Keadaan Sewaktu Pulang Kesimpulan

ada 1 orang dengan karakteristik menggunakan sumber biaya jaminan kesehatan, sementara keadaan sewaktu pulang tidak tercatat.

5.9 Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Gagal Ginjal Kronik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.12 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang berobat jalan 35,5 dan yang terendah adalah meninggal 8,9. Case Fatality Rate CFR penderita GGK di RS Santa Elisabet tahun 2013-2014 adalah 8,9. Proporsi penderita GGK paling tinggi pulang berobat jalan karena penyakit GGK membutuhkan pengobatan yang berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara

5.10 Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan sumber biaya di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Gagal Ginjal Kronik Berdasarkan Sumber Biaya di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan sumber biaya adalah biaya sendiri sebesar 87,1 dan terendah jaminan kesehatan 12,9. Dari penderita yang menggunakan biaya sendiri, paling tinggi pada penderita tidak bekerja sebesar 37,1. 5.11 Analisa Statistik

5.11.1 Penatalaksanaan Medis berdasarkan Stadium GGK

Ada 60 data stadium 48,4 yang tidak tercatat. Distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.14 dapat dilihat bahwa proporsi penderita GGK dengan stadium 3, yang mendapat penatalaksanaan medis obat dan diet adalah 100 dan diet, obat dan hemoadialisa 0. Pada stadium 4, yang mendapat penatalaksanaan medis obat dan diet sebesar 69 dan yang mendapat penatalaksanaan medis obat, diet dan hemodialisa sebesar 31. Pada stadium 5 yang mendapat penatalaksanaan medis obat dan diet sebesar 41 dan yang mendapat penatalaksanaan medis obat, diet dan hemodialisa sebesar 59. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p0,05 p=0,128 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan stadium. GGK menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dan menyebabkan uremia dan azotemia Bayhakki, 2013. Terapi pengganti ginjal hemodialisis digunakan sebagai pencegahan Universitas Sumatera Utara tersier pada penderita GGK stadium 5 atau End Stage Renal Diseases ESRD Suwitra, 2009.

5.11.2 Lama Rawatan Rata-Rata berdasarkan Stadium GGK

Ada 60 data 48,4 stadium yang tidak tercatat. Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat dari penderita GGK terdapat 4 orang penderita pada stadium 3 dengan lama rawatan rata-rata 4,5 hari 5 hari.Terdapat 16 orang penderita pada stadium 4 dengan lama rawatan rata-rata 7,56 8 hari dan terdapat 44 orang penderita pada stadium 5 dengan lama rawatan rata-rata 6,86 hari 7 hari. Berdasarkan Anova diperoleh p 0,05 p=0,559 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata- rata berdasarkan stadium. Universitas Sumatera Utara

5.11.3 Lama Rawatan Rata- Rata berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.16 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 62 orang dengan penatalaksanaan medis obat dan hemodialisis adalah 6,45 hari 7 hari dan lama rawatan rata-rata 62 orang dengan penatalaksanaan medis obat, diet dan hemodialisa adalah 7,9 hari 8 hari. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh p0,05 p=0,431 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis. Universitas Sumatera Utara

5.11.4 Kadar Ureum Darah Sewaktu Pulang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Ada 78 data 62,9 kadar ureum sewaktu pulang yang tidak tercatat dan ada 47 data 37,9 keadaan sewaktu pulang yang tidak tercatat. Distribusi proporsi kadar ureum darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Kadar Ureum Darah Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.17 dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang pulang berobat jalan PBJ dengan kadar ureum darah 20-40 mgcc sebesar 10,5 dan dengan kadar ureum 40 mgcc sebesar 89,5. Proporsi penderita yang pulang atas permintaan sendiri dengan kadar ureum darah 20-40 adalah 0 dan dengan kadar ureum 40 mgcc sebesar 100. Proporsi penderita yang pulang Universitas Sumatera Utara meninggal dengan kadar ureum 20-40 mgcc adalah 0 dan dengan kadar ureum darah 40 mgcc adalah 100. Berdasarkan hasil uji Hasil uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p0,05 p=0,936 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar ureum sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

5.11.5 Kadar Kreatinin Darah Sewaktu Pulang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Ada 77 data 62,1 yang tidak tercatat kadar ureum sewaktu pulang dan ada 47 data 37,9 yang tidak tercatat keadaan sewaktu pulang. Distribusi proporsi kadar kreatinin darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.18 Diagram Bar Proporsi Kadar Kreatinin Darah Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.18 dapat dilihat bahwa penderita laki-laki pulang PBJ dengan kadar kreatinin darah ≤2mg100ml ada 9,1 dan dengan kadar kreatinin 2mg100ml adalah 90,9. Proporsi penderita PAPS dengan kadar kreatinin darah ≤2mg100ml adalah 0 dan dengan kadar kreatinin 2mg100ml sebesar 100. Proporsi penderita pulang meninggal dengan kadar kreatinin darah ≤ 2mg100ml adalah 0 dan dengan kadar kreatinin 2mg100ml adalah 100. Dari data dapat dilihat penderita perempuan pulang PBJ dengan kadar kreatinin darah ≤1,5mg100ml ada 11,1 dan dengan kadar kreatinin 1,5mg100ml ada 88,9. Proporsi penderita PAPS dengan kadar kreatinin darah ≤ 1,5mg100ml adalah 0 dan dengan kadar kreatinin 1,5mg100ml sebesar 100. Proporsi penderita pulang meninggal dengan kadar kreatinin darah ≤ 1,5mg100ml adalah 0 dan dengan kadar kreatinin 1,5mg100ml adalah 100 Hasil analisis statistik dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p0,05 p=0,951 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar kreatinin darah dberdasarkan keadaan sewaktu pulang.

5.11.6 Stadium Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Ada 60 data 48,4 stadium yang tidak tercatat.dan ada 47 data 37,9 yang tidak tercatat keadaan sewaktu pulang. Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan stadium penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 5.19 Diagram Bar Proporsi Stadium Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014. Berdasarkan gambar 5.19 dapat dilihat bahwa proporsi penderita PBJ dengan stadium 3 sebesar 33,3, dengan stadium 4 sebesar 77,8 dan dengan stadium 5 sebesar 48,3. Penderita yang pulang PAPS dengan stadium 3 ada 66,7, dengan stadium 4 ada 22,2 dan dengan stadium 5 ada 31. Proporsi penderita pulang meninggal ada 20,7 dengan stadium 5. Hasil analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dengan stadium. Analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 7 sel 77,8 yang memiliki nilai expected count kurang dari 5. Universitas Sumatera Utara

5.11.17 Umur Kategorik Berdasarkan Riwayat Penyakit

Ada 85 data 68,5 riwayat penyakit terdahulu yang tidak tercatat dan ada 47 data 37,9 keadaan sewaktu pulang yang tidak tercatat. Distribusi proporsi umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan tahun 2013-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.20 Diagram Bar Proporsi Umur Kategorik Berdasarkan Riwayat Penyakit Penderita GGK di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2013-2014. Berdasarkan gambar 5.20 dapat dilihat bahwa proporsi penderita riwayat penyakit glomerulonefritis pada usia ≤50 tahun ada 58,6 dan pada usia 50 tahun ada 17,9. Penderita riwayat penyakit DM pada usia ≤50 tahun ada 6,9 dan pada usia 50 tahun ada 33,9. Penderita dengan riwayat hipertensi pada usia ≤ 50 tahun ada 20,7 dan pada usia 50 tahun ada 17,9. Penderita dengan riwayat batu ginjal pada usia ≤50 tahun ada 10,4 dan pada usia 50 tahun ada 17,9. Penderita dengan riwayat polycistic pada usia ≤50 tahun ada 3,4 dan Universitas Sumatera Utara pada usia 50 tahun ada 7. Penderita dengan riwayat pielonefritis pada usia ≤50 tahun ada 0 dan pada usia 50 tahun ada 5,4. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p0,05 p=0,003 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit. Risiko menderita GGK sejalan dengan faktor bertambahnya usia. Risiko meningkat setelah usia 50 tahun dan umumnya terjadi pada dewasa tua lebih 70 tahun. Orang Dewasa dengan riwayat DM atau hipertensi memiliki risiko yang tinggi terkena penyakit GGK. Dimana CDC memperkirakan 1 dari 3 penderita DM dan 1 dari 5 penderita hipertensi menderita GGK WHO, 2014. Menurut Steven dan Levey 2005, 47 penderita gagal ginjal kronis yang berusia lebih dari 60 tahun di USA lebih banyak disebabkan karena terjadi gangguan metabolik seperti diabetes melitus Steven dan Lavey, 2005. Menurut Suwitra penyebab penderita GGK menjalani hemodialisa pertama di Indonesia adalah glomerulonefritis Suwitra, 2009. Berdasarkan penelitian Zahtamal, dkk. Dengan design penelitian case control diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan kejadian DM p=0,000. Pendugaan faktor risiko usia dengan DM didapatkan OR sebesar 6,45 probabilitas untuk terjadinya DM pada usia 45 tahun probabilitas untuk terjadinya DM pada usia 45 tahun dan 45 tahun adalah lebih kurang 1 banding 6 dengan asumsi sekitar 84 kasus DM dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko umur Zahtamal, 2007. DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh degeneratif terutama Universitas Sumatera Utara gangguan organ pangkreas dalam menghasilkan hormon insulin, sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan usia Park, 2002. Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang – orang berusia diatas 40 tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada 20 terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan karena orang pada usia produktif jarang memperhatikan kesehatan, seperti pola makan dan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok Dhianningtyas Hendrati, 2006. Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia dan biasanya pada usia ≥ 40 tahun Bustan, 1997. Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratife, yang lebih sering pada usia tua. Seperti yang dikemukakan oleh Muniroh, Wirjatmadi Kuntoro 2007, pada saat terjadi penambahan usia sampai mencapai tua, terjadi pula risiko peningkatan penyakit yang meliputi kelainan syaraf kejiwaan, kelainan jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya fungsi panca indera dan kelainan metabolisme pada tubuh. Universitas Sumatera Utara 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan sosiodemografi tertinggi yaitu pada kelompok umur 48-56 yakni 23,4, jenis kelamin perempuan 53,3, suku Batak 87,9, agama Kristen Protestan 64,5, tidak bekerja 36,3, luar kota Medan 66,9. 6.1.2 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keluhan utama yaitu mual muntah 44,4. 6.1.3 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu yaitu glomerulonefritis 21,8. 6.1.4 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan kadar ureum sewaktu datang dan pulang yaitu 40 mgcc yaitu 96,8 sewaktu datang dan 35,5 sewaktu pulang. 6.1.5 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan kadar kreatinin sewaktu datang dan pulang pada laki-laki yaitu 2 mg100ml sebesar 43,6 sewaktu datang dan 16,1 sewaktu pulang. Proporsi tertinggi penderita berdasarkan kadar kreatinin sewaktu datang dan pulang pada perempuan yaitu 1,5 mg100ml sebesar 52,4 sewaktu datang dan 20,2 sewaktu pulang. 6.1.6 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan stadium yaitu stadium 5 48,4. 6.1.7 Proporsi penderita GGK berdasarkan penatalaksanaan medis yaitu 50 masing-masing pada penatalaksanaan medis obat+diet dan pada penatalaksanaan medis obat+diet+hemodialisa. Universitas Sumatera Utara 6.1.8 Lama rawatan penderita GGK adalah 7,18 7 hari. 6.1.9 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan 35,5. 6.1.10 Proporsi tertinggi penderita GGK berdasarkan sumber biaya yaitu biaya sendiri 87,1. 6.1.11 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan stadium p = 0,128. 6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium p = 0,675. 6.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis p = 0,431. 6.1.14 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar ureum darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang p=0,936. 6.1.15 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar kreatinin darah sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang p=0,951. 6.1.16 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium berdasarkan keadaan sewaktu pulang p=0,261. 6.1.17 Ada perbedaan yang bermakna antara umur kategorik berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya p=0,003.

6.2 Saran