Wadiah Rahn Akad dalam Perbankan Syariah

nisbah yang jelas dan diketahui keduabelah pihak. Kerjasama tersebut dilakukan untuk perkembangan suatu usaha secara bersama-sama, yang kemudian keuntungan dari usaha itu dibagi sesuai hartasaham yang ditanam, begitu pula dengan resiko kerugiannya.

2.6.1.3 Wadiah

Menurut bahasa, wadiah bermakna meninggalkanmenitipkan. Dan dalam syariah, wadiah ialah suatu akad titipan dimana obyek yang dititipkan berbentuk harta atau barang berharga lainnya kepada orang yang dipercayainya, agar bisa dikembalikan lagi pada saat diminta Hendry, 1999:120 Konesp titip menitip ini sebenarnya sudah dilakukan sejak adanya manusia dan mulai bertransaksi, dan terus-menerus berkembang dengan metode yang berbeda-beda, yang kemudian konsep titip menitip ini dilakukan oleh sebuah lembaga yang ikut mempertanggungjawabkan obyek titipan tersebut Karim, 2004:141. Dengan demikian, teknis perbankan dari akad wadiah ini ialah, konsep titip menitip, dimana pemilik danaharta menyimpan uangbarang nya untuk dijaga oleh bank. Bank kemudian akan meminta izin untuk menggunakan dana tersebut dan segala keuntungan maupun resiko kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pihak bank. Pemilik danaharta diberikan kebebasan untuk mengambil kembali danahartanya baik sebagian atuaupun seluruhnya tanpa waktu yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara

2.6.1.4 Rahn

Menurut bahasa rahn berarti jaminan. Sedangkan menurut syariah rahn ialah menjadikan nilai jaminan sebagai ganti rugi utang ketika tidak bisa melunasinya Hendry, 1999:128. Melihat dari definisi rahn menurut syariah dapat dinilai mempunyai makna yang sama dengan metode sistem gadai, tetapi berbeda dalam aplikasinya. Dimana dalam sistem gadai menggunakan sistem bunga dalam pembayarannya, sedangkan pada rahn dilakukan secara sukarela untuk saling tolong menolong tanpa mengambil keuntungan atas apapun Ismail, 2008:101. Dengan demikian, teknis perbankan dari akad rahn ialah penyerahan barangharta dari nasabah peminjam sebagai barang jaminan yang ditahan sebagai alasan meminta pinjaman. Dengan memberikan barangharta secara fisik kepada bank, kemudian bank mengeluarkan dana pinjaman tersebut kepada nasabah sesuai kesepakatan yang berlaku, baik dari jumlah dana pinjaman, jumlah fisik barangharta, serta jangka waktu pengembalian.

2.7. Respon Masyarakat