untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa vide Pasal 11;
i. Kontrak atau perjanjian trust, yaitu kontrak atau perjanjian yang dibuat
antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain untuk melakukan kerjasama dengan membentuk gabungan perusahaan atau perseroan yang lebih besar,
dengan tetap menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masing- masing perseroan anggotanya vide Pasal 12;
j. Kontrak atau perjanjian oligopsoni, yaitu kontrak atau perjanjian yang
dibuat antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan agar
dapat mengendalikan harga atas barang dan atau jasa dalam pasar yang bersangkutan vide Pasal 13;
k. Kontrak atau perjanjian integrasi vertikal, yaitu kontrak atau perjanjian
yang dibuat antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam
rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu. Setiap rangkaian produksi itu merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam
satu rangkaian langsung maupun tidak langsung vide Pasal 14;
l. Kontrak atau perjanjian tertutup, yaitu kontrak atau perjanjian yang dibuat
antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa hanya akan memasok
kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak dan atau pada tempat tertentu vide Pasal 15;
m. Kontrak atau perjanjian dengan pihak luar negeri, yaitu kontrak atau
perjanjian yang dibuat antara pelaku usaha dengan pihak lainnya di luar negeri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktik monopoli dan atau persaingan tidak sehat vide Pasal 16.
C. Bentuk dan Fungsi Kontrak
Kontrak menguasai begitu banyak bagian kehidupan sosial kita sehingga kita tidak tahu berapa banyak kontrak yang telah kita buat setiap harinya. Sekilas,
bila kita mendengar kata kontrak, kita langsung berpikir bahwa yang dimaksudkan adalah suatu kontrak tertulis. Artinya, kontrak sudah dianggap sebagai suatu
pengertian yang lebih sempit dari kontrak. Dan bila melihat berbagai tulisan, baik buku, makalah atau tulisan ilmiah lainnya, kesan ini tidaklah salah, sebab
Universitas Sumatera Utara
penekanan kontrak selalu dianggap sebagai medianya suatu kontrak yang dibuat secara tertulis.
34
Adapun bentuk-bentuk kontrak dan kekuatannilai pembuktiannya, dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
35
1. Kontrak Lisan
Adalah suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak secara lisan oral contract, tidak secara tertulis dalam akta bawah tangan maupun akta
otentik. Dalam kontrak lisan terkandung suatu janji yang mengungkapkan kehendak yang dinyatakan dan dianggap sebagai elemen
konstitutif dari kekuatan mengikat kontrak. Namun demikian, adanya suatu janji bertimbal-balik tidak serta merta membentuk kontrak. Kontrak
baru terbentuk jika ada perjumpaan atau persesuaian antara janji-janji yang ditujukan satu pihak terhadap pihak lainnya.
Hukum memperbolehkan para pihak membuat kontrak secara lisan. Namun, dalam perkembangan praktik hukum modern saat ini, suatu
kontrak yang dibuat secara lisan tidak dapat dipertahankan lagi dalam kaitannya dengan kepentingan pembuktian, sehingga kontrak harus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta di bawah tangan atau akta otentik yang digunakan sebagai alat pembuktian.
2. Kontrak Tertulis dalam Akta di Bawah Tangan
Menurut Pasal 1874 KUH Perdata, akta di bawah tangan adalah Surat atau tulisan yang dibuat oleh para pihak tidak melalui perantaraan pejabat
yang berwenang pejabat umum untuk dijadikan alat bukti. Jadi akta di bawah tangan semata-mata dibuat antara para pihak yang
berkepentingan. Dengan demikian, semua kontrak yang dibuat antara para pihak sendiri secara tertulis dalam akta di bawah tangan, bentuknya
bebas, terserah bagi para pihak yang membuatnya juga diperbolehkan di mana saja. Yang terpenting bagi kontrak tertulis dalam akta di bawah
tangan itu terletak pada tanda tangan para pihak. Di mana akta ini mempunyai kekuatannilai pembuktian sepanjang para pihak mengakui
atau tidak ada penyangkalan dari satu pihak di antara dua pihak.
3. Kontrak Tertulis dalam Akta Otentik
Akta otentik menurut Pasal 1868 KUH Perdata adalah akta dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang yang dibuat oleh atau di hadapan
pejabat yang berkuasa pejabat umum untuk itu, di tempat di mana akta dibuatnya. Jadi, suatu akta disebut akta otentik jika memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
34
Nurul Muslimah Kurniati. “Pengertian dan Arti Penting Kontrak”, http:notarisnurulmusl imahkurniati.blogspot.com200904pengertian-dan-arti-penting kontrak.html diakses 28 Januari
2014.
35
Muhammad Syaifuddin. Op. Cit. Hal. 137.
Universitas Sumatera Utara
a Akta yang dibuat oleh akta yang dibuat di hadapan pejabat umum,
yang ditunjuk oleh undang-undang; b
Bentuk akta ditentukan oleh undang-undang dan cara membuat akta harus menurut persyaratan materil subtantif dan
persyaratan formil prosedural yang ditetapkan oleh undang- undang;
c Di tempat di mana pejabat berwenang membuat akta itu.
Pejabat yang berkuasa atau pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pengadilan, pejabat catatan sipil, dan dalam perkembangannya
camat karena jabatannya dapat ditunjuk sebagai PPAT. Akta notaris agar mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna harus memenuhi persyaratan
materil dan persyaratan formil. Jika tidak memenuhi persyaratan maka akan diproses di pengadilan dan nilai pembuktiannya diserahkan kepada hakim.
36
Berbicara mengenai fungsi kontrak, Salim HS menyebutkan fungsi Kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yuridis dan fungsi ekonomis.
Fungsi yuridis kontrak adalah fungsi dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak. Sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan hak milik sumber
daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.
37
Kontrak mempunyai fungsi filosofis, yaitu mewujudkan keadilan bagi para pihak yang membuat kontrak, bahkan bagi pihak ketiga yang mempunyai
kepentingan hukum terhadap kontrak tersebut. Keadilan adalah apa yang hendak dituju dengan atau melalui hukum kontrak. Pengertian keadilan yang luas ini
Sedangkan Muhammad Syaifuddin menjelaskan dalam bukunya bahwa kontrak mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi filosofis, fungsi yuridis dan fungsi
ekonomis kontrak.
36
Ibid. Hal. 143.
37
Salim H.S. Op. Cit. Hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
dapat dikembangkan dengan menempatkan keadilan sebagai tujuan hukum kontrak, yang satu dan lain hal akan sangat bergantung kepada sudut pandang dan
cara memahami keadilan.
38
Kontrak mewujudkan nilai keadilan dalam tatanan sosial dan ekonomi di masyarakat dengan cara memfasilitasi, mengakomodasi dan mengatur hubungan
hukum kontraktual para pihak yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban secara seimbang. Dengan arti lain, kontrak juga berfungsi sebagai instrument
hukum untuk mengeliminasi atau paling tidak mereduksi ketidakseimbangan dalam tatanan sosial dan ekonomi di masyarakat, khususnya dalam kontrak-
kontrak yang dibuat oleh para pihak sebagai warga atau bagian dari masyarakat.
39
Kontrak mempunyai fungsi yuridis, yaitu mewujudkan kepastian hukum bagi para pihak yang membuat kontrak, bahkan bagi pihak ketiga yang
mempunyai kepentingan hukum terhadap kontrak tersebut. Kontrak memberikan jawaban atas kebutuhan ekonomi yang konkrit dalam masyarakat dan sekaligus
ditujuka n untuk menjamin terwujudnya kepastian hukum. Makna “kepastian hukum mencakup sejumlah aspek yaitu : pertama, perlindungan terhadap subjek
hukum kontrak orang dan badan hukum dari kesewenang-wenangan subjek hukum kontrak yang lainnya. Kedua, bahwa subjek hukum kontrak harus dapat
menilai akibat hukum dari perbuatannya, baik akibat dari tindakan maupun kesalahankelalaian. Itu sebabnya, negara diwakili pemerintah tidak hanya
mengatur pelaksanaan kontrak, tetapi juga menentukan sanksi berkaitan dengan
38
Muhammad Syaifuddin. Op. Cit. Hal. 37.
39
Ibid. Hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan undang-undang yang dilanggar oleh para pihak yang melaksanakan kontrak tersebut.
Fungsi dari kontrak yang terakhir menurut Muhammad Syaifuddin yaitu fungsi ekonomis. Fungsi ekonomis ini dapat dipahami bahwa kontrak dapat
berfungsi sebagai instrumen hukum untuk mengakomodasi, memfasilitasi dan memproteksi proses pembagian atau pertukaran hak dan kewajiban hukum yang
berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan benda-benda dan jasa-jasa yang bernilai ekonomis dalam rangka pengayaan proses menjadi kaya secara sah dan
adil sebagai suatu keadaan yang lebih baik bagi para pihak yang membuat kontrak.
40
D. Subjek hukum dalam kontrak