21 b
Al-Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan
atas objek
sewa yang
disediakannya dengan opsi perpindahan hak milik pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa. Berbeda dengan
transaksi Ijarah, transaksi Ijarah Muntahiya Bittamlik memberi hak pilih pada penyewa untuk memiliki barng
yang disewa.
5 Prinsip Jasa
a Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang
muwakkil kepada yang lain wakil dalam hal-hal yang diwakilkan.
b Al-Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh
penanggung kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung makfuul
‘anhu ‘ashil. c
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang
muhil kepada
orang lain
yang menanggungnya
muhal’alaih. d
Al-Sharf adalah prinsip yang digunakan dalam transaksi jual beli mata uang, baik antarmata uang sejenis maupun
antarmata uang berlainan jenis.
2.4. PembiayaanAkad Murabahah
2.4.1. Pengertian Murabahah
Al-Murabahah berasal dari kata arab, yaitu Al-Ribh keuntungan. Al-Murabahah dibentuk dengan wazan pola
pembentukan kata mufa’alat yang mengandung arti saling. Oleh karenanya secara terminologi, diartikan dan didefinisikan dengan
reaksi yang variatif. Ahmad Al-Syaisy Al Qaffal mengatakan, Al- Murabahah adalah tambahan terhadap modal. Bagi Al-Sayid Sabiq
murabahah adalah penjualan barang seharga pembelian disertai dengan keuntungan yang diberikan oleh pembeli artinya ada
tambahan harga dari harga nilai beli.
Universitas Sumatera Utara
22 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual
sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut
kepada pembeli. PSAK 102 Paragraf 5 dalam buku Riza 2012:141. Definisi ini menunjukkan bahwa transaksi murabahah tidak harus
dalam bentuk pembayaran tangguh kredit, melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan
mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari.
UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “akad murabahah”
adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga
yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Definisi lain dari murabahah menurut Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan
Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia adalah murabahah merupakan jual beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Selanjutnya, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia juga
mendefinisikan akad murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba. Pembiayaan murabahah adalah istilah untuk :
Universitas Sumatera Utara
23 1
Akad atau perjanjian jual beli antara bank dengan supplier untuk barang yang dipesan oleh nasabah.
2 Akad atau perjanjian antara bank dengan nasabah dengan
menjual barang yang telah dimiliki bank kepada nasabah. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli Sri Nurhayati Wasilah,
2008. Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada
pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya.
Berikut ini pendapat para ulama dalam buku Karim 2004:114 :
1 Maliki, membolehkan biaya-biaya yang langsung terkait dengan
transkasi jual beli itu dan biaya-biaya yang tidak langsung terkait dengan transaksi tersebut, namun memberikan nilai tambah pada
barang itu.
2 Hanafi membolehkan membebankan biaya-biaya secara umum
timbul dalam suatu transaksi jual beli, namum mereka tidak membolehkan biaya-biaya yang memang semestinya dikerjakan
oleh si penjual.
3 Hambali berpendapat bahwa semua biaya langsung maupun
tidak langsung dapat dibebankan pada harga jual selama biaya- biaya itu harus dibayarkan kepada pihak ketiga dan akan
menambah nilai barang yang dijual.
4 Syafi’i membolehkan membebankan biaya-biaya yang secara
umum timbul dalam suatu transaksi jual beli kecuali biaya tenaga kerjanya sendiri karena komponen ini termasuk dalam
keuntungannya. Begitu pula biaya-biaya yang tidak menambah nilai barang tidak boleh dimasukkan dalam komponen biaya.
Universitas Sumatera Utara
24 Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa keempat para ulama
mazhab membolehkan pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Keempat mazhab sepakat
tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang memang semestinya
dilakukan penjual maupun biaya langsung berkaitan dengan hal-hal yang berguna.
2.4.2. Ketentuan Syariah