pernah mengalami masalah. Berakhirnya pekerjaan pemborongan pengaspalan jalan ini ditandai dengan serah terima pekerjaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen bidang pengembangan prasarana jalan dan jembatan kabupaten Labuhanbatu.
Sesuai dengan ketentuan yang tertulis didalam kontrak, bahwa apabila seluruh pekerjaan telah selesai maka pihak kedua wajib melakukan pemeliharaan
atas hasil pekerjaan tersebut selama 180 seratus delapan puluh hari kalender terhitung sejak serah terima pertama. Hal ini dimaksudkan agar pihak kedua
bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan, kegagalan ataupun kekurangan pekerjaan. Bapak Abdul Rahman
sendiri mengatakan bahwa mereka berusaha sebaik mungkin melakukan setiap pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Apabila terjadi kerusakan atau
kegagalan bangunan pada jangka waktu pemeliharaan yang dikarenakan kecerobohoan dari pihakanggota mereka sendiri, maka mereka juga yang akan
dirugikan. Hal ini disebabkan jaminan pelaksanaan akan terpakai untuk melakukan perbaikan.
122
D. Pengaturan Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pelaksanaan
Perjanjian Jasa Pemborongan Pengaspalan Jalan Dusun Gunung Tempurung.
Dalam KUH Perdata terdapat pasal-pasal yang mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemborongan tetapi hanya sedikit. KUH
122
Wawancara dengan Bapak Drs. Abdul Rahman Siahaan, pada hari Minggu, 16 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
Perdata menjelaskan bahwa kewajiban dari si pemberi tugas adalah membayar jumlah harga borongan sebagaimana yang tercantum dalam kontrak, sedangkan
kewajiban si pemborong adalah melaksanakan pekerjaan pemborongan sesuai dengan kontrak, rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dijelaskan bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
kemampuan jasa konstruksi nasional adalah pemenuhan kontrak kerja konstruksi yang dilandasi prinsip kesetaraan kedudukan antar pihak dalam hak dan
kewajiban. Dengan kesetaraan di antara para pihak di dalam kontrak diharapkan dapat terwujudnya daya saing yang handal dan kemampuan untuk
menyelenggarakan pekerjaan secara lebih efisien dan efektif.
123
• Hak dan kewajiban Pejabat Pembuat Komitmensi pemberi tugas :
Mengenai pengaturan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian jasa pemborongan pengaspalan jalan dusun gunung tempurung terdapat
dalam syarat-syarat umum kontrak pada poin yang ke 24. Adapun mengenai pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia
jasa. b.
Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Melakukan perubahan kontrak.
d. Menangguhkan pembayaran.
123
Patricia Paramita, “Hukum Perikatan dalam Jasa Konstruksi”, http:mita- tembem.blogspot.com201111hukum-perikatan-dalam-jasa-konstruksi.html, diakses pada tanggal
18 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
e. Mengenakan denda keterlambatan.
f. Membayar uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi. g.
Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan pekerjaan. h.
Memberikan instruksi sesuai jadwal. i.
Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa terhadap semua tuntutan hukum, tuntutan lainnya, tanggungan yang timbul karena
kesalahan, kecerobohan, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
• Hak dan kewajiban penyedia jasasi pemborong :
a. Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi.
b. Menerima pembayaran ganti rugikompensasi bila ada
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapan dalam kontrak. d.
Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Memberikan peringatan dini dan keterangan-keterangan yang diperlukan
untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak. g.
Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
perusakan dan pengaruhgangguan kepada masyarakat maupun miliknya,
Universitas Sumatera Utara
sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan oleh kegiatan penyedia jasa.
Disamping syarat-syarat khusus tersebut, sesuai dengan dokumen kontrak, ada beberapa tanggung jawab dan kewajiban yang dibebankan kepada CV. Raut
Agung Group dalam melaksanakan pemborongan pekerjaannya antara lain :
124
1. Mengadakan usaha-usaha untuk menjamin keselamatan dan keamanan para
pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi peraturan tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja ASTEK.
2. Diwajibkan bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah sesui
dengan ketentuan yang berlaku. 3.
Harus menyediakan segala peralatanalat berat seperti mesin gilas, motor graider, excavator, dump truck dan lain-lain yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dilapangan secara mandiri atau dengan menyewa dari pihak luar.
4. Bertanggung jawab terhadap milik negara yang dipinjamkan atau yang
diserahkan kepada CV. Raut Agung Group meliputi pemeliharaan, menjaga kondisi, perbaikan atas kerusakan dan penggantian atas kehilangan milik
negara tersebut. 5.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya peralatanalat berat menjadi tanggung jawab CV. Raut Agung Group dan hal ini tidak dapat dijadikan
alasan atas keterlambatan pekerjaan dan menyangkut kualitas pekerjaan.
124
Pasal 15 Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 60218SPPAPBDPJWIL.VIIILB 2007.
Universitas Sumatera Utara
6. Harus mengutamakan jasa dan produksi dalam negeri dengan tetap memenuhi
persyaratan spesifikasi tekhnik pekerjaan. Dalam Surat Perintah Mulai Kerja yang dikeluarkan oleh Dinas
Permukiman dan Prasarana Daerah Kota Labuhanbatu dijelaskan bahwa pihak penyedia berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan pengaspalan jalan dalam
waktu 114 seratus empat belas hari. Pekerjaan ini dimulai pada hari Senin tanggal 03 September 2007 dan harus selesai pada hari Senin tanggal 24
Desember 2007 dengan masa pemeliharaan selama 180 seratus delapan puluh hari. Jika pihak penyedia tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan untuk
pertama kalinya maka penyedia tersebut akan dikenakan denda 1‰ satu permil dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatannya dan setinggi-tingginya 5
lima persen dari harga kontrak.
125
Sedangkan untuk pemutusan kontrak secara sepihak, baru dapat dilakukan jika pihak penyedia cidera janji atau tidak
mematuhi teguran secara berturut-turut selama tiga kali.
126
Untuk menyeimbangkan kontrak tersebut, maka dicantumkan juga tanggung jawab dan kewajiban pihak si pemberi tugas. Adapun hal tersebut ialah
apabila terjadi hal-hal diluar kekuasaan kedua belah pihak keadaan memaksaforce majeure sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan
kewajibannya maka pihak pemberi tugas wajib membayar pihak pemborong sesuai dengan prestasi yang telah dikerjakannya. Keadaan force majeure adalah
125
Pasal 8 Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 60218SPPAPBDPJWIL.VIIILB 2007.
126
Pasal 10 Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 60218SPPAPBDPJWIL.VIIILB 2007.
Universitas Sumatera Utara
keadaan luar biasa yang terjadi diluar kemampuan dan kesalahan pihak penyedia seperti gempa bumi, banjir besar, bencana alam lain, kebakaran, perang, huru-
hara, sabotase dan keadaan darurat lainnya yang terhadapnya pihak penyedia tidak mampu untuk mencegah dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan
sebelumnya. Keadaan memaksa ini haruslah diberitahukan secara tertulis oleh pihak penyedia selambat-lambatnya 5 lima hari sejak dinyatakan oleh pejabat
yang berwenang.
127
Dalam pelaksanaan kontrak pengadaan, penyedia barangjasa tidak hanya diwajibkan melaksanakan kewajiban yang secara tegas diatur dalam kontrak,
tetapi juga wajib menanggung adanya cacat dalam kualitas pekerjaan. Kewajiban menanggung ini dapat bersifat tegas dalam kontraknya maupun secara diam-diam.
Pengguna barangjasa hanya akan menerima pekerjaan penyedia barangjasa jika pekerjaan itu sesuai dengan spesifikasi, tidak mengandung cacat dan dalam
tenggang waktu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. jika terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi atau jika terdapat cacat maka pengguna
barangjasa berhak dalam melakukan penolakan atau bahkan dapat memutuskan kontrak.
128
E. Kendala dan upaya yang ditempuh oleh para pihak untuk menyelesaikan