Jenis-Jenis Imunisasi Status Imunisasi

41 dijadikan patokan orangtua dalam upaya memberikan imunisasi bagi buah hatinya.

2.10.1 Jenis-Jenis Imunisasi

Jenis-jenis imunisasi menurut Kepmenkes 2013, imunisasi wajib terdiri dari: Imunisasi rutin Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus - menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin dibagi menjadi dua yaitu; Imunisasi dasar Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun yaitu; Bacillus Calmette Guerin BCG Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B DPT-HB atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B- Hemophilus Influenza type B DPT-HB-Hib Hepatitis B pada bayi baru lahir Polio Campak Imunisasi Lanjutan Imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Diberikan pada anak usia dibawah 3 tahun yaitu DPT-HB, DPT-HB-Hib dan Campak Diberikan pada anak usia sekolah dasar yaitu Diphtheria Tetanus DT, Campak dan Tetanus diphtheria Td Diberikan pada Wanita Usia Subur WUS yaitu Tetanus Toxoid TT Universitas Sumatera Utara 42 Imunisasi Tambahan Kelompok umur tertentu yang paling beresiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologi pada periode waktu tertentu Imunisasi Khusus Kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu, pada situasi tertentu, persiapan keberangkatan calon jemaah hajiumroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi Kejadian Luar Biasa KLB. Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Vaksin Keterangan BCG Optimal diberikan pada umur dua sampai tiga bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan. BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam tujuh hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan accelerated local reactiori , perlu dievaluasi lebih lanjut. Hepatitis B Pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir Polio Diberikan saat kunjungan pertama. Bayi yang lahir di Rumah Sakit diberikan vaksin DPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya dapat diberikan vaksin DPV atau IPV. DPT Diberikan pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin Universitas Sumatera Utara 43 DPTw atau DPTa atau kombinasi dengan Hepatiti B atau Hib. Ulangan DPT umur 18 bulan dan lima tahun. Campak Diberikan pada umur 9 bulan, vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun Pneumococcus PCV Dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7- 12 bulan, diberikan dua kali dengan interval dua bulan; PCV pada umur 1 tahun diberikan satu kali, namun keduanya perlu dosis ulangan satu kali pada umur 15 bulan atau minimal dua bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur diatas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali. Varicella Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur 12 tahun, perlu dua dosis dengan interval minimal empat minggu. MMR Dapat diberikan pada umur 12 bulan apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Influenza Diberikan pada umur 6 bulan, setiap tahun. Pada umur 9 tahun yang mendapat vaksin infuenza pertama kalinya harus mendapat dua dosis dengan interval minimal 4 minggu HPV Jadwal vaksin HPV bivalen 0, 1, 6 bulan; vaksin tetravalen 0, 2, 6 bulan. Dapat diberikan mulai umur 10 tahun

2.11 Diare

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-12 Bulan di Kelurahan Antirogo Kabupaten Jember

0 34 18

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabu

0 1 18

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toro

0 1 12

PENDAHULUAN Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

0 3 4

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Hubungan Status Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

1 4 18

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

1 1 17

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU MAWAR KELURAHAN MERJOSARI WILAYAH PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG

0 2 13

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE BALITA UMUR 2-5 TAHUN DI DUSUN SEMBUNGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu dengan Kejadian Diare

0 0 13