Pelaksanaan Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap di

64

4.6 Pelaksanaan Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap di

Rumah SakitIbu dan Anak X Medan Tahun 2015 Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan diketahui hygiene perawat dan bidan pada pasien rawat inap dalam pemasangan infus intravena seperti yang terlihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Pelaksanaan Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap dalam Pemasangan Infus Intra Vena Tahun 2015 No Tindakan dalam Pemasangan Infus IntraVena Ya Tidak Jumlah n N n 1. Tersedia cairan infus 32 100 32 100 2. Tersedia jarum lurusbutterflykateter plastik abbocath 32 100 32 100 3. Tersedia set infus steril 32 100 32 100 4. Tersedia larutan antiseptik misalnya kloreheksidin, alkohol 60-90, PVI 10 32 100 32 100 5. Tersedia kasa steril 3 9,4 29 90,6 32 100 6. Tersedia Plester atau dressing transparan 32 100 32 100 7. Tersedia torniket bersih 32 100 32 100 8. Tersedia penyangga tangan barubersih 11 34,4 21 65,6 32 100 9. Tersedia handuk untuk ditaruh di bawah lengan atau tangan 32 100 32 100 10. Tersedia sarung tangan bersih atau yang telah di DTT 32 100 32 100 11. Tersedia ember berisi air hangat 32 100 32 100 12 Tersedia sabun, kain lap atau handuk kering 32 100 32 100 13. Tersedia kantong plastik atau kantong anti bocor untuk tempat pembuangan sampah yang terkontaminasi 32 100 32 100 14. Menjelaskan prosedur kepada pasien 32 100 32 100 Universitas Sumatera Utara 65 15. Identifikasi vena mana yang paling baik untuk pemasangan jarum IntraVena atau plastik kateter 32 100 32 100 16. Jika tempat insersi tampak kotor, pertama-tama bersihkan dengan sabun dan air, keringkan dengan handuk atau kain bersih 32 100 32 100 17. Cuci tangan dengan sabun 7 21,9 25 78,1 32 100 18. Mengeringkan tangan dengan handuk atau keringkan di udara alternatif lain : lakukan apabila tanganterlihat kotor, usap tangan dengan 5ml larutan atau 1 sendok teh antiseptik penggosok tangan pada kedua tangan dan usap seluruh tangan dan sela-sela jari, biarkan kering 7 21,9 25 78,1 32 100 19. Cek larutan Intra Vena botol atau kantong plastik, yakinkan cairannya betul dan aditif yang tepat seperti potasium sudah ditambahkan 32 100 32 100 20. Buka set infus dan pasang bagian- bagiannya dengan teknik aseptik jangan pegang ujung tube 32 100 32 100 21. Pasang set infus pada botol atau kantong larutan dengan melepas tutup botol atau kantong larutan tanpa menyentuh bukaannya 32 100 32 100 22. Lepaskan tutup pelindung yang menutupi jarum jangan sampai tersentuh, pegang gagang jarum dan masukkan jarum pada penutup botol atau kantong larutan Intra Vena atau buka kantong cairan infus 32 100 32 100 23. Isi pipa infus dengan menekan dan lepaskan tabung tetesan lalu lepaskan penutup pipa IntraVena dan longgarkan klem agar cairan dapat mengisi pipa, lalu eratkan klem kembali dan ganti tutup pelindung 32 100 32 100 24. Dengan lengan atas dan tangan tergantung, tempatkan torniket 10-12 cm di atas tempat pemasangan 32 100 32 100 25. Minta pasien mengepal dan membuka tangan untuk memudahkan mendapat vena 32 100 32 100 Universitas Sumatera Utara 66 26. Dengan torniket di tempat dan vena terisi, taruh tangan dan lengan di atas kain bersih di atas tempat tidur atau penyangga tangan 32 100 32 100 27. Pakai sarung tangan pemeriksaan pada kedua tangan 32 100 32 100 28. Bersihkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik dengan gerakan memutar ke arah luar dari tempat pemasangan. Jika menggunakan povidon iodin, biarkan kering dahulu, kira-kira 2 menit, karena ia hanya mengeluarkan iodin bebas, agar antiseptik aktif perlahan- lahan 32 100 32 100 29. Pasang jarum lurus atau jarum butterfly atau kateter plastik pada semprit untuk mengecek dengan mengambil darah. Jika tidak, jarum langsung hubungkan dengan ujung pipa Intra Vena steril 32 100 32 100 30. Fiksasi vena dengan ibu jari dan gerakan berlawanan dengan ibu jari dan raba kembali tempat pemasangan apakah sudah terpasang dengan baik 32 100 32 100 31. Pasang jarum atau kateter dengan tangan yang dominan. Perhatikan apakah ada darah yang kembali ke dalam pipa, lalu dorong kembali jarum atau butterfly pada tempat pemasangan samai pusat atau pangkal jarum. Setelah kateter telah terisi darah tekan jarum lalu pasang plester penahan pada pangkal jarum 32 100 32 100 32. Sambil melakukan stabilisasi jarum atau butterfly lepaskan torniket 32 100 32 100 33. Longgarkan klem agar pipa IV terbuka dengan cukup dapat mengalirkan cairan 32 100 32 100 34. Pasang plester kecil di bawah gagang dengan bagian lengket di atas, lalu silangkan plester di atas gagang. Kemudian taruh plester kecil kedua langsung di atas plester silang sebelahnya jarum atau kateter 32 100 32 100 Universitas Sumatera Utara 67 35. Taruh kasa steril 2x2cm di atas tempat fingsi vena dan dengan 2 plester. Dapat juga dipakai penutup luka transparan di atas tempat pemasangan 3 9,4 29 90,6 32 100 36. Sebelum melepas sarung tangan, buang semua sampah terkontaminasi darah kapas atau kasa dalam kantong 32 100 32 100 37. Cuci kedua sarung tangan dalam larutan klorin 0,5, lepaskan sarung tangan taruh dalam kantong plastik atau dalam kontainer anti bocor 32 100 32 100 38. Cuci tangan atau gunakan larutan antispetik penggosok tangan 32 100 32 100 39. Fiksasi lengan atau sanggah lengan memakai papan penyangga yang difiksasi dengan plester tidak langsung tapi harus menyilang. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, bila mengganti penyangga tangan dan akan menggunakan plester pada daerah tangan atau lengan, pasang plester terbalik sehingga perekat akan bertemu perekat baru dililitkan pada papan penyangga 11 34,4 21 65,6 32 100 40. Sesuaikan kecepatan tetesan permenit 32 100 32 100 Tabel 4.2 menunjukkan 40 langkah pemasangan Infus dapat dilihat langkah mana saja yang tidak tersedia dan tidak dilakukan oleh 32 perawat dan bidan. Langkah yang tidak tersedia dan tidak dilakukan oleh perawat dan bidan sebanyak 32 orang 100 yaitu pada setiap melakukan tindakan infus tidak menyediakan torniket bersih, tidak menyediakan handuk untuk ditaruh di bawah lengan atau tangan, tidak menyediakan sarung tangan bersih atau yang telah di DTT, tidak menyediakan ember berisi air hangat, tidak membersihkan tempat insersi dengan sabun dan air dan mengeringkan dengan handuk atau kain bersih jika tempat insersi tampak kotor, tidak menempatkan torniket 10-12 cm di atas Universitas Sumatera Utara 68 tempat pemasangan dengan lengan tergantung, tidak menggunakan torniket di tempat dan vena terisi dan tidak menaruh tangan dan lengan di atas kain bersih di atas tempat tidur atau penyangga tangan, tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan pemasangan infus, tidak melakukan stabilisasi jarum atau butterfly dengan melepaskan torniket, tidak membuang sampah terkontaminasi sebelum melepas sarung tangan, tidak mencuci kedua sarung tangan dalam larutan klorin dan melepaskan sarung tangan ke dalam kontainer anti bocor dikarenakan tidak menggunakan sarung tangan. Tabel 4.2 dapat diketahui dari total 32 perawat dan bidan 100 masing- masing selalu menyediakan cairan infus, jarum lurusbutterflykateter plastik, set infus steril, larutan antiseptik alkohol 70, plester, sabun dan handuk kering, kantong plastik atau kantong anti bocor untuk tempat pembuangan sampah terkontaminasi, selalu menjelaskan prosedur kepada pasien atau keluarga pasien, mengecek larutan intravena, membuka set infus dengan teknik aseptik, memasang set infus pada botol atau kantong larutan tanpa menyentuh bukaannya, melepaskan tutup pelindung dan memasukkan jarum pada penutup botol, mengisi pipa infus dengan menekan dan melepaskan penutup intravena dan melonggarkan klem agar cairan dapat terisi, meminta pasien mengepal dan membuka lengan, membersihkan tempat pemasangan dengan alkohol, memasang jarum lurusbutterflykateter plastik dan menghubungkan dengan ujung pipa intravena steril, memfiksasi dan meraba kembali tempat pemasangan apakah sudah terpasang dengan baik, memasang jarum kateter dengan tangan yang dominan, melonggarkan klem pipa intravena agar dapat mengalirkan cairan, memasang plester kecil dan menyilangkan plester di atas gagang, mencuci tangan dengan Universitas Sumatera Utara 69 sabunsetelahmelakukantindakanpemasanganinfus, dan selalu menyesuaikan kecepatan tetesan permenit. Dari lembar observasi pada penilaian hygiene dalam pemasangan infus intravena di dapat distribusi frekuensi pelaksanaan langah-langkah prosedur pemasangan infus yang dilakukan oleh 32 perawat dan bidan. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Langkah-Langkah Prosedur Pemasangan Infus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak X MedanTahun 2015 Jumlah Pelaksanaan Langkah-Langkah Pemasangan Infus Jumlah n=32 Persentase total =100 23 15 46,9 24 2 6,3 25 11 34,4 27 2 6,3 28 1 3,1 29 1 3,1 Tabel 4.3 menjelaskan bahwa mayoritas perawat dan bidan 46,9 hanya melaksanakan 23 langkah pemasangan infus oleh Koes Irianto dan minoritas 3,1 hanya melaksanakan 28 dan 29 langkah pemasangan infus masing-masing 1 orang. Universitas Sumatera Utara 70 4.7 Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015 Adapun fasilitas sanitasi yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi penyediaan air bersih, toilet kamar mandi, pengelolaan limbah padat, pengelolaan limbah cair, pengelolaan tempat pencucian linen, pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu lainnya, dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi dapat dilihat pada tabel 4.4 Universitas Sumatera Utara 71 Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 4.4Hasil Observasi Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015 No. Variabel Upaya Kesling Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Skore 1 2 3 4 5 6 1 Toilet dan Kamar Mandi 1 a. Ratio toilet atau kamar mandi dengan tempat tidur 1:15 20 20 b. Toilet tersedia pada setiap unit atau ruang khusus untuk unit rawat inap dan karyawan harus tersedia kamar mandi 20 20 c. Letak tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi dan ruang khusus lainnya 20 20 d. Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau water seal 10 e. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar 10 10 f. Kamar mandi dan toilet untuk pria, wanita dan karyawan terpisah 10 10 2 Penyehatan Air 1. Kuantitas 8 a. Tersedia air bersih 500literhari sesuai dengan kebutuhan 70 560 b. Air minum tersedia pada setiap tempat kegiatan 30 240 2. Kualitas 5 a. Bakteriologis 80 b. Kimia 15 c. Fisik 5 25 3. Sarana 3 a. Sumber PDAM, air tanah diolah 50 150 b. Distribusi tidak bocor 30 90 c. Penampungan Tertutup 20 60 3. Pengelolaan Limbah Universitas Sumatera Utara 73

1. Limbah Padat 10

a. Pemusnahan limbah padat infeksius, citotoksis dan farmasidengan incenerator suhu 1000°C atau khusus untuk sampah infeksius dapat disterilkan dengan autoclave atau radiasi microwave sebelum dibuang ke landfill 25 b. Bagi yang tidak punya incenerator ada MoU antara RS dan pihak yang melakukan pemusnahan limbah medis 20 20 c. Tempat limbah padat kuat, tahan karat, kedap air, dengan penutup dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman. Minimal satu buah tiap radius pada ruang tunggu terbuka 20 d. Tempat pengumpulan dan penampunangan limbah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan 15 e. Diangkut ke TPS 2 kalihari dan ke TPA 1 kalihari 5 50 f. Limbah domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA 5 50 g. Sampah radioaktif ditangani sesuai peraturan yg berlaku 10

2. Pengelolaan Limbah Cair

4 a. Dilakukan pengolahan melalui instalasi pengolahan limbah 80 320 b. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar. 20 80 3. Kualitas Effluent yang di Buang ke dalam Lingkungan 2 Memenuhi persyaratan Kepmen LH NO 58 Tahun 1995 atau Perda Setempat 100 200

4. Tempat Pencucian

Linen 5 a. Terdapat kran air bersih dengan kapasitas, kualitas, kuantitas dan tekanan yang tekanan yang memadai serta disediakan kran air panas untuk disenfeksi 30 b. Dilakukan pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius 15 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 34 94

Karakteristik Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

2 49 162

Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

3 39 97

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 6

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40