19
b. Progression
Wajib Pajak yang penghasilannya besar, harus membayar pajak yang besar dengan persentase tarif yang besar.
Dengan demikian, dari paparan mengenai keadilan pajak diatas dapat dipahami bahwa setiap Wajib Pajak akan memperoleh keadilan yang sama dalam
perlakukan pengenaan pajak, baik dari segi tarif, pelayanan, cara pemungutan dan penerapan Undang-Undang Perpajakan. Maka dari itu, setiap Wajib Pajak juga
berhak untuk memperoleh berbagai fasilitas dan pemanfaatan infrastruktur negara secara adil sebagai bentuk apresiasi dari partisipasi dan kontribusi mereka yang
telah melakukan kewajiban mereka untuk membayar pajak.
2.2. Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Nowak dalam Zain : 2004 sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan
kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: •
Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan.
•
Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
•
Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
•
Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Universitas Sumatera Utara
20
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544KMK.042000, bahwa kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah:
• Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
dalam 2 tahun terakhir.
• Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
• Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana
dibidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
• Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam
hal terhadap Wajib Pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak
yang terutang paling banyak 5.
• Wajib Pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir
diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal. 2. Pentingnya Kepatuhan Wajib Pajak dalam Meningkatkan
Penerimaan Pajak
Masalah kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik bagi negara maju maupun di negara sedang berkembang.
Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan
Universitas Sumatera Utara
21
pelalaian pajak. Pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang. Setiap Wajib Pajak diharapkan
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi untuk melakukan pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan negara sangat membutuhkan pembayaran pajak
yang dilakukan oleh Wajib Pajak sebagai penerimaan bagi negara. Kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi akan mampu meningkatkan
penerimaan negara di bidang perpajakan. Hal ini selaras dengan sebuah penelitian yang telah di lakukan bahwa kepatuhan Wajib Pajak akan
meminimalisir etika penggelapan pajak. Tetapi harus dipahami bahwa setiap Wajib Pajak yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi tentunya
juga memiliki pengetahuan yang tinggi pula mengenai perpajakan. Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Suryani 2013, tidak
menggunakan variabel kepatuhan Wajib Pajak sebagai alat ukur untuk menilai tindakan etika penggelapan pajak. Tetapi dapat dianalogikan
bahwa setiap Wajib Pajak yang patuh, maka tidak akan melakukan penggelapan pajak dan tentunya mereka sangat berperan aktif di dalam
meningkatkan penerimaan negara di sektor perpajakan.
2.3. Pengetahuan Wajib Pajak