Metode Pengumpulan Data Statistik Deskriptif Uji Regresi Linier Berganda

51 Ketiga, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS. Kemudian penulis juga melakukan studi literatur dari beberapa buku, jurnal, makalah, blog, dan hasil penelitian mengenai perbankan syariah.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini diperoleh tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui laporan keuangan tahunan bank umum syariah yang terdapat di website masing-masing bank umum syariah tersebut. Dari data tersebut penulis membaca, meneliti, dan mempelajari dan hasilnya dijadikan bahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3.8. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui aplikasi SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji multikolineritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau Universitas Sumatera Utara 52 menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2008. Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan suatu data yng dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimun. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi beberapa penyimpangan yang terjadi pada data yang digunakan untuk penelitian. Hal ini agar model regresi bersifat BLUE. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 3.8.2.1. Uji Normalitas Tujuan dari dilakukannya uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005: 110. Metode yang digunakan ialah normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Universitas Sumatera Utara 53 3.8.2.2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variable bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas. 3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006 Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi Universitas Sumatera Utara 54 variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas . 3.8.2.4. Uji Autokorelasi Pengujian dengan uji autokorelasi dalam penelitiaan ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ghozali, 2006.

3.8.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran rasio dalam sutu persamaan linear. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= α + βı Xı + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Dimana: Universitas Sumatera Utara 55 Y : Pembiayaan Murabahah α : Konstanta Intercept X 1 : CAR X 2 : Modal Sendiri X 3 : DPK X 4 : SBIS e : Besaran Nilai Residu Standar Error 3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. 3.8.3.2. Uji t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t hitung α 0,05; maka H1 diterima. Jika t hitung α 0,05; maka H1 ditolak. 3.8.3.3. Uji F Universitas Sumatera Utara 56 Uji silmultan dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel pemoderasinya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan sebagai berikut: Jika F hitung α 0,05; maka H1 diterima. Jika F hitung α 0,05; maka H1 ditolak. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek – praktek seperti menerima titipan harta, meminjam uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan Universitas Sumatera Utara 57 pengiriman uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Di zaman modern sekarang ini, usaha pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940 - an, tetapi usaha ini tidak sukses. Namun demikian, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatif dimasa modern ini didirikan di Mesir pada tahun 1963 dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Dengan bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Mit Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan politik pada tahun 1967 Bank Islam Mit Ghamr ditutup, kemudian pada tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil. Kesuksesan Mit- Ghamr ini memberi inspirasi bagi umat muslim diseluruh dunia, sehingga timbulah kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan dalam bisnis modern.

4.1.2 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Arifin 1999:26 Pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri Universitas Sumatera Utara 58 perbankan di Indonesia. Para ulama itu telah berusaha mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang -undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 persen. Setelah adanya Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Bogor pada Agustus 1990, kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.71992 tentang perbankan dimana perbankan bagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam pertama di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 pemerintah menetapkan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis- jenis yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sebagian bank mulai membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya, ada juga bank yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Kini perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang pesat dan menyebar ke banyak negara, berdasarkan laporan perkembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia, pertumbuhan bank syariah saat ini menunjukkan besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan jumlah bank yang Universitas Sumatera Utara 59 signifikan dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah selama tahun 2011, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami peningkatan. Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat memberikan pengaruh pada minat masyarakat. Di sisi lain, secara internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari Timur Tengah ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar.

4.1 Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi, terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ln_murabahah 30 25,40 31,15 29,2657 1,40234 CAR 30 10,60 76,40 19,6593 13,07599 ln_modalsendiri 30 25,40 29,23 27,7383 ,97136 ln_DPK 30 27,05 31,72 29,9287 1,26985 ln_SBIS 30 23,12 29,96 27,0282 1,37005 Valid N listwise 30 Universitas Sumatera Utara 60 Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai murabahah adalah adalah antara 25,40 sampai dengan 31,15 dengan rata-rata sebesar 29,26 dan standar deviasi sebesar 1,40. Agar analisis tidak bias maka untuk mencari pengaruh terhadap murabahah, maka nilai murabahah tersebut diabsolutkan. Nilai CAR antara 10,60 sampai dengan 76,40 dengan rata-rata sebesar 19,66 dan standar deviasi sebesar 13,08. Sedangkan modal sendiri adalah berkisar antara 25,40 sampai dengan 29,23 dengan rata-rata sebesar 27,74 dan standar deviasi sebesar 0,97. Nilai DPK adalah antara 27,05 sampai dengan 31,72 dengan rata-rata sebesar 29.93 dan standar deviasi sebesar 1.27. Ukuran SBIS berkisar antara 23,12 sampai dengan 29,96 dengan rata- rata jumlah SBIS sebanyak 27,03 dengan standar deviasi sebesar 1,37.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006. Uji normalitas yang dipergunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2006. Universitas Sumatera Utara 61 Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Sumber : Data diolah, SPSS 18 Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu diagonal atau membentuk sudut 45 derajat dengan garis mendatar. Interpretasinya adalah bahwa nilai residual pada kedua model telah terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak terdapat Universitas Sumatera Utara 62 gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas. Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF 1 Constant 1,738 1,694 CAR -,024 ,006 ,374 2,677 ln_modal.sendiri ,087 ,110 ,179 5,583 ln_DPK ,820 ,110 ,104 9,622 ln_SBIS ,040 ,037 ,802 1,246 a. Dependent Variable: ln_murabahah Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari Tabel 4.2 juga dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang di bawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara 63 Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menunjukkan faktor pengganggu error tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi antara faktor pengganggu dengan variabel penjelas. Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data Diolah, SPSS 18 Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi murabahah.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Universitas Sumatera Utara 64 Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi. Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a ,03540 Cases Test Value 15 Cases = Test Value 15 Total Cases 30 Number of Runs 20 Z 1,301 Asymp. Sig. 2-tailed ,193 a. Median Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,193 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen memberikan Universitas Sumatera Utara 65 hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,987 a ,974 ,970 ,24249 a. Predictors: Constant, ln_SBIS, CAR, ln_modal.sendiri, ln_DPK b. Dependent Variable: ln_murabahah Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 98,7 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat. Nilai R Square sebesar 97,4 dan nilai Adjusted R Square sebesar 97,0. Hal ini berarti bahwa nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0,974 yang berarti sebanyak 97,4 variabel Murabahah dapat dijelaskan oleh variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS dan sisanya 2,6 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti

4.3.2 Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara masing - masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5 atau 0,05. Apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H 1 diterima. Universitas Sumatera Utara 66 Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan H 1 ditolak. Tabel 4.5 Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1,738 1,694 1,026 ,315 CAR -,024 ,006 -,228 -4,339 ,000 ln_modal.sendiri ,087 ,110 ,060 ,791 ,436 ln_DPK ,820 ,110 ,742 7,452 ,000 ln_SBIS ,040 ,037 ,039 1,083 ,289 a. Dependent Variable: ln_murabahah Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengujian variabel independen yaitu CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah secara parsial dengan hasil: 1. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel CAR mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t negatif maka H 1 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap Pembiayaan Murabahah. 2. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel Modal Sendiri mempunyai angka signifikansi sebesar 0,436 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 2 ditolak. Universitas Sumatera Utara 67 Sehingga dapat dikatakan bahwa Modal Sendiri tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan. 3. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel DPK mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t positif maka H 3 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa DPK memiliki pengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah. 4. Pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel SBIS mempunyai angka signifikansi sebesar 0,289 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 4 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa SBIS tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.

4.3.3 Uji F

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka H 5 diterima. Pengaruh secara simultan variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS terhadap Murabahah dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Uji F Universitas Sumatera Utara 68 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 55,560 4 13,890 236,228 ,000 a Residual 1,470 25 ,059 Total 57,030 29 a. Predictors: Constant, ln_SBIS, CAR, ln_modal.sendiri, ln_DPK b. Dependent Variable: ln_murabahah Sumber: Data Diolah, SPSS 18 Hasil pengolahan data dalam Tabel 4.6 melalui uji Anova atau F- test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Nilai signifikan pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi Murabahah. Hal ini membuktikan bahwa variabel CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS bersama – sama secara simultan berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menyimpulkan bahwa H 5 diterima dalam model regresi penelitian ini.

4.4 Uji Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan persamaan regresi sebagai berikut: Murabahah = 1,738 – 0,024CAR + 0,087Modal.Sendiri + 0,820DPK + 0,040SBIS + Ɛ Koefisien - koefisien pada persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 69 1 Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka nilai Pembiayaan Murabahah adalah sebesar 1,738 . 2 Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,024 yang berarti setiap peningkatan CAR sebesar 1 akan menurukan pembiayaan murabahah sebesar 0,024, dengan catatan variabel lain dianggap tetap cateris paribus. 3 Variabel Modal Sendiri memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,087. Tetapi nilai probabilitas menunjukkan nilai di atas 0,05 yaitu 0,436 dalam hal ini variabel modal sendiri tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan. 4 Variabel DPK memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,820. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel DPK, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Murabahah sebesar 0,820. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. 5 Variabel SBIS memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,040. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0,289 dalam hal ini menunjukkan bahwa variabel SBIS tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan.

4.5 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 64 82

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga Dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah Di Sumatera Utara

8 95 106

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 32