28
2.5.7 Dampak Infeksi Nosokomial
Berdasarkan pendapat Irianto 2103 yang mengutip pendapat para ahli Gisselquist, dkk. 2002, dapat disimpulkan bahwa Infeksi nosokomial dapat
memberikan dampak sebagai berikut : 1. Menyebabkan cacat fungsional, serta stress emosional, dan dapat
menyebabkan cacat yang permanen serta kematian. 2. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi
HIVAIDS yang tinggi. 3. Meningkatkan biaya kesehatan di berbagai negara yang tidak mampu,
dengan meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat mahal, dan penggunaan pelayanan lainnya.
4. Mordibitas dan mortalitas semakin tinggi. 5. Adanya tuntutan secara hukum.
2.6. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
2.6.1. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Menurut Septiari 2012, dalam mengendalikan infeksi nosokomial di Rumah Sakit ada tiga hal yang perlu ada dalam program pengendalian infeksi
nosokomial di Rumah Sakit, diantaranya : 1. Adanya sistem survailans yang mantap
Perlu ditegaskan bahwa keberhasilan pengendalian infeksi nosokomial bukanlah ditentukan oleh canggihnya peralatan yang ada, tetapi ditentukan
oleh kesempurnaan perilaku petugas dalam melaksanakan perawatan penderita secara benar. Dalam pelaksanaan survailans ini perawat sebagai
Universitas Sumatera Utara
29
petugas lapangan di garis paling depan mempunyai peran yang sangat menentukan.
2. Adanya peraturan yang jelas dan tegas serta dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi.
Peraturan-peraturan ini merupakan standar yang harus dijalankan setelah dimengerti semua petugas. Standar ini meliputi standar diagnosis ataupun
standar pelaksanaan tugas tugas. 3. Adanya program pendidikan yang terus menerus bagi semua petugas
Rumah Sakit dengan tujuan mengembalikan sikap mental yang benar dalam merawat penderita.
Menurut Sabarguna 2009, tujuan dari pengendalian infeksi nosokomial adalah terciptanya lingkungan Rumah Sakit yang memenuhi persyaratan,
menjamin adanya pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses penyembuhan pasien sehingga Rumah Sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan,
efektif dan efisien.
2.6.2 Pencegahan Infeksi Nosokomial
Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial tidak berbeda dengan penyakit infeksi lainnya, yaitu dengan metode “memotong rantai penularan” agar
invasi mikroba patogen tidak terjadi. Sasaran yang perlu diwaspadai dalam upaya ini ada tiga, yaitu :
1. Sumber penularan, seperti lingkungan Rumah Sakit, petugas, keluargapengunjung dan penderita lainnya, terutama peralatan medis
yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
30
2. Objek penularan, penderita yang sedang dalam asuhan keperawatan, khususnya yang berada dalam kondisi rentan.
3. Cara perpindahan mikroba patogen, mekanisme transmisi mikroba patogen dari sumber penularan ke objek penularan.
Menurut Irianto 2013, sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah tersedia, secara relatif murah yaitu :
1. Mentaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan kesehatan tangan serta pemakaian sarung tangan.
2. Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor,
diikuti dengan sterilisasi atau disenfeksi tingkat tinggi. 3. Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area berisiko tinggi
lainnya dimana kecelakaan perlukaan yang sangat serius dan paparan pada agen penyebab infeksi sering terjadi.
2.7 Contoh-Contoh Kasus Infeksi Nosokomial