Unik dan khas serta tunggal, sehinga diharapkan kasus data ganda tidak terjadi lagi. Namun dalam pelaksanaannya ternyata masih ditemukan NIK ganda sebanyak 12.396 jiwa. Faktor penyebabnya adalah: masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dokumen kependudukan dalam menunjang aktivitas mereka sehingga kesadaran untuk mengurus atau memiliki dokumen kependudukan atas inisiatif sendiri masih rendah. Juga karena ketidakjujuran warga dalam melaporkan keadaan kependudukannya kepada petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Penduduk yang pindah ke daerah lain tidak melapor kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, sehingga NIK dari daerah asal belum ditransfer kepada dinas tempat tinggal yang baru dan untuk melakukan perekaman e-KTP makanya ada yang ganda. Dari Pihak Sumber Daya Manusia Petugas Loket yang merupakan Pegawai Negeri Sipil Dinas Dukcapil yang ditugaskan dan diberi kewenangan untuk memeriksa berkasdokumen persyaratan penerbitan, belum bisa melaksanakan fungsinya dalam pengecekan data yang masuk melalui computer yang link antara loket dan server database, hal ini diakibatkan kurangnya personil yang mampu pengoperasikan computer dimaksud. Kemudian masalah kependudukan terkait Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Praya Kabupaten Lombok Tengah Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan diungkapkan bahwa dari hasil wawancara dengan Darwis, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Praya Dukcapil Kabupaten Lombok Tengah, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat yang sedang mengurus administrasi kependudukan menyatakan bahwa masih lambannya pelayanan yang disebabkan pegawai masih minim dan kurang responsif serta Universitas Sumatera Utara 3 untuk penerbitan Akta Kelahiran masyarakat tidak diberikan kepastian jangka waktu untuk penerbitannya. Terkait dengan hal tersebut, jika mengacu pada Standar Operasional Prosedur SOP jangka waktu untuk penerbitan dokumen kependudukan tidak lebih dari 1 satu hari. Selanjutnya permasalahan kependudukann di Kabupaten Pacitan, dimana Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terjadi antrian yang cukup banyak sekitar 250-300 orang per hari bahkan lebih. Sehingga Kepala dinas menerapkan pelayanan prima yaitu pelayanan dibuka dari jam 07.00 - 17.00 WIB sehingga karyawan disini dituntut untuk bekerja ekstra. Masalah tersebut timbul karena faktor kurangnya karyawan, tidak ada batasan konsumen, tempatnya kurang luas, dan pada buku antrian masih mencatat sendiri-sendiri data berkas yang akan diproses. Berikutnya, Pelaksanaan Pembuatan Akta Kelahiran Gratis Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Way Kanan. Meskipun banyak masyarakat yang mengurus akta kelahiran tapi masih banyak lagi yang belum mengurus surat akta kelahiran, terlihat dari jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan dari segi tingkat pertumbuhan penduduknya. Sebagian masyarakat cenderung mengurus akta kelahiran anaknya apabila ada urusan tertentu, meskipun pemerintah Kabupaten Way Kanan telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yang dimana pembuatan akta kelahiran di Kabupaten Way Kanan tidak dipungut biaya atau gratis, tetapi tetap saja masyarakat kurang tertarik bahkan masyarakat membuat akta kelahiran setelah masuk sekolah atau lebih parahnya lagi setelah dewasa dengan usia yang sudah matang. Untuk menyikapi berbagai masalah yang berhubungan dengan kependudukan pemerintah berusaha memperoleh data tentang kependudukan di Indonesia yang akurat untuk mampu membuat pemetaan yang tepat guna untuk menanggulangi masalah kependudukan baik tingkat lokal dan nasional. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa Kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan Serta Penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau Surat Keterangan Kependudukan. Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah kotakabupaten, dimana dalam pelaksanaan diawali dari desakelurahan selaku ujung tombak pendaftaran penduduk,sehingga setiap Universitas Sumatera Utara 4 warga terdaftar secara administrasi dan sesuai dengan Undang-undang No 24 Tahun 2013 tentang Administrasi kependudukan. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK, SIAK adalah Suatu sistem Informasi yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk menata sistem administrasi kependudukan di indonesia, sistem ini meliputi pendataan penduduk dan catatan sipil. Keberadaan sistem administrasi kependudukan akan menghasilkan data kependudukan yang akurat, baik dari segi jumlah penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan, dan lain-lain sehingga dengan data yang akurat tesebut berguna untuk implementasi kebijakan atau program pemerintahan lainnya. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang di terbitkan oleh Dinas yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Administrasi dalam arti luas adalah segenap proses kegiatan untuk mencapai tujuan, sedangkan administrasi dalam arti yang sempit adalah segenap proses pelayanan untuk mencapai tujuan.Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan dan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi Administrasi kependudukan serta pendayagunaan yang hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Penyelenggara yang mengelola adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Universitas Sumatera Utara 5 administrasi kependudukan. Dalam menjalankan roda Pemerintahan di Daerah- Daerah Oleh Pemerintah Kabupaten Kota, diharapkan memiliki arah dan tujuan yang tegas, jelas, dan selalu mengacu pada ketentuan yang berlaku. Sebagai konsekuensi dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Disdukcapil Kota Gunungsitoli yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Gunungsitoli sebagaimana dalam Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gunungsitoli, berkewajiban menyusun dan menetapkan Rencana Strategis RENSTRA, dengan mengacu pada Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Adapun beberapa masalah kependudukan yang sering dihadapi oleh Dinas Kependudukan Kota Gunungsitoli antara lain: struktur kantor yang kurang memadai, gudang dokumen yang tidak tersedia, fasilitas yang tidak layak pakai, sosialisasi yang kurang, sertifikasi pegawai, dana yang tidak tercukupi dalam pengadaan fasilitas kantor, kesadaran masyarakat tentang pentingya dokumen kependudukan. Dalam rangka mewujudkan Visi Kota Gunungsitoli sebagaimana diatur dalam RPJMD 2011-2016 yaitu “Mewujudkan Gunungsitoli Kota Samaeri”, maka sangat dibutuhkan peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang lebih Universitas Sumatera Utara 6 berdayaguna, bersih dan bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan dimaksud, dibutuhkan suatu perencanaan yang Akuntabel berdasarkan pengembangan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatatan Sipil Kota Gunungsitoli yang berguna dalam mendukung suatu perumusan kebijakan yang mengarah pada pencapaian visi misi yang telah ditetapkan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah memiliki peran penting dalam upaya mencapai visi dan misi Pemerintah Kota Gunungsitoli. Oleh karena itu, dalam mencapai visi dan misi Kota Gunungsitoli, maka dengan sendirinya Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatatan Kota Gunungsitoli wajib diwujudkan dan sangat membutuhkan peran serta berbagai pihak dalam mendukung kegiatannya mulai dari perencanaan, alokasi pembiayaan, pelaksanaan dan evaluasi secara komprehensif dari berbagai pihak. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan kepada Daerah KotaKabupaten untuk mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran masyarakat. Dengan adanya Otonomi Daerah tentunya diharapkan Pemerintah Daerah mampu meningkatkan daya saing melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya guna, potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Universitas Sumatera Utara 7 Dalam pelayanan dan mekanisme Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil saat ini telah diberlakukan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Agar berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dapat berhasil dengan baik, maka harus disusun dalam suatu perencanaan yang matang. Perencanaan yang disusun tentunya harus mempertimbangkan keadaan yang ada dan memprediksikan keadaan yang akan datang dengan berbagai dukungan dan hambatan yang mungkin timbul. Dengan demikian, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia maka masyarakat Indonesia sadar bahwa seseorang perlu memiliki bukti tertulis dalam menentukan status seseorang atas kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa, misalnya: perkawinan, kelahiran kematian, pengakuan anak, pengesahan anak, perceraian, kematian maupun pergantian nama. Sedangkan untuk memiliki status tersebut, maka orang tersebut harus mendaftarkan peristiwa atau kejadian itu pada Lembaga Catatan Sipil, dengan demikian orang tersebut akan memperoleh bukti tertulis yang berupa Akta Catatan Sipil. Universitas Sumatera Utara 8 Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang “Implementasi Peraturan Walikota Gunungsitoli No 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gunungsitoli Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Studi Di Dinas Dukcapil Kota Gunungsitoli”.

1.2. Rumusan Masalah