8
makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
3. Perawatan mata, hidung, dan telinga merupakan perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien
mandi. 4. Perawatan rambut yaitu menyikat, menyisir dan bersampo merupakan
dasar hygiene rambut untuk semua pasien. Pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman
dan harga diri, dan pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
5. Perawatan kaki dan kuku kaki menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kuku. 6. Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
2.2 Kewaspadaan Universal dalam Perawatan Pasien
Menurut Depkes RI 2000 dalam Zuidah 2007 Kewaspadaan Universal yaitu suatu pedoman yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control CDC
yang merupakan pedoman untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam memenuhi standar pencegahan infeksi guna
meminimalkan resiko penularan penyakit kepada pasien dan diri mereka sendiri. Petugas kesehatan mempunyai peran besar dalam rantai transmisi infeksi.
World Health Organization WHO sebagai induk organisasi kesehatan dunia
Universitas Sumatera Utara
9
telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah menurunkan risiko.Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan
yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan dan penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah
diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah Tietjen, 2004.
Menurut Septiari 2012, Kewaspadaan Universal meliputi : 1. Cuci tangan, setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi dan bahan
terkontaminasi, segera melepas sarung tangan, dan diantara sentuhan dengan pasien.
2. Sarung tangan, apabila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan bahan yang terkontaminasi, apabila kontak dengan selaput lendir dan
kulit terluka. 3. Masker, kacamata dan masker muka untuk mengantisipasi apabila
terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut pada saat kontak dengan darah, dan cairan tubuh.
4. Baju pelindung untuk melidungi kulit dari kontak dengan darah, dan cairan tubuh, dan mencegah pakaian tercemar selama tindakan klinik
yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. 5. Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit atau selaput lendir,
jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien.
Universitas Sumatera Utara
10
6. Peralatan perawatan pasien, tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir
dan mencegah kontaminasi pada pakaian serta lingkungan. 7. Pembersihan lingkungan yaitu perawatan rutin, pembersihan dan
desinfeksi peralatan, dan kelengkapan dalam ruang perawatan pasien. 8. Instrumen tajam, hindari memasang kembali jarum bekas, hindari
melepas jarum
bekas dari
semprit habis
pakai, hindari
membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan.
9. Resusitasi pasien, usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam
resusitasi mulut ke mulut. 10. Penempatan pasien yaitu tempatkan pasien yang mengontaminasi
lingkungan dalam ruang pribadi atau ruang isolasi.
2.3 Rumah Sakit