6.1.8 Lama rawatan penderita GGK adalah 7,18 7 hari. 6.1.9 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang
yaitu pulang berobat jalan 35,5. 6.1.10 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan sumber biaya yaitu biaya
sendiri 87,1. 6.1.11 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis
berdasarkan stadium p = 0,128. 6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan stadium p = 0,675. 6.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan penatalaksanaan medis p = 0,431. 6.1.14 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar ureum darah sewaktu
pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang p=0,936. 6.1.15 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar kreatinin darah sewaktu
pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang p=0,951. 6.1.16 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium berdasarkan keadaan
sewaktu pulang p=0,261. 6.1.17 Ada perbedaan yang bermakna antara umur kategorik berdasarkan riwayat
penyakit sebelumnya p=0,003.
6.2 Saran
6.2.1 Sebagai pencegahan, diharapkan kepada setiap orang untuk menjaga kesehatan ginjal dengan menjaga pola hidup sehat life style seperti
menghindari makanan dan minuman yang kandungannya merusak ginjal seperti : minuman bersoda, dengan pewarna buatan dst, tidak
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kosmetik dengan kandungan yang berbahaya seperti merkuri, dan minum air putih minimal 2 liter setiap hari untuk membantu
kerja ginjal. 6.2.2 Kepada penderita DM tetap menjaga kadar gula darah dan kepada penderita
hipertensi agar tetap menjaga tekanan darahnya, agar terhindar dari risiko GGK.
6.2.3 Diharapkan kepada penderita GGK agar tetap menjaga pola makan diet makanan terkhusus diet natrium dan protein.
6.2.4 Penderita dengan stadium 4-5 agar tetap rutin melakukan hemodialisa rutin untuk mencegah terjadinya uremia dan azotemia.
6.2.4 Kepada pihak RS Santa Elisabet untuk lebih memperbaiki pencatatan data terkhusus untuk data penderita GGK yakni pada kolom keadaan sewaktu
pulang
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat
yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal Suwitra, 2009. Dalam kondisi ini ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya uremia dan azotemi Bayhakki, 2013. Uremia adalah
sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit GGK Suwitra, 2009, dan azotemia yakni kelebihan
urea atau senyawa nitrogen lainnya dalam darah Markam, 2008.
GGK berbeda dengan gagal ginjal akut GGA, dimana pada GGK, kerusakan ginjal bersifat progresif dan ireversibel Lumenta, 2009. Batasan
kriteria penyakit GGK, yakni : kerusakan ginjal renal damage terjadi dari 3 bulan, berupa kelainan struktural dan fungsional, dengan atau tanpa penurunan
Laju Filtrasi Glomerulus LFG, dengan manifestasi berupa kelainan patologis dan terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau
urin, atau kelainan dalam tes pencitraan imaging test. Ataupun dengan kriteria, terjadinya penurunan LFG hingga menjadi kurang dari 60 mlmenit1,73m
2
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal KDOQI, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik