51 Ketiga, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS. Kemudian penulis
juga melakukan studi literatur dari beberapa buku, jurnal, makalah, blog, dan hasil penelitian mengenai perbankan syariah.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini diperoleh tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui laporan keuangan tahunan
bank umum syariah yang terdapat di website masing-masing bank umum syariah tersebut. Dari data tersebut penulis membaca, meneliti, dan
mempelajari dan hasilnya dijadikan bahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3.8. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui
aplikasi SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji
multikolineritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak
masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan
cara mendeskripsikan
atau
Universitas Sumatera Utara
52 menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2008. Statistik deskriptif digunakan
untuk mendiskripsikan suatu data yng dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimun. Pengujian ini
dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi beberapa penyimpangan yang terjadi pada data yang digunakan
untuk penelitian. Hal ini agar model regresi bersifat BLUE. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu
atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005: 110. Metode yang digunakan ialah normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Universitas Sumatera Utara
53 3.8.2.2.
Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji
multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variable bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk
menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang
diajukan tidak terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang
diajukan terdapat gejala multikoloniertitas. 3.8.2.3.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas,
dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali,
2006 Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi
Universitas Sumatera Utara
54 variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu
SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas
.
3.8.2.4. Uji Autokorelasi
Pengujian dengan uji autokorelasi dalam penelitiaan ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ghozali, 2006.
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran
rasio dalam sutu persamaan linear. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Y= α + βı Xı + β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4 +
e
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
55 Y
: Pembiayaan Murabahah α
: Konstanta Intercept X
1
: CAR X
2
:
Modal Sendiri X
3 :
DPK X
4 :
SBIS e
: Besaran Nilai Residu Standar Error
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
3.8.3.2. Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial individual dalam
menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t
hitung
α 0,05; maka H1 diterima. Jika t
hitung
α 0,05; maka H1 ditolak. 3.8.3.3.
Uji F
Universitas Sumatera Utara
56 Uji silmultan dengan F-test bertujuan untuk
mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel pemoderasinya.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika F
hitung
α 0,05; maka H1 diterima. Jika F
hitung
α 0,05; maka H1 ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah
Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian
penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek –
praktek seperti menerima titipan harta, meminjam uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan
Universitas Sumatera Utara
57 pengiriman uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW.
Di zaman modern sekarang ini, usaha pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan
tahun 1940 - an, tetapi usaha ini tidak sukses. Namun demikian, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatif
dimasa modern ini didirikan di Mesir pada tahun 1963 dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Dengan bantuan permodalan
dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Mit Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan
manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk
daerah pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan politik pada tahun 1967 Bank Islam
Mit Ghamr ditutup, kemudian pada tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank, hanya
tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil. Kesuksesan Mit- Ghamr ini memberi inspirasi bagi umat muslim diseluruh dunia,
sehingga timbulah kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan dalam bisnis modern.
4.1.2 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Arifin 1999:26 Pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan
Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri
Universitas Sumatera Utara
58 perbankan di Indonesia. Para ulama itu telah berusaha mendirikan bank
bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang -undangan
yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 persen. Setelah adanya Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan
perbankan di Bogor pada Agustus 1990, kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.71992 tentang perbankan dimana perbankan
bagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam pertama di
Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 pemerintah menetapkan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-
jenis yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-
bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut
disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sebagian bank mulai membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya, ada juga bank
yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Kini perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang pesat dan
menyebar ke banyak negara, berdasarkan laporan perkembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia, pertumbuhan bank syariah saat ini
menunjukkan besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan jumlah bank yang
Universitas Sumatera Utara
59 signifikan dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan
syariah selama tahun 2011, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami peningkatan. Kondisi
perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat
terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan
dapat memberikan pengaruh pada minat masyarakat. Di sisi lain, secara internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari
Timur Tengah ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar.
4.1 Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi, terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif yang dapat dilihat
dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ln_murabahah
30 25,40
31,15 29,2657
1,40234 CAR
30 10,60
76,40 19,6593
13,07599 ln_modalsendiri
30 25,40
29,23 27,7383
,97136 ln_DPK
30 27,05
31,72 29,9287
1,26985 ln_SBIS
30 23,12
29,96 27,0282
1,37005 Valid N listwise
30
Universitas Sumatera Utara
60 Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai murabahah adalah
adalah antara 25,40 sampai dengan 31,15 dengan rata-rata sebesar 29,26 dan standar deviasi sebesar 1,40. Agar analisis tidak bias maka
untuk mencari pengaruh terhadap murabahah, maka nilai murabahah tersebut diabsolutkan. Nilai CAR antara 10,60 sampai dengan 76,40
dengan rata-rata sebesar 19,66 dan standar deviasi sebesar 13,08. Sedangkan modal sendiri adalah berkisar antara 25,40 sampai dengan
29,23 dengan rata-rata sebesar 27,74 dan standar deviasi sebesar 0,97. Nilai DPK adalah antara 27,05 sampai dengan 31,72 dengan rata-rata
sebesar 29.93 dan standar deviasi sebesar 1.27. Ukuran SBIS berkisar antara 23,12 sampai dengan 29,96 dengan rata- rata jumlah SBIS
sebanyak 27,03 dengan standar deviasi sebesar 1,37.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Ghozali, 2006. Uji normalitas yang dipergunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya Ghozali, 2006.
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data
Sumber : Data diolah, SPSS 18
Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu diagonal atau
membentuk sudut 45 derajat dengan garis mendatar. Interpretasinya adalah bahwa nilai residual pada kedua model telah terdistribusi secara
normal.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara
dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk
menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak terdapat
Universitas Sumatera Utara
62 gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka
model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas.
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error
Tolerance VIF
1 Constant
1,738 1,694
CAR -,024
,006 ,374
2,677 ln_modal.sendiri
,087 ,110
,179 5,583
ln_DPK ,820
,110 ,104
9,622 ln_SBIS
,040 ,037
,802 1,246
a. Dependent Variable: ln_murabahah
Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen.
Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari Tabel 4.2 juga dapat diketahui
bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang di bawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi
multikolonieritas dalam model regresi.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
63 Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menunjukkan
faktor pengganggu error tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi antara faktor pengganggu dengan variabel penjelas. Untuk mendeteksi
Heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Diolah, SPSS 18 Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi murabahah.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai
Universitas Sumatera Utara
64 Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka persamaan regresi dikatakan
terkena problem autokorelasi.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
,03540 Cases Test Value
15 Cases = Test Value
15 Total Cases
30 Number of Runs
20 Z
1,301 Asymp. Sig. 2-tailed
,193 a. Median
Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa residual dalam
persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,193 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data
tersebut
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen memberikan
Universitas Sumatera Utara
65 hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel
dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 ,987
a
,974 ,970
,24249 a. Predictors: Constant, ln_SBIS, CAR, ln_modal.sendiri, ln_DPK
b. Dependent Variable: ln_murabahah
Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai R
adalah sebesar 98,7 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat. Nilai R Square sebesar 97,4 dan nilai Adjusted R Square
sebesar 97,0. Hal ini berarti bahwa nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0,974 yang berarti sebanyak 97,4 variabel
Murabahah dapat dijelaskan oleh variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS dan sisanya 2,6 dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel yang diteliti
4.3.2 Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara masing - masing variabel independen untuk menjelaskan variabel
dependen dengan tingkat signifikansi 5 atau 0,05. Apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H
1
diterima.
Universitas Sumatera Utara
66 Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien
regresi tidak signifikan dan H
1
ditolak.
Tabel 4.5 Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1,738 1,694
1,026 ,315
CAR -,024
,006 -,228
-4,339 ,000
ln_modal.sendiri ,087
,110 ,060
,791 ,436
ln_DPK ,820
,110 ,742
7,452 ,000
ln_SBIS ,040
,037 ,039
1,083 ,289
a. Dependent Variable: ln_murabahah
Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengujian variabel independen
yaitu CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah secara parsial dengan hasil:
1. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Murabahah
Variabel CAR mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t negatif maka
H
1
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap Pembiayaan Murabahah.
2. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pembiayaan Murabahah
Variabel Modal Sendiri mempunyai angka signifikansi sebesar 0,436 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
2
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
67 Sehingga dapat dikatakan bahwa Modal Sendiri tidak memiliki
pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan. 3.
Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel DPK mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t positif maka H
3
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa DPK memiliki pengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah.
4. Pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah
Variabel SBIS mempunyai angka signifikansi sebesar 0,289 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
4
ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa SBIS tidak memiliki pengaruh
terhadap Pembiayaan Murabahah.
4.3.3 Uji F
Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka H
5
diterima. Pengaruh secara simultan variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS terhadap
Murabahah dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji F
Universitas Sumatera Utara
68
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
55,560 4
13,890 236,228
,000
a
Residual 1,470
25 ,059
Total 57,030
29 a. Predictors: Constant, ln_SBIS, CAR, ln_modal.sendiri, ln_DPK
b. Dependent Variable: ln_murabahah
Sumber: Data Diolah, SPSS 18
Hasil pengolahan data dalam Tabel 4.6 melalui uji Anova atau F- test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Nilai
signifikan pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi
Murabahah. Hal ini membuktikan bahwa variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS bersama
– sama secara simultan berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menyimpulkan bahwa H
5
diterima dalam model regresi penelitian ini.
4.4 Uji Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Murabahah = 1,738 – 0,024CAR + 0,087Modal.Sendiri + 0,820DPK +
0,040SBIS + Ɛ
Koefisien - koefisien pada persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
69 1
Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka nilai Pembiayaan Murabahah adalah sebesar 1,738 .
2 Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,024 yang berarti setiap
peningkatan CAR sebesar 1 akan menurukan pembiayaan murabahah sebesar 0,024, dengan catatan variabel lain dianggap tetap
cateris paribus. 3
Variabel Modal Sendiri memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,087. Tetapi nilai probabilitas menunjukkan nilai di atas 0,05 yaitu
0,436 dalam hal ini variabel modal sendiri tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan.
4 Variabel DPK memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,820. Nilai
koefisien regresi positif menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap
kenaikan satu persen variabel DPK, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Murabahah sebesar 0,820. Probabilitas
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. 5
Variabel SBIS memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,040. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0,289
dalam hal ini menunjukkan bahwa variabel SBIS tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan.
4.5 Pembahasan