Statistik Deskriptif Uji Regresi Linier Berganda

49

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran Dergibson, 2002. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2011:19. Priyatno 2010:12 menjelaskan bahwa analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, variasi, modus, dll. Juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan distribusi data apakah normal atau tidak.

3.4.2 Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data dalam pengolahan data penelitian ini, maka peneliti akan melakukan uji validitas dan realibilitas. 3.4.2.1 Uji Validitas Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang diukur. Menurut Ghozali 2011:52 uji Universitas Sumatera Utara 50 validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kusioner tersebut. Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. Priyatno, 2010:94. 3.4.2.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana Universitas Sumatera Utara 51 pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yng handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi Ghozali, 2011:48. 3.4.3 Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik terhadap data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokeralasi. 3.4.3.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali 2011:160 uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen terikat dan variabel independen bebas mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilakukan dengan cara menggunakan harga koefisien Skewness atau Kurtosis. Jika koefisien Skewness atau Kurtosis berada pada rentangan nilai -0,5 sampai dengan 0,5 maka dapat dikatakan bahwa data masing-masing variabel penelitian terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara 52

3.4.3.2 Uji Multikolonearitas

Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas independen satu dengan dengan variabel bebas independen yang lainnya. Apabila menggunakan pendekatan Variance Inflation Factor VIF untuk menguji hipotesisnya maka kriteria atau ukuran yang akan digunakan adalah: a. Apabila harga koefisien VIF hitung pada Collinearity Statistics sama dengan atau lebih kecil daripada 10 VIP hitung ≤ 10 maka H diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antar variabel independen tidak terjadi gejala multikolinearitas. b. Apabila harga koefisien VIP hitung pada Collinearity Statistics lebih besar daripada 10 VIP hitung 10, maka H ditolak yang berarti terdapat hubungan antar variabel independen terjadi gejala multikolinearitas. 3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan Sudarmanto, 2005. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar Gujarati, 1997 dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang Universitas Sumatera Utara 53 akurat Rietveld dan Sunaryanto, 1993. Jika menerapkan uji heteroskedastisitas menggunakan korelasi Rank-Order dari Spearman, maka kriteria atau ketentuan yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi hubungan antara data hasil pengamatan dengan nilai residual absolutnya atau tidak heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan cara: a. Apabila koefisien Signifikansi nilai probabilitas lebih besar dari alpha yang ditetapkan Sig. alpha, maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H diterima. b. Apabila koefisien Signifikansi nilai probabilitas lebih kecil dari alpha yang ditetapkan Sig. alpha, maka dapat dinyatakan terjadi adanya heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya berarti H ditolak.

3.4.4 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian Regresi Berganda dilakukan dengan penerapan uji persamaan regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , …… X n dengan variabel dependen Y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila Universitas Sumatera Utara 54 nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan Dwi, 2013:2. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen, yaitu: keadilan tax fairness, kepatuhan Wajib Pajak tax compliance, pengetahuan Wajib Pajak tax knowledge, sistem perpajakan tax system, dan diskriminasi discrimination terhadap suatu variabel dependen yaitu persepsi Wajib Pajak mengenai etika perlawanan pajak Tax Offenses, etika penggelapan pajak Tax Fraud, dan etika penghindaran pajak secara illegal Tax Evasion. adapun rumus yang digunakan: Y 1 = a + β 1 X 1 +β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e Dimana: Y = Etika tax offenses, tax fraud, dan tax evasion X 1 = Keadilan X 2 = Kepatuhan wajib pajak X 3 = Pengetahuan wajib pajak X 4 = Sistem perpajakan X 5 = Diskriminasi a = Bilangan konstanta harga Y, bila X=0 e = Error yang ditolerir 5 Universitas Sumatera Utara 55

3.4.5 Uji Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 0 11

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 0 15

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

1 2 30

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 2 3

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Wajib Pajak Melakukan Tax Offenses, Tax Fraud, dan Tax Evasion (Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia)

0 0 11

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 1 15

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

0 0 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 1 17

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). (studi empiris di kpp pratama medan-polonia)

1 3 52