Jenis dan Jumlah Antibakteri Bentuk Sediaan Antibakteri

33 13 12 23 11 7 8 1 7 15 3 1 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 P a si en Antibakteri Seftazidim Sefadroksil Meropenem Gentamisin Ampisilin Amoksisilin Nistatin Kotrimoksazol Seftriakson Sefotaksim Metronidazol Sefiksim diikuti dengan 5 hari perawatan 18,75, kemudian lama 4 hari perawatan 15, 6 hari perawatan 12,50, 2 hari perawatan 10,00 dan lama perawatan 7 hari 8,75. Lama perawatan 1 hari dan 10 hari merupakan lama perawatan yang paling sedikit yaitu 1,25.

4.2 Demografi Penggunaan Antibakteri Pada Pasien Anak Penderita Diare

di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

4.2.1 Jenis dan Jumlah Antibakteri

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap evaluasi penggunaan antibakteri pada pasien anak penderita diare di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2015 diperoleh gambaran distribusi penggunaan obat antibakteri untuk pasien anak penderita diare berdasarkan jenis dan jumlah antibakteri dapat dilihat pada Diagram 4.1. Gambar 4.1 Gambaran Jenis dan Jumlah Penggunaan Antibakteri Universitas Sumatera Utara 34 Berdasarkan Gambar 4.1, secara umum dapat dilihat bahwa jenis antibakteri yang paling sering diresepkan dan digunakan adalah sefotaxim sebanyak 23 R 22,33, gentamisin sebanyak 15 R 14,56, kemudian diikuti sefiksim sebanyak 13 R 12,62, metronidazol sebanyak 12 R 11,65 dan seftriakson sebanyak 11 R 10,68 dimana semua antibakteri tersebut termasuk dalam antibakteri berspektrum luas.

4.2.2 Bentuk Sediaan Antibakteri

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap evaluasi penggunaan antibakteri pada pasien anak penderita diare di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2015 diperoleh gambaran distribuasi penggunaan antibakteri berdasarkan bentuk sediaan obat antibakteri adalah mayoritas obat yang digunakan dalam bentuk sediaan suntik injeksi sebanyak 62 R 60,19, bentuk sediaan serbuk sebanyak 16 R 15,53, bentuk sediaan sirup sebanyak 9 R 8,74, bentuk sediaan tablet dan drop sebanyak 8 R 7,77, Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Bentuk Sediaan Obat Antibakteri Pada Pasien Anak Penderita Diare di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2015 sd Desember 2015. No Bentuk Sediaan Jumlah n=103 Persentase 1 Sirup 9 8,74 2 Drops 8 7,77 3 Pulveres Serbuk 16 15,53 4 Tablet 8 7,77 5 Cairan Suntik Injeksi 62 60,19 Total 103 100 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa dapat dilihat perbedaan bentuk sediaan obat yang paling banyak dan bentuk sediaan yang sedikit digunakan. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan injeksi. Universitas Sumatera Utara 35 Penggunaan obat secara injeksi lebih banyak digunakan karena pasien anak yang menderita penyakit adalah pasien anak rawat inap yang biasa diberikan sediaan dengan rute intravena, dikarenakan sediaan ini memiliki keuntungan yaitu efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral, dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif dan tidak sadar, serta sangat berguna dalam keadaan darurat Surahman, et al., 2008. Dari data diatas dapat dilihat bahwa rute pemberian yang paling banyak digunakan selain bentuk sediaan injeksi adalah sediaan oral. Pada umumnya penggunaan obat secara oral lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sediaan topikal, karena penggunaan obat melalui oral adalah yang paling menyenangkan, murah, penggunaannya mudah dan paling aman Anief, 2004. Data tersebut juga menunjukkan sediaan cair per oral juga banyak digunakan, hal ini dikarenakan sediaan cair per oral lebih mudah ditelan, mudah diberikan kepada bayi dan anak - anak, dosisnya mudah diatur serta rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia. Sediaan cair per oral yang lebih banyak digunakan adalah sirup dikarenakan pasien anak yang datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dalam periode tersebut kebanyakan anak usia 2 tahun - 12 tahun, dimana anak usia tersebut dianggap lebih mudah menggunakan sirup dari pada drop. Selain itu dikarenakan harga drops lebih mahal karena wadah sulit dan harus disertai penetes Jas, 2007.

4.2.3 Komposisi dan Rute Pemberian Antibakteri