Lateks pekat umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan.Lateks dikatakan stabil apabila sistem koloidnya stabil yaitu tidak
terjadi flokulasi atau penggumpalan selama penyimpanan.Kestabilan lateks yaitu tidak terjadinya penggumpalan pada kondisi yang diinginkan.Untuk tetap menjaga
kestabilan lateks, maka lateks pekat harus memenuhi persyaratan mutu menurut ASTM D 1076 dan ISO2004, ditunjukkan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Spesifikasi Mutu Lateks Pekat
No. Parameter
ASTM D1076 ISO2004
HA LA
HA LA
1 Kandungan padatan total TSC min.
61.5 61.5
61.5 61.5
2 Kandungan Karet Kering DRC min.
60.0 60.0
60.0 60.0
3 Kandungan non karet max
2.0 2.0
2.0 2.0
4 Kadar amoniak
Min 1.6 Min 1.0
Min 1.0 Min 0.8
5 Waktu kemantapan mekanis min detik
650 650
540 540
6 Bilangan KOH max
0.8 0.8
1.0 1.0
7 Asam lemak eteris max
- -
0.2 0.2
8 Tembaga max ppm
8 8
8 8
9 Mangan mx ppm
8 8
8 8
2.11. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk-Pabrik Bunut untuk menghasilkan produk lateks pekat dikelompokkan menjadi bahan
baku, bahan penolong, dan bahan tambahan. a.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk- Pabrik Bunut adalah lateks kebun yang dihasilkan dari perkebunan milik PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Lateks Kebun
b. Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan dalam proses yang
sifatnya hanya membantu kelangsungan proses produksi agar lebih baik atau lebih sempurna dan bahan penolong ini tidak akan tampak pada produk jadi.
Bahan penolong yang digunakan adalah cangkang Kelapa Sawit digunakan
sebagai bahan bakar produk crumb rubber.
Gambar 2.3. Cangkang Kelapa Sawit
c. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan sebagai pelengkap atau
menambah nilai barang yang diolah agar menjadi lebih sempurna dan bias dipasarkan
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 2.4. Kemasan Lateks Pekat
2.12. Uraian Proses
Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dipekatkan dengan proses sentrifugasi atau pendadihan dari Kadar Karet Kering KKK 28-30
menjadi KKK 60-64. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.Pemekatan lateks alam dilakukan
dengan menggunakan carasentrifugasi. Berikut urutan pengolahan lateks dengan cara sentrifugasi pemusingan:
a. Penerimaan Lateks Kebun
Lateks dari kebun kebersihannya harus terjaga dengan selalu mengunakan peralatan yang bersih.Lateks diterima dalam bak penerimaan melalui
saringan 80mesh, diukur jumlahnya dan diaduk merata. Kemudian diambil contoh untuk menentukan kadar karet dengan cara menambahkan amoniak
kedalam lateks sebanyak 2-3 gram per liter lateks kemudian dilakukan pengadukan.
b. Sentrifugasi Pemusingan
Lateks yang dimasukkan kedalam alat sentrifugasi separator akan mengalami pemutaran dengan kecepatan putar 6000-7000 rpm. Pemutaran
Universitas Sumatera Utara
dalam sentrifugasi ini melibatkan dua gaya yaitu gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut jauh lebih besar daripada percepatan
gaya berat dan gerak brown sehingga akan terjadi pemisahan partikel karet dengan serum. Bagian serum yang mempunyai rapat jenis besar akan
terlempar ke bagian luar lateks skim dan partikel karet akan terkumpul pada bagian pusat alat sentrifugasi. Lateks pekat ini mengandung karet
kering 60, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering antara 3-8 dengan rapat jenis sekitar 1,02 gcm
3
. c.
Penyimpanan Lateks Pekat Lateks Pekat hasil dari proses pemusingan perlu disimpan atau diperam
terlebih dahulu selama 2 minggu atau lebih. Selama pemeraman perlu diaduk setiap hari untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan.
d. Pengemasan
Pada umunya pengemasan lateks dilakukan didalam drum besi atau plastik volume 200 liter. Apabila menggunakan drum besi maka perlu diberi
bahan pelapis terlebih dahulu dibagian dalamnya.
2.13. Utilitas