Infeksi Saluran Cerna Hepatitis Virus Akut

50 j. Sebelum melepas sarung tangan, buang jarum atau plastik kateter dalam kontainer benda-benda tajam dan pipa infus dan beberapa barang yang terkontaminasi darah kapas atau kasa buang ke dalam kantong plastik atau kantong anti bocor, kontainer sampah yang tertutup. k. Lepaskan sarung tangan taruh dalam kantong plastik atau kantong anti bocor, kontainer sampah yang tertutup. l. Cuci tangan pakai antiseptik penggosok tangan seperti biasa

2.7.5 Infeksi Saluran Cerna

Seorang penderita dapat digolongkan terjangkit infeksi saluran cerna apabila ditemukan gejala : a. Adanya nyeri perut secara mendadak, kadang-kadang disertai nyeri kepala. b. Nausea dan muntah-muntah yang diikuti dengan diare. c. Dapat disertai atau tanpa demam. Manifestasi klinik ini dapat muncul setelah beberapa saat penderita mengonsumsi makanan atau minuman yang disajikan. Sebagai sindrom gastroentrintis , penyebabnya dapat berupa virus, protozoa, bakteri, jamur atau parasit. Namun penyebab tersering adalah bakteri atau toksinnya seperti Salmonella,Vibrio Cholerae, Escheria Coli , sedangkan toksin berasal dari Staphylococus Aureus, Clostridium Perfringens, Clostridium Botulinum. Sebagai pedoman waktu memperkirakan penyebabnya adalah sebagai berikut : 1. Bila 1 jam, maka penyebabnya adalah bahan kimia 2. Bila antara 3-4 jam, maka kontaminasi oleh Staphylococus Aureus Universitas Sumatera Utara 51 3. Bila 8 jam, maka kontaminasi oleh bakteri enterik Penting untuk dicatat adalah tidak termasuk sebagai sindrom gastroentrintis nosokomial apabila manisfestasi klinis yang muncul sebagai akibat keracunan oleh bahan kimia Darmadi, 2008.

2.7.6 Hepatitis Virus Akut

Hepatitis virus akut muncul terutama disebabkan oleh hepatitis virus A HVA, hepatitis virus B HVB atau hepatitis virus non-A non-B HVNANB. Virus lainnya adalah Cytomegalovirus, virus Epstein-barr. Manisfestasi klinis dari hepatitis virus dapat ikterik atau non ikterik. Pada fase praikterik terdapat sedikit demam, anoreksia, mual, muntah dan nyeri perut berlangsung beberapa hari sampai dua minggu. Fase ikterik biasanya muncul sesudah gejala demam dan gejala gastroinstentinal mereda, sklera menjadi ikteri dapat diikuti dengan urine berwarna gelap, pembesaran hati disertai rasa nyeri. Untuk menetapkan diagnosis hepatitis virus akut nosokomial, digunakan manifestasi klinis, gambaran laboratorium yang spesifik dan jika manifestasi klinik muncul 2 minggu rawat inap yang merupakan masa inkubasi terpendek dari salah satu virus. Penularan virus hepatitis kepada penderita yang sedang menjalani proses asuhan keperawatan melalui cara-cara berikut : a. Cara peroral : melalui makananminuman, untuk virus hepatitis A b. Cara parental : melalui kulit, untuk virus hepatitis B sedangkan virus hepatitis NANB melalui suntikan, biopsi, infustransfusi, hemodialisis, tindakan pembedahan. Universitas Sumatera Utara 52 Bila ada manifestasi klinis ditunjang oleh hasil pemerikaan laboratorik yang spesifik muncul pada dua minggu pertama dalam masa asuhan keperawatan, berarti masuknya virus hepatitis terjadi sebelum penderita masuk Rumah Sakit. Sebaliknya sesuai dengan batasan waktu, maka diagnosis hepatitis virus akut nosokomial dapat ditegakkan apabila manifestasi klinis serta hasil pemeriksaan laboratorik yang spesifik muncul setelah dua minggu penderita menjalani asuhan keperawatan, bahkan sampai penderita diizinkan pulang karena penyakit dasarnya telah dinyatakan membaik atau sembuh Darmadi, 2008. Universitas Sumatera Utara 53

2.8 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 34 94

Karakteristik Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

2 49 162

Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

3 39 97

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 6

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40