Evaluasi Rasionalitas Berdasarkan Kategori Tepat Pasien

45

4.3.4 Evaluasi Rasionalitas Berdasarkan Kategori Tepat Pasien

Tepat pasien adalah terapi obat dengan mempertimbangkan keamanan dan kecocokan bagi kondisi pasien. Pengobatan dikatakan tepat pasien apabila obat yang diberikan sesuai dengan kondisi fisiologis dan patologis pasien atau tidak adanya kontaraindikasi dengan kondisi pasien. Tabel 4.10 Data Evaluasi Penggunaan Antibakteri Pada Pasien Anak Penderita Diare di Ruang Perawatan Anak RSUD Kota Medan Periode Januari sd Desember 2015 Berdasarkan Kategori Tepat Pasien. No Antibakteri Kategori Persentase Tepat Pasien Tidak Tepat Pasien Tepat Pasien Tidak Tepat Pasien 1 Amoksisilin 1 0,97 0,00 2 Ampisilin 7 6,80 0,00 3 Gentamisin 15 14,56 0,00 4 Kotrimoksazol 7 6,80 0,00 5 Meropenem 3 2,91 0,00 6 Metronidazol 12 11,65 0,00 7 Nistatin 8 7,77 0,00 8 Sefadroksil 1 0,97 0,00 9 Sefiksim 13 12,62 0,00 10 Sefotaksim 23 22,33 0,00 11 Seftazidim 2 1,94 0,00 12 Seftriakson 11 10,68 0,00 Total 103 100 0,00 Keterangan: Jumlah n = 103 recipe Berdasarkan Tabel 4.10, terapi antibakteri yang diberikan untuk pasien anak penderita diare di ruang perawatan anak RSUD Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2015, untuk kategori tepat pasien sudah sepenuhnya rasional. Hal ini sesuai dengan pedoman penggunaan antibakteri yang didapatkan dari WHO guideline, Universitas Sumatera Utara 46 jurnal, dan buku lain bahwa penggunaan antibakteri pada anak harus disesuaikan dengan kondisi pasien karena dalam penelitian ini, subjek yang diambil adalah rekam medik pasien anak, maka pemilihan antibakteri harus diperhatikan. Berdasarkan terapi antibakteri yang diberikan untuk pasien diare, tidak ditemukan adanya kontraindikasi dengan kondisi pasien. Kontraindikasi ampisillin adalah hipersensitivitas terhadap antibakteri golongan penisilin dan mempunyai efek samping mual, muntah, diare dan ruam kulit. Kontraindikasi sefotaksim adalah hipersensitivitas terhadap antibiotik golongan sefalosporin dan mempunyai efek samping diare, mual, muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala dan reaksi alergi berupa ruam. Kontraindikasi seftriakson adalah hipersensitifitas terhadap antibakteri golongan sefalosporin dan kontraindikasi untuk bayi dibawah 6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan Tabel 4.10, 100 pasien yang mendapatkan terapi antibakteri tidak mengalami alergi, sesuai dengan usia, kondisi fisiologis dan patologis pasien serta tidak kontraindikasi, sehingga dikategorikan tepat pasien. Universitas Sumatera Utara 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan antibakteri pada pasien anak penderita diare di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2015 dapat disimpulkan: a. Jenis antibakteri yang paling sering digunakan adalah sefotaksim sebanyak 23 R 22,33 dan gentamisin sebanyak 15 R 14,56. b. Penggunaan antibakteri yang rasional berdasarkan kategori tepat indikasi sebanyak 100 R 97,09, tepat obat sebanyak 96 R 93,20, tepat dosis sebanyak 87 R 84,47 dan tepat pasien sebanyak 103 R 100. Terdapat juga penggunaan antibakteri yang tidak rasional berdasarkan kategori tepat indikasi sebanyak 3 R 2,91, tepat obat sebanyak 7 R 6,80 dan tepat dosis sebanyak 16 R 15,53.

5.2 Saran

Dengan adanya penggunaan antibakteri yang tidak rasional, disarankan: a. Kepada klinisi dalam penggunaan antibakteri pada terapi emperis menggunakan antibakteri kelas terapi yang rendah. b. Kepada klinisi sebaiknya dalam menentukan dosis penggunaan antibakteri pada anak diperhatikan berat badan dan tinggi badan pasien. c. Bagi tenaga farmasi rumah sakit dapat berperan aktif dalam pemberian obat kepada pasien, khususnya obat antibakteri pada anak. Universitas Sumatera Utara