18 keadaan yang merupakan faktor konsitusi terjadinya efek samping obat pada
penderita. Jika kemudian terjadi efek samping tertentu, bagaimana menentukan dan menanganinya Wilianti, 2009.
2.4 Penggunaan Obat yang Tidak Rasional
Penggunaan obat dikatakan tidak rasional jika kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya. Dampak
negatif dapat berupa: a. Dampak klinis sepert terjadi efek samping dan resistensi kuman.
b. Dampak ekonomi seperti biaya tak terjangkau karena penggunaan obat yang
tidak rasional dan waktu perawatan yang lebih lama. c.
Dampak sosial seperti ketergantungan pasien terhadap intervensi obat Binfar dan Alkes, 2010.
2.5 Pediatri
Pediatri berasal dari bahasa Yunani yaitu pedos yang berarti anak dan iatrica yang berarti pengobatan anak. Beberapa penyakit memerlukan penanganan
khusus untuk pasien pediatrik. Anak adalah masa kanak-kanak menggambarkan suatu periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada
anak-anak tidaklah sama dengan orang dewasa, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan pada anak-anak, yang memiliki
bentuk sediaan yang sesuai Prest, 2003. Masa bayi dan anak merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Penggunaan obat untuk anak merupakan hal khusus yang
Universitas Sumatera Utara
19 terkait dengan perbedaan laju perkembangan organ, sistem enzim yang
bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat Prest, 2003. Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk
membagi masa anak-anak. The British Pediatric BPA mengusulkan rentang waktu berikut yang disarankan pada saat terjadinya perubahan-perubahan biologis
Prest, 2003. Neonatus : Awal kelahiran sampai usia 1 bulan
Bayi : 1 bulan sampai 2 tahun
Anak : 2 tahun sampai 12 tahun
Remaja : 12 tahun sampai 18 tahun
2.6 Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik Siregar, 2003.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 11 Agustus 1928 dengan nama
GEMENTA ZIEKEN HUIS dan semenjak tanggal 27 Desember 2001 telah diserahkan kepemilikannya dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintahan Kota Medan. Pada tanggal 6 September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ditetapkan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009, sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan
Universitas Sumatera Utara
20 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan berubah
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas, dan beberapa subspesialis. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan terletak di Jalan Prof. Haji
Mohammad Yamin No. 47, Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur Anonim, 2016.
2.7 Rekam Medik