Antibakteri Terapi Empiris Prinsip Penggunaan Antibakteri

14 sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin Tan dan Rahardja, 2010.

2.2.3 Prinsip Penggunaan Antibakteri

Penggunaan antibakteri sebagai terapi infeksi didasarkan pada prinsip:

1. Antibakteri Terapi Empiris

Penggunaan antibakteri untuk terapi empiris adalah penggunaan antibakteri pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Tujuan pemberian antibakteri untuk terapi empiris adalah eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi. Diindikasikan jika ditemukan sindrom klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibakteri: a. Data epidemiologi dan pola resistensi bakteri yang tersedia dikomunitas atau dirumah sakit setempat. b. Kondisi klinis pasien. c. Ketersediaan antibakteri. d. Kemampuan antibakteri untuk menembus kedalam jaringan atau organ yang terinfeksi. e. Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat digunakan antibakteri kombinasi. Lama pemberian antibakteri empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya Kemenkes RI, 2011 a . Universitas Sumatera Utara 15 2. Antibakteri untuk Terapi Definitif Penggunaan antibakteri untuk terapi definitif adalah penggunaan antibakteri pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya. Tujuan pemberian antibakteri untuk terapi definitif adalah eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi, berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Diindikasikan sesuai dengan hasil mikrobiologi yang menjadi penyebab infeksi. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibakteri: a. Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan hasil uji klinik. b. Sensitivitas. c. Biaya. d. Kondisi klinis pasien. e. Diutamakan antibakteri lini pertama spektrum sempit. f. Ketersediaan antibakteri sesuai formularium rumah sakit. g. Sesui dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi PDT setempat yang terkini. h. Paling kecil memunculkan risiko terjadi bakteri resisten. Rute pemberian antibakteri oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibakteri parenteral. Jika kondisi pasien memungkinkan, pemberian antibakteri parenteral harus segera diganti dengan antibakteri peroral. Lama pemberian antibakteri definitif berdasarkan pada efikasi klinis untuk eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang telah dikonfirmasi. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya Kemenkes RI, 2011 a . Universitas Sumatera Utara 16

2.3 Rasionalitas Penggunaan Antibakteri