Karakteristik Pelaksana Disposisi Implementor

123 masih banyak yang kurang mengetahui tentang adanya peraturan tersebut karena tertutup dalam sosialisasi serta kurang tersampaikannya informasi. Sehingga banyak diantara mereka tidak tahu informasi menjadi salah satu alasan untuk tidak berurusan dengan birokrasi. Secara keseluruhan komunikasi yang terbangun menurut informan masih kurang tegas dan kurang jelas pelaksanaannya. Gambaran komunikasi dan koordinasi antara pegawai ditingkat pemerintahan berdasarkan kasus yang muncul dan perlu selesaikan, demikian juga dengan keputusan yang diambil. Adapun alat dan metode sosialisasinya tentu mengacu pada peraturan Walikota pada khususnya dan peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia pada umumnya serta pelaksanaannya.

4. Karakteristik Pelaksana

Karakteristik pelaksana menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam implementasi kebijakan. Aspek ini mencakup dua hal penting pertama adalah mekanisme dan struktur organisasi implementor sendiri. Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui StandardOperating Procedur SOP yang dicantumkan dalam guideline program atau kebijakan. Di Dinas Kependudukan Kota Gunungsitoli, sangat disayangkan karena SOP masih belum tersusun mengingat kondisi internal dinas kependudukan yang masih belum kondusif, sehingga masih perlu di tata secara bertahap. Sampai saat ini Dinas Kependudukan Kota Gunungsitoli masih bergantung pada Peraturan, UU, dan norma-norma lainnya yang berlaku di Indonesia saat ini. Menurut Rahmat F. Lase, S.Sos: Universitas Sumatera Utara 124 ”Pembagian tugas dalam melaksanakan kebijakan sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan. Hanya saja kurangnya koordinasi dan kerjasama implementator dalam pelaksanaan kebijakan ini masih kurang sehingga menjadi kendala untuk mengaplikasikan perwal sesuai dengan jalurnya”. Sehingga ketika ada permasalahan yang rumit, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Sehingga berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan Standard Operating Procedur SOP sebagai pedoman sangatlah bermanfaat bagi kelancaran proses pelayanan kepada masyarakat dan juga untuk menghindari masalah-masalah dokumen kependudukan seperti data hilang, data ganda, ataupun data yang kurang lengkap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Perwal No 4 Tahun 2009 Tentang Peraturan Walikota No 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gunungsitoli masih belum memenuhi memenuhi indikator atau variabel struktur birokrasi.

5. Disposisi Implementor

Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Menurut informan, sikap dan komitmen implementator terhadap Peraturan Walikota No 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gunungsitoli Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik mendukung dengan harapan supaya administrasi kependudukan di Gunungsitoli lebih baik, teratur, dan tertata dengan baik, serta masyarakat juga Universitas Sumatera Utara 125 memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengurus serta melengkapi dokumen kependudukannya. Enuwarman Hulu, SE menyampaikan bahwa: ”Keterbatasan fasilitas, dana, dan kualitas sumber daya manusia menjadi kendala dalam memberikan pelayanan”. Mereka juga mengungkapkan bahwa dalam penataan administrasi kepedudukan tidak dapat hanya berpedoman pada peraturan Walikota saja karena dianggap terlalu umum, berbeda dengan saat diimplementasikan. Kurangnya kerjasama antar tim menjadi masalah ketika ada masalah dokumen kependudukan yang tidak sesuai dengan peraturan. Pada pelaksanaannya, masih ada yang bersikap apriori, egois, akusentrisme, serta kurangnya koordinasi menjadi permasalahan utama di dalam Dinas Kependudukan Sehingga menyebabkan beberapa pelaksanaan kebijakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Menurut informan, sebagai instansi pemerintah seharusnya saling mendukung setiap kebijakan dan program yang sudah ditetapkan, terlebih jika kebijakan tersebut sangat baik. Dan diharapkan mampu meningkatkan kerja sama antar instansiperangkat daerah dalam melayani masyarakat sebagai sasaran kebijakan.

4.3. Data Sekunder

Selain hasil wawancara kepada para informan, peneliti tidak memperoleh isi atau draft mengenai Peraturan Walikota No 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gunungsitoli karena isi dari peraturan ini sudah lama di simpan di gudang kearsipan pada tahun 2011 yang lalu sehingga sulit ditemukan ditumpukan dokumen lainnya bahkan draft Perwal ini belum dipublikasikan di internet. Pada dasarnya PERWAL ini menjadi Universitas Sumatera Utara