Prestasi dan Wanprestasi dalam Kontrak

dapat diganti kedudukannya dengan kreditur atau debitur baru, kontrak ini berbentuk “aan order”atau kontrak atas orderatas perintah dan kontrak “aan toonder” atau kontrak atas nama atau kepada pemegangpembawa pada surat–surat tagihan utang. Dalam mengadakan kontrak atau kontrak setiap subyek hukum haruslah memenuhi persyaratan–persyaratan tertentu supaya kontrak tersebut mengikat, misalnya, untuk subyek hukum “orang” harus dewasa, sedangkan subjek hukum “badan hukum” harus memenuhi persyaratan hukum formal suatu badan hukum. Kedua jenis subjek hukum tersebut memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan kontrak, seperti dapat melakukan gugatan dan digugat, menghadap ke pengadilan, dan sebagainya. Pemerintah berkedudukan sebagai badan hukum privat. Subjek hukum kontrak, baik orang manusia kodrati maupun badan hukum diwakili oleh pengurusnya, harus berwenang dan cakap untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum kontraktual membuat kontrak dalam hubungan- hubungan hukum dilapangan hukum harta kekayaan. 46

E. Prestasi dan Wanprestasi dalam Kontrak

Prestasi dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah performance dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak dimaksudkan dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan term dan condition sebagaimana sesuai dengan kontrak yang bersangkutan. 46 Muhammad Syaifuddin. Op. Cit. Hal. 65. Universitas Sumatera Utara Adapun yang merupakan model-model dari prestasi adalah seperti yang disebutkan dalam pasal 1234 KUH Perdata, yaitu berupa: 47 1. Memberikan sesuatu; 2. Berbuat sesuatu; 3. Tidak berbuat sesuatu. Kemudian Pasal 1235 KUHPerdata menyebutkan: “Dalam tiap-tiap perikatan untuk memberikan sesuatu adalah termaktub kewajiban si berutang untuk menyerahkan kebendaan yang bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai seorang bapak rumah yang baik, sampai pada saat penyerahan”. Dari pasal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perikatan, pengertian “memberi sesuatu” mencakup pula kewajiban untuk menyerahkan barangnya dan untuk memeliharanya hingga waktu penyerahannya. Istilah “memberikan sesuatu” sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 1235 KUHPerdata tersebut dapat mempunyai dua pengertian, yaitu: 1. Penyerahan kekuasaan belaka atas barang yang menjadi objek perjanjian. 2. Penyerahan hak milik atas barang yang menjadi objek perjanjian, yang dinamakan penyerahan yuridis. Wujud prestasi yang lainnya adalah “berbuat sesuatu” dan “tidak berbuat sesuatu”. Berbuat sesuatu adalah melakukan suatu perbuatan yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Sedangkan tidak berbuat sesuatu adalah tidak melakukan sesuatu perbuatan sebagaimana juga yang telah ditetapkan dalam perjanjian, manakala para pihak telah menunaikan prestasinya maka perjanjian 47 Munir Fuady. Hukum kontrak. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2001. Hal. 87. Universitas Sumatera Utara tersebut akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa menimbulkan persoalan. Namun kadangkala ditemui bahwa debitur tidak bersedia melakukan atau menolak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian. 48 Prestasi dalam suatu perikatan tersebut harus memenuhi syarat-syarat : 49 1. Suatu prestasi harus merupakan suatu prestasi yang tertentu, atau sedikitnya dapat ditentukan jenisnya, tanpa adaya ketentuan sulit untuk menentukan apakah debitur telah memenuhi prestasi atau belum. 2. Prestasi harus dihubungkan dengan suatu kepentingan. Tanpa suatu kepentingan orang tidak dapat mengadakan tuntutan. 3. Prestasi harus diperbolehkan oleh undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. 4. Prestasi harus mungkin dilaksanakan. Sementara itu, menurut Kamus Hukum, wanprestasi berarti “kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam kontrak”. Jadi, wanprestasi adalah suatu keadaan dalam mana seorang debitor berutang tidak melaksanakan prestasi yang diwajibkan dalam suatu kontrak, yang dapat timbul karena kesengajaan atau kelalaian debitor itu sendiri dan adanya keadaan memaksa overmacht. 50 Seorang debitor atau pihak yang mempunyai kewajiban melaksanakan prestasi dalam kontrak, yang dapat dinyatakan telah melakukan wanprestasi ada 4 empat macam wujudnya, yaitu : 51 1. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali; 2. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak sebagaimana mestinya; 3. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya; 48 Audia Novrita. “Makalah Hukum Perjanjian”, http:audiiayu.wordpress.com20130414 makalah-hukum-perjanjian. Diakses pada tanggal 30 Januari 2014. 49 Munir Fuady. Loc. Cit. 50 Muhammad Syaifuddin. Op. Cit. Hal. 338. 51 Ibid. Universitas Sumatera Utara 4. Melaksanakan perbuatan yang dilarang dalam kontrak. Tindakan wanprestasi dapat terjadi karena : 52 1 Kesengajaan; 2 Kelalaian; 3 Tanpa kesalahan tanpa kesengajaan atau kelalaian Akibat wanprestasi yang dilakukan debitor atau pihak yang mempunyai kewajiban melaksanakan prestasi dalam kontrak, dapat menimbulkan kerugian bagi debitor atau pihak yang mempunyai hak menerima prestasi. Akibat hukum bagi debitor atau pihak yang melakukan wanprestasi, yaitu: 53 a. Dia harus membayar ganti kerugian yang diderita oleh kreditor atau pihak yang mempunyai hak menerima prestasi; b. Dia harus menerima pemutusan kontrak disertai dengan pembayaran ganti kerugian; c. Dia harus menerima peralihan resiko sejak saat terjadinya wanprestasi; d. Dia harus membayar biaya perkara jika diperkarakan di pengadilan. Kewajiban membayar ganti kerugian bagi debitor atau pihak yang mempunyai kewajiban melaksanakan prestasi dalam kontrak tetapi melakukan wanprestasi baru dapat dilaksanakan jika telah memenuhi 4 empat syarat, yaitu: 54 a. Dia memang telah lalai melakukan wanprestasi; b. Dia tidak berada dalam keadaan memaksa; c. Dia tidak melakukan pembelaan untuk melawan tuntutan ganti kerugian; d. Dia telah menerima pernyataan lalai atau somasi. 52 Munir Fuady. Op. Cit. Hal. 88. 53 Muhammad Syaifuddin. Op. Cit. Hal. 343. 54 Ibid. Hal. 344. Universitas Sumatera Utara Seorang debitor yang dituduh lalai dan dituntut supaya dihukum atas kelalaiannya, dapat mengajukan pembelaan yang disertai dengan alasan, yaitu: mendalilkan adanya keadaan memaksa overmacht, mendalilkan bahwa kreditor telah lalai, dan mendalilkan bahwa kreditor telah melepaskan haknya. 55 55 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 42 133

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 40 102

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kontrak Kerja Pembangunan Irigasi Antara Cv. Raut Agung Group Dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi

0 10 86

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 9

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 1

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 16

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 23

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 4