6. Asas keterbukaan, yang mengandung pengertian ketersediaan informasi
yang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi para pihak, terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang
memungkinkan para pihak dapat melaksanakan kewajibannya secara optimal dan kepastian akan hak dan untuk memperolehnya serta
memungkinkan adanya koreksi sehingga dapat dihindari adanya berbagai kekurangan dan penyimpangan.
7. Asas keamanan dan keselamatan, yang mengandung pengertian
terpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja serta pemanfaatan hasil pekerjaan
konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan umum.
B. Jenis-jenis perjanjian pemborongan
Berdasarkan Pasal 50 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 kontrak pengadaan barangjasa yang dilaksanakan dengan perjanjian pemborongan dibagi
atas beberapa jenis. Dilihat dari bentuk imbalannya, maka kontrak pengadaan barangjasa dapat
dibedakan dalam 5 lima jenis, yaitu :
65
a. Lump sum, yaitu kontrak pengadaan barangjasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barangjasa.
b. Harga satuan, yaitu kontrak pengadaan barangjasa atas seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuanunsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barangjasa.
c. Gabungan Lump sum dan harga satuan, yaitu kontrak yang merupakan
gabungan Lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
d. Terima jadi turn key adalah kontrak pengadaan barangjasa
pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
bangunankontruksi, peralatan dan jaringan utama maupun
65
Ibid. Hal. 113.
Universitas Sumatera Utara
penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
e. Persentase, yaitu kontrak pelaksanaan jasa konsultasi dibidang
konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase
tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksipemborongan tersebut.
Sedangkan ditinjau dari jangka waktu pelaksanaannya, maka kontrak pengadaan barangjasa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
66
a. Tahun tunggal, yaitu kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana
anggaran untuk masa 1satu tahun anggaran. b.
Tahun jamak, yaitu kontrak pelaksaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1satu tahun anggaran yang dilakukan
atas persetujuan oleh:
- Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN,
- Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD Provinsi,
- BupatiWalikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD
KabupatenKota. Ditinjau dari jumlah pengguna barangjasa, maka dapat dibedakan dalam 3
tiga jenis, yaitu :
67
a. Kontrak pengadaan tunggal, yaitu kontrak antara satu unit kerja atau satu
proyek dengan penyedia barangjasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
b. Kontrak pengadaan bersama, yaitu kontrak antara beberapa unit kerja atau
beberapa proyek dengan penyedia barangjasa tertentu untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas dari masing-masing unit kerja dan pendanaan
bersama yang dituangkan dalam kesepakatan bersama.
c. Kontrak Payung Framework Contract, yaitu merupakan kontrak harga
satuan antara pemerintah dengan penyedia barangjasa yang dapat dimanfaatkan oleh KLDI KementerianLembagaSatuan Kerja
Perangkat Daerah Institusi lainnya.
C. Para Pihak dalam Perjanjian Pemborongan