94
pajak yang harus lebih ditingkatkan, kemudian keadilan dalam bidang perpajakan yang lebih baik dan merata, kepatuhan wajib pajak yang
senantiasa diberikan motivasi untuk meningkatkan kesadaran mereka untuk melakukan pembayaran pajak. Kemudian, pelaksanaan berbagai
sosialisasi mengenai perpajakan yang harus lebih sering dilakukan untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak, menata sistem
perpajakan kembali agar dapat diterapkan dengan lebih baik, menghindarkan kemungkinan terjadinya diskriminasi terhadap Wajib
Pajak dengan cara senantiasa meningkatkan keadilan di bidang perpajakan, serta menerapkan tindakan kontrol yang lebih baik dan
lebih tegas untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kecurangan.
4.2.5.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X1, X2, X3, …Xn terhadap variabel
dependen Y secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen X1, X2, X3,
…Xn secara serentak terhadap variabel dependen Y. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut
Sugiyono 2007 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0.00 – 0.199 = Sangat Rendah 0.20 – 0.399 = Rendah
Universitas Sumatera Utara
95
0.40 – 0.599 = Sedang 0.60 – 0.799 = Kuat
0.80 – 1.000 = Sangat Kuat
Hasil analisis ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Hasil Uji
Adjusted R
2 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,772
a
,597 ,551
6,821 a. Predictors: Constant, Diskriminasi, Keadilan, Pengetahuan Wajib
Pajak, Sistem Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak b. Dependent Variable: EtikaTaxOffenses TaxFraud TaxEvasion
Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2016
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda R, koefisien determinasi R Square, dan koefisien
determinasi yang disesuaikan Adjusted R Square. Berdasarkan tabel model summary b di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi
berganda R sebesar 0.772. Ini menunjukkan bahwa variabel keadilan, kepatuhan Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak, sistem
perpajakan, diskriminasi terhadap etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion mempunyai hubungan yang kuat.
Hasil pada tabel 4.14 di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.597 dan nilai koefisien
determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square adalah 0.551. Hal ini berarti 50 variasi dari penggelapan pajak bisa
dijelaskan oleh variasi variabel independen keadilan, kepatuhan Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak, sistem perpajakan,
Universitas Sumatera Utara
96
diskriminasi. Sedangkan sisanya 100 - 50 = 50 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini
seperti variabel kecenderungan personal Ayu, 2009, teknologi informasi Ayu, 2009, dan budaya yang berbeda Mcgee, 2009
diharapkan variabel lain ini juga akan mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion dan penelitian ini akan lebih dikembangkan lagi
untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion. Jadi terdapat banyak variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi tax offenses, tax fraud, dan tax evasion, dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tax offenses, tax
fraud, dan tax evasion, maka akan mencegah terjadinya tax offenses, tax fraud, dan tax evasion yang sering terjadi di indonesia, sehingga
kasus perpajakan lainnya dapat terungkap.
4.3. Interpretasi