83
4.2.4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dengan jumlah
variabel independen lebih dari satu. Secara umum, analisis regresi biasanya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan
satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mngestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Santoso, 2004 : 163, berikut ini hasil persamaan regresi linier berganda.
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta Constant
-19,478 9,985
Keadilan ,290
,194 ,170
KepatuhanWajibPajak -,060
,128 -,062
PengetahuanWajibPajak -,060
,115 ,066
SistemPerpajakan -,039
,155 ,027
Diskriminasi 1,077
,145 ,758
a. Dependent Variable: EtikaTaxOffensesTaxFraudTaxEvasion
Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2016
Koefisien regresi pada variabel keadilan berarah positif dan signifikan sebesar 0.290, hal ini berarti jika variabel intensitas
pemeriksaan pajak bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak bertambah sebesar 0.290 satuan
Universitas Sumatera Utara
84
atau sebesar 29. Koefisien regresi pada variabel kepatuhan wajib pajak berarah negatif dan signifikan sebesar -0.60, hal ini berarti jika variabel
kepatuhan wajib pajak bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak berkurang sebesar 0.60 satuan
atau sebesar 6. Koefisien regresi pada variabel pengetahuan wajib pajak berarah negatif dan signifikan sebesar -0.60, hal ini berarti jika variabel
pengetahuan wajib pajak bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak berkurang sebesar 0,60
satuan atau sebesar 6. Koefisien regresi pada variabel sistem perpajakan berarah negatif
dan signifikan sebesar -0.39, hal ini berarti jika variabel sistem perpajakan bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak berkurang sebesar 0.39 satuan atau sebesar 39. Koefisien regresi pada variabel diskriminasi perpajakan berarah positif dan
signifikan sebesar 1.077, hal ini berarti jika variabel diskriminasi perpajakan bertambah satu satuan maka variabel persepsi wajib pajak
mengenai etika penggelapan pajak bertambah sebesar 1.077 satuan atau sebesar 107.7. Berdasarkan hasil uji persamaan regresi berganda maka
dapat dilihat variabel independen yang paling dominan mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak adalah variabel
diskriminasi perpajakan, karena dilihat berdasarkan nilai beta terbesar yaitu 0.758.
Universitas Sumatera Utara
85
4.2.5. Hasil Uji Hipotesis 4.2.5.1. Hasil Uji t Parsial