96
diskriminasi. Sedangkan sisanya 100 - 50 = 50 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini
seperti variabel kecenderungan personal Ayu, 2009, teknologi informasi Ayu, 2009, dan budaya yang berbeda Mcgee, 2009
diharapkan variabel lain ini juga akan mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion dan penelitian ini akan lebih dikembangkan lagi
untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Jadi terdapat banyak variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion, dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tax offenses, tax
fraud, dan tax evasion, maka akan mencegah terjadinya tax offenses, tax fraud, dan tax evasion yang sering terjadi di indonesia, sehingga
kasus perpajakan lainnya dapat terungkap.
4.3. Interpretasi
Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda mengenai pengaruh keadilan, kepatuhan Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak, sistem perpajakan,
diskriminasi terhadap tax offenses, tax fraud, dan tax evasion, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Keadilan berpengaruh positif terhadap etika tax offenses, tax fraud,
dan tax evasion.
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara parsial antara keadilan terhadap tax offenses, tax fraud, dan tax
evasion dilihat berdasarkan nilai signifikan kurang dari 0,05. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
97
membuktikan bahwa semakin tingginya keadilan maka akan semakin tinggi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion, sehingga pemerintah perlu
meningkatkan keadilan yang berkaitan dengan penggunaan dana yang bersumber dari pajak secara adil dan merata. Hasil penelitian sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee 2008, Nickerson, et al 2009, Suminarsasi 2011. Hasil penelitian menyatakan bahwa keadilan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggelapan pajak. Kadang kala penggelapan pajak dianggap suatu hal yang etis ataupun tidak
etis tergantung bagaimana pemerintah mengelola dana yang bersumber dari pajak Negara, dimana masyarakatWP menganggap bahwa
perwujudan keadilan dalam perpajakan belumlah maksimal. Dalam hal ini Pemerintah harus mengantisipasi masalah yang sangat mendasar yang
selalu dijumpai dalam pemungutan dan pengalokasian dana pajak, yaitu bagaimanakah cara mewujudkan keadilan pajak.
2. Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh negatif tax offenses, tax fraud,
dan tax evasion.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial di dalam hubungan antara kepatuhan wajib pajak terhadap
etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Hal ini dapat di buktikan
dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Dalam penelitian ini, kepatuhan wajib pajak merupakan bagian dari variabel yang baru
diterapkan oleh peneliti untuk menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Pada dasarnya banyak hal
Universitas Sumatera Utara
98
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat jika mereka telah merasakan hasil dari pembayaran pajak tersebut. Contohnya, perbaikan
infrastruktur, peningkatan taraf pembangunan yang lebih baik dan merata, otomatis kepatuhan Wajib Pajak akan lebih meningkat. Teori memang
tidak segampang praktek dalam pengaplikasiannya. Bagaimana tidak, masih banyak pihak-pihak yang mengutamakan kepentingan pribadinya
jika dibandingkan dengan kepentingan umum. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tax offenses, tax fraud, dan tax evasion yang masih sangat
sering terjadi. Dan hal ini pula menjadi bagian terkuat yang membuat masyarakat merasa bahwa melakukan suatu tax offenses, tax fraud, dan tax
evasion bukanlah merupakan masalah yang besar sejauh masih banyak permasalahan yang terjadi di dalam pemerintahan perpajakan itu sendiri.
3. Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh negatif terhadap etika tax
offenses, tax fraud, dan tax evasion.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial di dalam hubungan antara pengetahuan wajib pajak terhadap
etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Dalam penelitian ini,
pengetahuan wajib pajak merupakan bagian dari variabel yang baru diterapkan oleh peneliti untuk menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap
etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Tidak semua Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
99
berasal dari jenjang pendidikan yang sama, dan tidak semua pula setiap Wajib Pajak memiliki pemahaman yang sama di bidang perpajakan. Hal
ini merupakan sebuah masalah yang bisa dikatakan sangat krusial, dimana dihadapkan pada sistem perpajakan di Indonesia yang menerapkan self
assessment system. Pengetahuan Wajib Pajak yang tidak merata mengenai perpajakan
dapat dijadikan tolok ukur yang cukup sederhana untuk menilai mengapa mereka melakukan tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Pada dasarnya
ini juga merupakan bagian dari tugas besar yang seharusnya dilakukan oleh pihak ditjen pajak bagaimana caranya untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat mngenai perpajakan. Apalagi, tidak jarang undang- undang perpajakan sangat sering terjadi perubahan di dalamnya dan belum
tentu semua Wajib Pajak up to date untuk itu. Dengan demikian, pengetahuan Wajib pajak harus lebih ditingkatkan seiring dengan
peningkatan terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran pajak.
4. Sistem Perpajakan berpengaruh negatif terhadap etika tax offenses,
tax fraud, dan tax evasion.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial di dalam hubungan antara sistem perpajakan terhadap etika
tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Variabel sistem perpajakan telah
digunakan di dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
100
Maka dari itu, hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee 2008, Nickerson, et al 2009, Suminarsasi
2011, dan Suryani 2013 yang menyatakan bahwa sistem perpajakan memiliki korelasi negatif signifikan terhadap penggelapan pajak.
Sistem merupakan suatu wadah untuk menentukan apakah setiap struktur yang ada di dalam wadah tersebut akan mampu melaksanakan
fungsinya dengan baik dan saling terkait satu sama lain sehingga pada akhirnya mampu memperoleh tujuan yang telah direncanakan. Sama
halnya dengan sistem perpajakan yang menjadi variabel di dalam penelitian ini. Sistem perpajakan yang diterapkan di Indonesia bisa
dikatakan sangat baik dan mudah, namun pengaplikasiannya juga masih tergolong lemah. Lemahnya pengaplikasiannya berujung pada lemahnya
kemampuan masyarakat untuk menghitung dan menyetorkan pajak penghasilan mereka sendiri. Tidak ada tekanan di dalam penerapan
sistemnya melainkan benar-benar menunggu kesadaran masyarakat itu sendiri untuk melakukan kewajibannya untuk membayar pajak.
5. Diskriminasi berpengaruh positif terhadap etika tax offenses, tax
fraud, dan tax evasion .
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara parsial di dalam hubungan antara diskriminasi perpajakan terhadap
etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai probabilitas t yang kurang dari 0.05. Variabel diskriminasi
perpajakan telah digunakan di dalam beberapa penelitian yang telah
Universitas Sumatera Utara
101
dilakukan sebelumnya. Maka dari itu, hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee 2008, Nickerson, et al
2009, Suminarsasi 2011, dan Suryani 2013 yang menyatakan bahwa diskriminasi perpajakan memiliki korelasi positif signifikan terhadap
penggelapan pajak. Diskriminasi merupakan suatu permasalahan yang sangat sering
muncul dimanapun dan dalam keadaan apapun. Apalagi ketika begitu dekat dengan hubungan jabatan dan uang. Diskriminasi bisa mendominasi
dalam keadaan apapun. Diskriminasi di dalam bidang perpajakan merupakan suatu hal yang memang benar-benar harus bisa dihilangkan.
Dalam memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak, maka setiap Wajib Pajak harus disama-ratakan. Dalam hal memberikan pengarahan,
penerapan undang-undang perpajakan, dan dalam hal penetapan tarif perpajakan maka setiap Wajib Pajak berhak untuk mendapatkan perlakuan
yang sama dan lebih baik, maka dari itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion bisa sering
dilakukan ketika pihak Ditjen pajak dinilai sering melakukan diskriminasi terhadap Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan