Diagnosis Gagal Ginjal Kronik 1 Gambaran Klinis

2.9. Diagnosis Gagal Ginjal Kronik 2.9.1 Gambaran Klinis 1. Sesuai dengan penyakit yang menjadi etiologi GGK, misalnya : DM Suwitra, 2009. 2. Sindrom uremia, yakni lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan cairan volume overload , neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma Suwitra, 2009. 3. Gejala komplikasi lainnya, antara lain : hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit sodium, kalium, khlorida Suwitra, 2009. 2.9.2 Gambaran Labolatoris 1. Sesuai dengan penyakit yang mendasari Suwitra, 2009. 2. Penurunan fungsi ginjal dengan tes fungsi ginjal. Untuk pemeriksaan fungsi glomerulus LFG maka dilakukan pemeriksaan klirens inulin, klirens kreatinin dan ureum, dan kadar ureum kreatinin dan ureum. - Klirens inulin : klirens berarti volume plasma yang dibersihkan dari suatu zat dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran klirens inulin dilakukan dengan menyuntikkan polimer fruktosa. Akan tetapi pelakasanaan ini sulit karena dalam pemeriksaan dilakukan pengambilan darah dan urin dengan kateter beberapa kali agar hasil benar-benar akurat. - Klirens kreatinin dan ureum : Kadar klirens kreatinin menunjukkan kemampuan filtrasi ginjal dan dalam memeriksa faal ginjal, Universitas Sumatera Utara pemeriksaan klirens kreatinin lebih peka dibanding kreatinin atau BUN Musttaqin Sari, 2011. - Kadar kreatinin serum : kreatinin adalah hasil metabolisme kreatinin dan fosfokreatin dan terutama disintesis di otot skelet. Meskipun juga disintesis di hati, pankreaas dan ginjal tetapi jumlahnya sedikit sekali. Ekskresi kreatinin seluruhnya melalui ginjal yaitu melalui filtrasi glomerulus. Pada keadaan kerusakan ginjal jumlah sekresi di tubulus bertambah sehingga jumlah klirens kreatinin bisa menjadi indikator kerusakan ginjal. Bila kadar kreatinin serum meningkat mengindikasikan klirens kreatinin atau LFG menurun Alatas, 2002. Kelemahan kadar kreatinin dan ureum serum yakni kreatinin serum normal dapat terjadi peningkatan bila terjadi kerusakan otot yang hebat, akibat dari beberapa obat. Selain itu kadar ureum ini baru meningkat dalam darah bila LFG telah menurun dibawah 60-70 dari normal, maka tidak bisa mendeteksi kerusakan ginjal stadium awal Musttaqin Sari, 2011. 3. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatermia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik Suwitra, 2009. 4. Kelainan urinalisis meliputi : proteiuria, hematuri, leukosuria, cast, isotenuria Suwitra, 2009. Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik : kadar kreatinin serum untuk menghitung laju filtrasi glomerulus, rasio protein terhadap kreatinin atau albumin terhadap kreatinin dalam contoh urin pertama pada pagi hari atau urin sewaktu. Pemeriksaan sedimen urin atau dipstik untuk melihat adanya sel darah merah dan sel darah putih. Pemeriksaan pencitraan ginjal, biasanya dengan ultrasonografi. Kadar elektrolit serum natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat Pernefri, 2003.

2.10 Komplikasi Gagal Ginjal Kronik