keadaan luar biasa yang terjadi diluar kemampuan dan kesalahan pihak penyedia seperti gempa bumi, banjir besar, bencana alam lain, kebakaran, perang, huru-
hara, sabotase dan keadaan darurat lainnya yang terhadapnya pihak penyedia tidak mampu untuk mencegah dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan
sebelumnya. Keadaan memaksa ini haruslah diberitahukan secara tertulis oleh pihak penyedia selambat-lambatnya 5 lima hari sejak dinyatakan oleh pejabat
yang berwenang.
127
Dalam pelaksanaan kontrak pengadaan, penyedia barangjasa tidak hanya diwajibkan melaksanakan kewajiban yang secara tegas diatur dalam kontrak,
tetapi juga wajib menanggung adanya cacat dalam kualitas pekerjaan. Kewajiban menanggung ini dapat bersifat tegas dalam kontraknya maupun secara diam-diam.
Pengguna barangjasa hanya akan menerima pekerjaan penyedia barangjasa jika pekerjaan itu sesuai dengan spesifikasi, tidak mengandung cacat dan dalam
tenggang waktu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. jika terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi atau jika terdapat cacat maka pengguna
barangjasa berhak dalam melakukan penolakan atau bahkan dapat memutuskan kontrak.
128
E. Kendala dan upaya yang ditempuh oleh para pihak untuk menyelesaikan
sengketa dalam perjanjian pemborongan
Sebagai suatu rencana manusia, tentunya tidak semua dari rencana tersebut kesampaian apa adanya seperti yang direncanakan. Demikian juga rencana
127
Pasal 14 Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 60218SPPAPBDPJWIL.VIIILB 2007.
128
Y. Sogar Simamora. Op.Cit. Hal. 253.
Universitas Sumatera Utara
pembangunan suatu proyek yang dituangkan dalam kontrak konstruksi perjanjian pemborongan tentunya tidak selamanya dapat tercapai. Banyak hal yang
dipengaruhi oleh kehendak manusia atau di luar kehendak manusia yang mempengaruhi jalannya suatu kontrak konstruksi yang dapat menyebabkan
rencana tersebut diubah haluan di tengah jalan, atau bahkan kemungkinan rencana tersebut harus dibatalkan sama sekali. Demikianlah maka akhirnya
berkembanglah teori dan praktek hukum mengenai ketidakterlaksanaan kontrak konstruksi ini dengan berbagai bentuk dan konsekuensi. Adapun hal-hal yang
menjadi kendala sehingga menyebabkan ketidakterlaksanaannya suatu kontrak konstruksi antara lain keterlambatan, ketidakcocokan dan kegagalan; suspensi;
repudiasi; determinasi; force majeure; variasi; exempsi; hardship; dan terminasi.
129
Ketidakterlaksanaannya suatu kontrak konstruksi dapat menimbulkan perselisihan atau yang sering disebut dengan “sengketa konstruksi” diantara pihak
pengguna dengan pihak penyedia barangjasa tersebut. Yang dimaksud dengan sengketa konstruksi adalah sengketa yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan
suatu usaha jasa konstruksi antara pihak yang tersebut dalam kontrak konstruksi, yang di dunia barat disebut dengan Construction Dispute.
130
Pasal 36 dan 37 UU No. 18 Tahun 1999 mengatur mengenai penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasar pilihan sukarela para pihak yang bersengketa, yang dimaksudkan untuk melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa
129
Munir Fuady. Op.Cit. Hal. 198.
130
Nazarkhan Yasin. Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Hal. 83.
Universitas Sumatera Utara
sebagai aplikasi dari asas kebebasan berkontrak. Ketentuan tersebut diatas dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 49-54 PP No. 29 Tahun 2000 bahwa
penyelesaian sengketa dalam jasa konstruksi di luar pengadilan dapat dilakukan dengan cara mediasi, konsiliasi dan melalui lembaga arbitrase ad hoc.
131
Kenyataan yang paling banyak terjadi dalam praktek dari sebagian besar perjanjian pemborongan jika terjadi perselisihan biasanya akan diselesaikan
secara musyawarah. Jika tidak ada kata sepakat baru meminta penyelesaian ke Pengadilan.
132
Apabila terjadi kendala-kendala yang pada akhirnya dapat menimbulkan perselisihan diantara kedua belah pihak yaitu Dinas Kimprasda dengan CV. Raut
Agung Group, maka penyelesaian perselisihan itu akan dilakukan dengan cara musyawarah. Namun jika musyawarah tersebut tidak juga bisa menyelesaikan
perselisihan tersebut, maka kedua pihak sepakat untuk menunjuk Pengadilan Negeri Rantauprapat.
Untuk kontrak pengaspalan jalan antara Dinas Kimprasda dengan CV. Raut Agung Group yang dimulai dari proses pembuatan kontrak sampai dengan
penyerahan hasil pekerjaan dari CV. Raut Agung sendiri tidak pernah mengalami kendala-kendala. Hal inilah yang menyebabkan pekerjaan pengaspalan jalan itu
dapat berjalan sesuai dengan dokumen kontrak.
133
131
Marthen H. Toelle. Op.Cit. Hal. 121.
132
Sri Soedewi Masjchun Sofwan. Op.Cit. Hal. 89.
133
Pasal 8 Syarat-Syarat Khusus Kontrak,
Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 602 18SPPAPBDPJWIL.VIIILB2007.
Universitas Sumatera Utara
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan