Pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN

PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI

MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH ILEGAL PADA

MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Psikologi.

Oleh:

RAHMAH

NIM: 106070002291

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN

PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL

(PBC) TERHADAP

INTENSI MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH

ILEGAL PADA MAHASISWA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh: RAHMAH NIM: 106070002291

Di bawah bimbingan: Pembimbing I

Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi NIP: 19730328 200003 203

Pembimbing II

Miftahuddin, M.Si NIP: 19730317 200604 1 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN

PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH ILEGAL PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 14 Juni 2011 Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/ Sekretaris

Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522

Anggota,

Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi Miftahuddin, M.Si

NIP. 19770608 200501 2 003 NIP: 19730317 200604 1 001

Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi NIP. 19730328 200003 203


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rahmah NIM : 106070002291

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DANPERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH ILEGAL PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” adalah

benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Juni 2011 Yang menyatakan


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Hargailah hasil karya orang lain dengan tidak

membeli buku bajakan


(6)

Persembahan

Skripsi ini Ku persembahkan untuk semua orang yang kusayangi, terutama

untuk Ayah R. HUtabarat, Mama R. Sinaga, Kak Lina R, Bang Sahat

Tumpal Salomo, dan Bang Amir Hakim yang tak hentinya selalu memberikan

doa, dukungan, semangat, waktu, tenaga, dan nasihat yang sangat berharga.


(7)

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi B) Juni 2011

C) Rahmah

D) Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Membeli Buku Referensi Kuliah Ilegal pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E) 126 halaman+ lampiran

F) Hak cipta merupakan salah satu hak yang dilindungi undang-undang di Indonesia. Namun seringkali terjadi pelanggaran hak cipta. Bentuk pelanggaran hak cipta salah satunya adalah pembajakan buku. Buku dari hasil bajakan cenderung lebih murah dibandingkan dengan buku yang asli. Harga yang lebih murah dan sulitnya mendapatkan buku referensi kuliah yang asli, mendorong mahasiswa untuk membeli buku referensi kuliah ilegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control (PBC) terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik nonprobability sampling jenis quota sampling. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala model likert yang mengukur variabel-variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC) dan intensi membeli buku referensi kuliah illegal. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah 200 orang yang berstatus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diambil dari 10 fakultas mulai dari angkatan 2006 sampai angkatan 2010. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Seluruh data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17.00 dan Lisrel 8.70.

Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) sikap secara signifikan memberi pengaruh atau sumbangan terhadap intensi membeli buku referensi kuliah illegal; (2) norma subjektif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli buku referensi kuliah illegal; (3)perceived behavioral control (PBC) secara signifikan memberi sumbangan intensi membeli buku referensi kuliah illegal; (4) Sumbangan ketiga variabel; sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi membeli buku referensi kuliah ilegal adalah sebesar 34,6%. Kemudian variabel lain yang memiliki pengaruh signifikan adalah tingkat semester. Sedangkan jenis kelamin, dan uang saku tidak memiliki pengaruh yang signifikan.


(8)

Kemudian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian selanjutnya adalah agar penelitian selanjutnya menggunakan teknik probability sampling. Selain itu memperluas cakupan populasi dengan meneliti pada populasi lainnya, tidak hanya pada kalangan mahasiswa tetapi juga kalangan dosen sehingga dapat ditarik kesimpulan dari berbagai variasi sampel yang diteliti. Serta meneliti juga pengaruh intensi membeli terhadap perilaku membeli.


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi rabbil 'alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kemudahan kepada peneliti maka skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH ILEGAL PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.”

Shalawat serta salam tak lupa pula dipanjatkan kepada Nabi Rasulullah Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita hingga alam yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, yaitu sebagai berikut :

1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si terima kasih telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, dan Bambang Suryadi, Ph. D, Pembantu Dekan Bidang Keuangan.

3. Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi dan Miftahuddin, M.Si yang telah menjadi pembimbing yang baik dalam penyelesaian skripsi, memberikan arahan, kesabaran dalam menjawab berbagai pertanyaan, dan waktu yang diberikan dalam proses pembuatan skripsi. Terima kasih atas kesediaan membaca skripsi dan memberikan umpan balik yang bermanfaat untuk menyempurnakan skripsi penulis.


(10)

memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun bagi penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu bagi penulis.

6. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu serta memudahkan penulis selama menjadi mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ayah dan Mama tercinta, terima kasih atas doa yang tiada henti, selalu memberikan dukungan, semangat, waktu, tenaga, dan nasihat agar selalu tegar dan sabar dalam menjalani hidup. Terima kasih juga untuk kak Lina dan bang Tupal dan bang Akim yang selalu memberikan semangat agar bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta, Risma dan Sevi terima kasih atas segala kebaikan, kesabaran, kebersamaan, dan ketulusan kalian selama ini, menjadi tempat untuk berbagi, baik suka maupun duka. Untuk Awe terima kasih atas informasinya sehingga aku mendapatkan kesempatan untuk merasakan dunia kerja. Untuk Suci, Rika, Herda, Selly, Pingky, indri, Tedje, Dara, Inaz, Eli, Farhah, dan Salwa terima kasih karena telah membantuku dalam mengumpulkan informasi dan bahan-bahan tentang skripsi. Untuk Pipin, Wirdha, Kevin, Hanibi, Adit terima kasih karena telah menjadi teman seperjuangan dalam pengerjaan skripsi. Untuk Adiyo, Pras, dan Rudhi karena sudah membantu mengajarkan dalam pengerjaan skripsi. Untuk seluruh pegawai “BPOM RI” terima kasih karena telah

memberikan kesempatan dan pengalaman selama penulis magang di BPOM RI. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh

teman-teman “Experd Counsultant“ atas semua pelajaran dan pengalaman

berharga yang diberikan.

9. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.


(11)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Juni 2011


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan... iv

Motto dan Persembahan... v

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... x

Daftar Gambar... xiv

Daftar Tabel ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 14

1.2.1 Perumusan Masalah ... 14

1.2.2 Pembatasan Masalah ... 15

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 17

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 17

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 18

1.4 Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

2.1 Theory of Planned Behavior... 21

2.2 Intensi Membeli ... 23

2.2.1 Pengertian intensi ... 23

2.2.2 Aspek-aspek intensi ... 25

2.2.3 Determinan Intensi ... 26

2.2.4 Intensi membeli buku referensi kuliah... 26

2.3 Sikap... 27

2.3.1 Pengertian sikap ... 27

2.3.2 Aspek-aspek sikap... 32

2.3.3 Komponen Sikap... 34

2.3.4 Peranbeliefs (keyakinan) ... 35

2.4 Norma subjektif (subjective norm)...36

2.4.1 Pengertian norma subjektif ...36

2.4.2 Komponen norma subjektif...37

2.5 Perceived Behavior Control (PBC) ...39

2.4.1 PengertianPerceived Behavior Control(PBC) ...39

2.4.2 KomponenPerceived Behavior Control (PBC)...39

2.6 Buku referensi ...40

2.6.1 Pengertian buku referensi...40

2.7 Kerangka Berfikir... 43


(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1. Pendekatan Penelitian ... 50

3.2. Populasi dan sampel penelitian ... 51

3.2.1 Populasi Penelitian ... 51

3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 52

3.3. Variabel Penelitian ... 55

3.3.1 Definisi konseptual variabel... 55

1. Intensi... 56

2. Sikap... 56

3. Norma Subjektif ... 56

4.Perceived Behavior Control (PBC) ... 57

3.3.2 Definisi operasional ... 57

1. Intensi membeli... 58

2. Sikap... 58

3. Norma Subjektif ... 58

4.Perceived Behavior Control (PBC) ... 59

3.4. Pengumpulan Data ... 60

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data... 60

3.5. Tipe instrumen dan cara skoring ... 61

1. Skala Sikap... 62

2. Skala Norma Subjektif ... 64

3. SkalaPerceived Behavior Control (PBC) ... 65

4. Skala intensi ... 67

3.6 Uji Instrumen ... 67

3.6.1 Uji Validitas ... 67

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 86

3.7 Tahap penyusunan Instrumen Penelitian ... 88

a. Tahap Elisitasi ... 88

b. Penyusunan Item ... 92

3.8 Data kontrol... 93

3.9 Prosedur penelitian ... 93

3.10 Teknik Analisa Data... 95

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 98

4.1 Analisis Deskriptif ... 98

4.1.1 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin ...99

4.1.2 Gambaran subjek berdasarkan fakultas ... 102

4.1.3 Gambaran subjek berdasarkan tingkat semester ... 103

4.1.4 Gambaran subjek berdasarkan uang saku ... 104

4.1.5 Validitas konstruk dariperceivedpower... 107

4.2 Analisis Deskriptif ... 105

4.2.1 Kategorisasi skor intensi membeli buku referensi kuliah ilegal... 106 4.2.2 Kategorisasi sikap, norma subjektif, dan


(14)

4.3 Uji Hipotesis ... 108

4.4 Proporsi varian ... 111

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN... 118

5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Diskusi ... 119

5.3 Saran... 124

5.3.1 Saran metodologis... 124

5.3.2 Saran praktis... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 126

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Output CFA

Output CFAbehavioral belief

Output CFAevaluation of behavioral belief Output CFAnormatives beliefs

Output CFAmotivation to comply Output CFAcontrol beliefs

Output CFAperceived power


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka pikir... 46

Gambar 3.1. Analisis faktor konfirmatorik dariBehavioral beliefs... 72

Gambar 3.2. Analisis faktor konfirmatorik dariEvaluation of behavioral Beliefs... 74

Gambar 3.3. Analisis faktor konfirmatorik dariNormatives beliefs... 77

Gambar 3.4. Analisis faktor konfirmatorik dariMotivation to comply... 79

Gambar 3.5. Analisis faktor konfirmatorik dariControl beliefs... 82


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis Buku referensi ... 42

Tabel 3.1. Nilai kategori dalam tiap jawabanEvaluation of Behavioral Belief... 62

Tabel 3.2. Nilai kategori dalam tiap jawabanBehavioral Belief... 63

Tabel 3.3. Blue Print SkalaTry Out Sikap...63

Tabel 3.4. Nilai kategori dalam tiap jawabannormatives beliefs dan motivation to comply... 64

Tabel 3.5. Blue print skala Norma Subjektif... 65

Tabel 3.6. Nilai kategori dalam tiap jawabancontrol belief... 65

Tabel 3.7. Nilai kategori dalam tiap jawabanPerceived power... 66

Tabel 3.8. Blue print skalaPerceived Behavioral Control(PBC) ... 67

Tabel 3.9. Nilai kategori dalam tiap jawaban Intensi... 68

Tabel 3.10. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item Behavioral Beliefs... 72

Tabel 3.11. Muatan faktor item untukbehavioral beliefs... 73

Tabel 3.12. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item Evaluation of Behavioral Beliefs... 75

Tabel 3.13. Muatan faktor item untukEvaluation of Behavioral Beliefs... 76

Tabel 3.14. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item Normatives Beliefs... 77

Tabel 3.15. Muatan faktor item untukNormatives Beliefs... 78

Tabel 3.16. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item Motivation to Comply... 80

Tabel 3.17. Muatan faktor item untukMotivation to Comply... 80

Tabel 3.18. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item Control Beliefs... 82

Tabel 3.19. Muatan faktor item untukControl Beliefs... 83 Tabel 3.20. Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item


(17)

Tabel 3.21. Muatan faktor item untukperceived power... 86

Tabel 3.22. Norma Reliabilitas Guilford... 87

Tabel 3.23. Hasil elisitasi untuk skala sikap ... 90

Tabel 3.24. Hasil elisitasi untuk skalaNorma Subjektif... 91

Tabel 3.25. Hasil elisitasi untuk skalaPerceived Behavioral Control (PBC)………... 92

Tabel 4.1. Distribusi populasi penelitian... 99

Tabel 4.2. Distribusi sampel penelitian... 100

Tabel 4.3. Group Statisticsperbedaan intensi membeli buku referensi kuliah ilegal berdasarkan jenis kelamin ... 100

Tabel 4.4. Independent Samples Test Perbedaan intensi membeli buku referensi kuliah ilegal berdasarkan jenis kelamin ... 101

Tabel 4.5. Distribusi sampel penelitian berdasarkan fakultas... 102

Tabel 4.6. Distribusi sampel penelitian berdasarkan tingkat semester ... 103

Tabel 4.7. Anova perbedaan intensi membeli berdasarkan tingkat semester.. 104

Tabel 4.8. Distribusi sampel penelitian berdasarkan uang saku ... 104

Tabel 4.9. Distribusi skor masing-masing variabel... 105

Tabel 4.10. Kategorisasi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal ... 106

Tabel 4.11. Kategorisasi Skor sikap, norma subjektif, danperceived behavioral control... 107

Tabel 4.12. Koefisien regresi seluruh IV ... 109

Tabel 4.13. Model Summary Analisis Regresi 9 IV ... 112

Tabel 4.14. Anova Analisis Regresi 9 IV ... 112

Tabel 4.15. Proporsi Varian Dependen Variabel yang terkait Independen Variabel. ... 113


(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak lama pembajakan dan pelanggaran hak cipta telah menjadi fenomena sosial di masyarakat Indonesia. Pelanggaran hak cipta masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Pembajakan dan kasus plagiasi masih sering ditemui. Bahkan perkembangan teknologi yang terjadi justru menyebabkan pembajakan di Indonesia semakin meningkat. Tak jarang masyarakat sendiri tidak menyadari, bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah suatu bentuk pelanggaran hak cipta. Bahkan kegiatan pelanggaran hak cipta seperti tindakan legal yang setiap orang boleh melakukannya.

Di Indonesia, seseorang dengan mudah dapat menggandakan sebuah buku dengan cara fotokopi, padahal dalam buku tersebut melekat hak cipta seseorang sehingga apabila dilanggar dapat menimbulkan tindakan pidana. Bahaya dari pelanggaran hak cipta adalah akan membunuh kreativitas pengarang. Pengarang akan enggan untuk menulis karena hasil karyanya selalu dibajak sehingga pengarang tersebut merasa dirugikan baik secara moril maupun materil. Selain itu kurang tegasnya penegakan hak cipta dapat memotivasi kegiatan pembajakan di Indonesia.

Fenomena pelanggaran hak cipta di Indonesia ini menyebabkan berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah terkadang tidak sadar telah melakukan


(19)

kegiatan pelanggaran hak cipta. Padahal, seharusnya berbagai lembaga pemerintah tersebut memberikan teladan dalam hal penghormatan terhadap hak cipta. Contoh konkritnya adalah perguruan tinggi yang didalamnya terdapat perpustakaan, lembaga ini sebenarnya rentan akan pelanggaran hak cipta apabila tidak paham mengenai konsep hak cipta itu sendiri. Akan tetapi justru lembaga ini tidak dijadikan sebagai media sosialisasi hak cipta sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggaran hak cipta di Indonesia.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia (2002, hal 2), Pasal 1 ayat 1 disebutkan:

Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturuan perundang-undangan yang berlaku. Hak eksklusif disini mengandung pengertian bahwa tidak ada pihak lain yang boleh melakukan kegiatan pengumuman atau memperbanyak karya cipta tanpa seizin pencipta, apalagi kegiatan tersebut bersifat komersil.

Dalam suatu karya cipta setidaknya melekat dua hak bagi pencipta atau pengarang. Hak tersebut adalah hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah yang dimiliki pencipta atau pengarang untuk menikmati keuntungan ekonomi yang diperoleh dari setiap eksploitasi karya ciptaaannya. Sedangkan hak moral merupakan hak untuk menjaga integritas karya ciptaannya dari setiap intervensi pihak lain yang dapat merusak kreativitas pencipta atau pengarang. (Hak cipta, 2010).

Dari definisi tersebut, berarti segala bentuk usaha dengan memanfaatkan hasil karya orang lain yang dapat mendatangkan keuntungan bagi seseorang tanpa memperoleh izin dari pencipta karya tersebut dapat dikategorikan sebagai tindak


(20)

pelanggaran hak cipta. Selain itu segala macam bentuk usaha untuk meniru karya orang lain yang dapat merusak karya tersebut dapat juga dikelompokkan sebagai bentuk pelanggaran hak cipta.

Dalam artikel Vemby tanggal 28 April 2011 tentang Cyber Crime mengatakan bahwa dari 108 negara yang disurveiInternational Data Corp (IDC), tercatat ada 67 negara yang tingkat pembajakannya turun dengan kisaran satu sampai tujuh persen. Penurunan paling tajam diraih Rusia, sementara 11 negara lainnya tingkat pembajakannya naik. Sisanya tercatat tidak mengalami perubahan (prosentasenya tetap). Rata-rata tingkat pembajakan secara global meningkat menjadi 38% pada 2007, sementara pada 2006 hanya 35%. Demikian halnya dengan nilai kerugian yang secara global meningkat dari US$ 40 miliar pada 2006 menjadi US$ 48 miliar pada 2007.

Armenia didaulat sebagai negara dengan tingkat pembajakan terbesar dengan prosentase 93%, menyusul kemuadian Armenia, Bangladesh dan Azerbaijan dengan prosentase 92%. Di lain sisi, negara adidaya Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai negara yang tingkat pembajakannya paling rendah dengan prosentase 20%.

Berikut daftar lengkap 5 negara pembajak terbesar:

1. Armenia (93%); 2. Bangladesh (92%); 3. Azerbaizan (92%); 4. Moldova (92%); 5. Zimbabwe (91%). Dalam hal ini Indonesia menduduki peringkat ke 12 dari 108 negara dalam hasil studi internasional data perusahaan tentang pembajakan software atau piranti lunak di dunia.


(21)

Terkait dengan pembajakan, masalah-masalah banyak ditemui di kalangan mahasiswa saat kuliah. Untuk kuliah di Perguruan Tinggi membutuhkan biaya yang tinggi. Ketika mahasiswa kuliah, mereka dituntut untuk mencari informasi dan memiliki wawasan yang luas. Seluruh informasi yang dibutuhkan mahasiswa dapat diperoleh dengan membaca buku. Bagi mahasiswa, memiliki buku bukanlah suatu hal yang murah. Namun mahasiswa memiliki cara untuk mendapatkan buku referensi kuliah yang murah dengan membeli buku referensi kuliah bajakan (ilegal) atau menggandakan buku tersebut dengan cara fotokopi kemudian membelinya.

Sebagai mahasiswa yang seharusnya menghargai hasil karya orang lain, idealnya mereka membeli buku referensi kuliah yang legal, namun seringkali mahasiswa menggandakan buku referensi kuliah tersebut dengan cara fotokopi. Keinginan mahasiswa untuk membeli buku referensi kuliah ilegal adalah suatu masalah. Seharusnya mahasiswa sadar dengan hal yang bersifat melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Selain itu, mahasiswa seringkali mempunyai masalah dalam penggunaan buku referensi kuliah yang teks berbahasa Inggris. Masalah yang Pertama adalah mahasiswa cenderung lebih suka menggunakan buku teks dalam Bahasa Indonesia. Tentu saja karena mahasiswa merasa hidup di Indonesia dan juga lebih mudah dimengerti. Selain itu, sudah banyak dijual buku-buku terjemahaan dengan kualitas terjemahan yang memadai sehingga mahasiswa cenderung lebih mencari buku terjemahan tersebut. Buku-buku terjemahan yang dijual biasanya tidak orisinil. Diduga hal inilah yang menjadi salah satu faktor intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa. Masalah Kedua


(22)

yang belum tahu solusinya adalah masalah hak cipta. Buku-buku teks berbahasa Inggris yang orisinil biasanya memiliki harga yang terlalu mahal bagi mahasiswa Indonesia. Belum banyak buku teks asli berbahasa Inggris yang dicetak di Indonesia sehingga harganya bisa terjangkau. Hal ini menyebabkan hampir semua buku teks berbahasa Inggris merupakan hasil fotokopi.

Bentuk-bentuk kegiatan yang dianggap membeli buku referensi kuliah ilegal diantaranya menggandakan buku referensi kuliah dengan cara fotokopi, membeli buku referensi kuliah di tempat yang telah diketahui orang banyak bahwa tempat tersebut adalah tempat yang menjual buku-buku bajakan dan ini merupakan bentuk kecil dari pelanggaran hak cipta. Dikatakan demikian karena dengan membeli buku referensi kuliah ilegal berarti sama saja dengan mendukung kegiatan untuk mencetaknya kembali tanpa seizin dari pihak distributor resminya.

Pada umumnya alasan sebagian mahasiswa menggandakan buku referensi kuliah dengan cara fotokopi karena harga fotokopi jauh lebih murah dibandingkan membeli buku yang orisinil. Selain harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan buku orisinil, masalah lokasi atau tempat fotokopi juga dapat dengan mudah ditemukan di setiap pinggir jalan raya, sehingga tidak sedikit orang yang memiliki kecenderungan untuk menggandakan buku referensi kuliah tersebut dengan cara fotokopi.

Di sisi lain, sikap menggandakan buku referensi kuliah dengan cara fotokopi ataupun membeli buku referensi kuliah bajakan tersebut membawa keuntungan secara material bagi seseorang, namun perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela dan sangat merugikan, baik secara moril maupun material


(23)

perusahaan yang bersangkutan karena perbuatan itu dapat meningkatkan pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002. Tentu saja ini pelanggaran Hak cipta. Namun masyarakat masih belum sadar dengan alasan bahwa ini untuk kepentingan pendidikan. Kita tidak bisa membiarkan hal seperti ini terus berkelanjutan.

Mahasiswa yang kesehariannya terlibat dengan buku-buku referensi kuliah yang tentu sangat erat hubungannya dengan hak cipta. Dikatakan hubungannya sangat erat dengan hak cipta karena mahasiswa yang diperkirakan memakai buku referensi kuliah yang orisinil ataupun fotokopi. Layanan fotokopi yang bisa dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak cipta yang umumnya menggandakan buku referensi dengan cara fotokopi dalam jumlah yang banyak. Praktek fotokopi dapat dikategorikan sebagai tindakan pelanggaran hak cipta. Hal ini disebabkan karena fotokopi berarti memperbanyak suatu karya tanpa izin dari pengarang dan menerima keuntungan materi atas jasa fotokopi yang diberikan. Sebagian orang memanfaatkan kepopuleran buku yang laris namun sulit untuk menemukan buku originalnya. Banyak orang yang mencari keuntungan dengan menggandakan buku yang memiliki hak cipta. Namun itu kembali kepada kesadaran masyarakatnya. Selama masih banyak masyarakat yang masih menggandakan buku yang memiliki hak cipta dengan alasan klasik maka pembajakan tidak akan hilang.

Penelitian yang melatarbelakangi penelitian ini adalah dalam jurnal penelitian yang dilakukan Retnaningsih, Utami, P.W., & Mukflikhati, I pada tahun 2010 tentang Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sika dan


(24)

perilaku membeli buku bajakan pada mahasiswa IPB, hasil yang diperoleh adalah pembelian dipengaruhi pengenalan kebutuhan yang terdiri dari berbagai faktor baik individu, lingkungan atau situasi. Sebagian besar responden membeli buku bajakan dengan persentasi sebesar 75,0% pada satu tahun terakhir. Kemudian besar uang yang dianggarkan responden untuk membeli buku bajakan antara Rp 0 hingga Rp 500.000,00, dan hampir separuh sebesar 47,3% termasuk ke dalam kriteria rendah. Sebagian besar responden menyebutkan tempat membeli buku bajakan adalah kios sekitar kampus. Alasan yang paling banyak dipilih dalam membeli buku bajakan adalah buku bajakan memiliki harga yang murah dengan persentasi 78,0%. Sebanyak 78,0% yang menyatakan akan tetap membeli buku bajakan walaupun mereka mengetahui bahwa hal tersebut dilarang oleh negara dan agama sebesar 90,7%. Sebagian besar membeli buku bajakan berupa buku penunjang kuliah/textbook sebesar 77,3%.

Kemudian penelitian lain menunjukkan hasil yang signifikan hubungan antara intensi sebagaidependent variable danattitude(sikap) dan norma subjektif sebagai independent variable dan fenomena di atas serupa dengan penelitian terdahulu ini. Pada tesis yang dilakukan Laksono, Probo pada tahun 2008 tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intensi untuk MenggunakanSoftware Bajakan pada mahasiswa di Yogyakarta, Survei dilakukan kepada 144 mahasiswa program sarjana fakultas ekonomika dan bisnis. Hasil penelitian menemukan bahwa sikap, pemahaman undang-undang hak cipta, harga perangkat lunak, dan kebutuhan atas perangkat lunak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi mahasiswa untuk menggunakan perangkat lunak bajakan. Sedangkan pada penelitian Rosaeni


(25)

Rodiah pada tahun 2006 tentang Hubungan Antara Sikap tehadap Penggunaan Software Microsoft Ilegal, Norma Subjektif dengan Intensi Pengambilan keputusan Penggunaan Software Microsoft Ilegal Pada Pengelola Warnet menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap penggunaan software Microsoft ilegal dan norma subjektif dengan intensi penggunaan software Microsoft ilegal pada pengelola warnet. Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat mengukur intensi seseorang dalam berperilaku tertentu dengan menguji sikap seseorang terhadap perilaku tersebut dan norma subjektif. Sebaliknya pemahaman yang baik tentang intensi juga penting untuk menjelaskan lebih jauh mengapa seseorang mengembangkan perilaku tertentu dan bagaimana norma-norma subjektifnya.

Dalam jurnal penelitian Fathul Wahid tahun 2004 tentang Motivasi Pembajakan Software: Perspektif Mahasiswa di Yogyakarta menghasilkan sebagian besar responden sebesar 36% menyatakan bahwa mereka membajak software beberapa kali dalam satu bulan dan 19% responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah membeli software bajakan. Hasil dari penelitian tersebut adalah intensi untuk membelisoftware bajakan dapat diturunkan secara signifikan jika hukum yang dikenakan terhadap para pembajak ditegakkan dengan baik, peredaran software bajakan diberantas, dan hargasoftwarelegal diturunkan.

Berkenaan dengan penegakan hak cipta, dapat diambil contoh konkritnya adalah perpustakaan. Perpustakaan idealnya mampu menjadi pelopor penegakan hak cipta. Kalaupun suatu koleksi perpustakaan terpaksa difotokopi itu didasarkan pada alasan bahwa buku tersebut tidak ada dipasaran dan tidak akan dicetak lagi


(26)

oleh penerbit atau buku tersebut merupakan buku asing. Buku-buku asing harganya sangat mahal sehingga dalam kegiatan pengadaan perpustakaan cukup membeli satu buah buku asing tersebut kemudian jumlahnya diperbanyak dengan cara fotokopi. Karena alasan mudahnya masyarakat menggandakan buku dengan cara fotokopi menyebabkan para pengarang enggan menulis. Hal ini tentu akan berdampak terhadap produktivitas penerbitan buku-buku berkualitas di perpustakaan serta menghambat usaha pencerdasan bangsa. Usaha ini memang belum banyak disadari oleh penerbit buku sebagai tanda penghormatan kita kepada hak cipta.

Adanya buku-buku bajakan dan tindakan fotokopi buku-buku asli memang tidak mudah diatasi. Di satu sisi mahasiswa begitu antusias membeli buku, tapi di sisi lain harga buku yang masih mahal harus berhadapan dengan keterbatasan ekonomi.

Selain Pertimbangan-pertimbangan yang telah dipaparkan sebelumnya, sikap sebagian orang terhadap perilaku membeli buku referensi kuliah juga dipengaruhi faktor-faktor lain yang bersifat personal dan juga bersifat sosial.

Dalam menjelaskan perilaku manusia yang kompleks bukanlah suatu tugas yang mudah. Hal tersebut dikarenakan untuk memahami perilaku yang memiliki bermacam-macam pendekatan. Begitu pula dengan perilaku yang akan dibahas dalam penelitian ini, dengan membeli buku yang orisinil, berarti kita telah menghargai pengarang buku baik dari Indonesia maupun luar negeri dan menghargai Hak Cipta orang serta membantu mengurangi tindakan pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002.


(27)

Dari teori Fishbein dan Ajzen sulit untuk mengukur sikap yang umum terhadap perilaku yang khusus, dan begitu juga sebaliknya sulit untuk memperkirakan perilaku yang khusus dari sikap yang umum. Seperti pada perilaku membeli buku referensi kuliah yang ilegal, orang cenderung berpikir negatif mengenai pembelian yang bersifat ilegal, tapi dalam perilakunya tetap saja dijalankan.

BerdasarkanTeori Planned Bahavior (TPB), perilaku manusia didasarkan pada tiga macam pertimbangan: keyakinan mengenai kecenderungan hasil positif atau negatif suatu perilaku (behavioral belief), dan keyakinan mengenai harapan orang lain yang bersifat normatif (normative beliefs), dan keyakinan mengenai kehadiran faktor-faktor yang dapat mendukung munculnya perilaku (control beliefs) (Anderson, 2004).

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi sikap salah satunya adalah keyakinan seseorang terhadap objek tersebut. Apabila sikap dipegang dengan penuh keyakinan biasanya dipakai untuk memprediksikan timbulya suatu perilaku. Dengan demikian, pembentukan sikap pada sebagian orang dipengaruhi oleh keyakinan yang berasal dari pengalaman pribadi. Ini berarti bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pandangan subjektif dan objektif serta kecenderungan yang dimilikinya.

Pembentukan sikap juga bergantung pada intensi atau kecenderungan yang kuat dari individu dalam memunculkan suatu perilaku. Intensi memiliki peran sebagai penghubung antara sikap dengan perilaku yang akan dimunculkan oleh


(28)

individu. Demikian pula halnya ketika seseorang memutuskan untuk memunculkan perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal.

Individu tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda-beda dan membutuhkan informasi tentang beberapa hal, informasi yang diperoleh mendasari keyakinan mereka tentang konsekuensi suatu perilaku, tentang harapan-harapan normatif dari lingkungan sosial, dan juga tentang hambatan-hambatan yang dapat mencegah mereka untuk membentuk perilaku berdasarkan intensi yang dimilikinya.

Melalui sikap dapat mewakili apa yang disukai ataupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk pilihan konsumen. Pilihan konsumen itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan hubungannya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua benda atau lebih. Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh seperti mood seseorang atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.

Berdasarkan penjelasan di atas, sebelum memunculkan perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal, seseorang diasumsikan memiliki intensi untuk menampilkan perilaku tersebut. Dalam hal ini, Intensi perilaku dapat terbentuk


(29)

melalui beberapa beliefs atau keyakinan. Pertama adalah, keyakinan mengenai konsekuensi negatif atau positif jika memunculkan perilaku membeli buku referensi kulliah ilegal. Contoh konsekuensi negatif jika membeli buku referensi kuliah yang ilegal adalah mungkin buku referensi ilegal tersebut hasilnya tidak sebagus buku orisinil. Sedangkan konsekuensi positif adalah harga yang ditawarkan untuk membeli buku referensi kuliah ilegal relatif lebih murah dibandingkan dengan buku orisinil. Seseorang memiliki satu bahkan banyak beliefs mengenai perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal, namun hanya beberapa yang merupakan keyakinan yang berperan dalam pembentukan sikap. (Cornner dan Norman, 2005). Hal kedua yang mempengaruhi perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal adalah keyakinan mengenai harapansignificant other atau orang yang berperan dalam munculnya perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal. Keyakinan ini akan memberikan tekanan atau dorongan dalam pembentukkan intensi bagi seseorang. Kemudian yang terakhir adalah keyakinan seseorang akan adanya faktor-faktor yang mendukung atau menghambat munculnya perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal. Kedua faktor tersebut secara langsung mempengaruhi intensi, sedangkan faktor perceived behavioral control mempengaruhi intensi perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal.

Dari pemaparan di atas, dapat diartikan semakin yakin seseorang terhadap harapan significant other untuk memunculkan perilaku, maka semakin kuat sehingga kecenderungan perilaku membeli buku referensi kuliah yang ilegal muncul semakin besar.


(30)

Sebelum peneliti mengadakan penelitian sebenarnya, peneliti mengadakan survey kecil pada tanggal 16 Desember 2010 dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan pertanyaan yang meminta pendapat mahasiswa mengenai perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal.

Dari hasil survey tersebut, peneliti menemukan beberapa fenomena yang yaitu terungkapnya alasan mengenai hal-hal yang melandasi meningkatnya perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal antara lain mahasiswa cenderung lebih memilih membeli buku referensi kuliah illegal. Dari 26 orang mahasiswa, 21 orang lebih memilih membeli buku referensi kuliah ilegal dengan alasan lebih murah terlepas dari kualitas gambar yang kurang jelas, dan halaman buku yang kadang-kadang hilang.

Berdasarkan uraian di atas, penting bagi peneliti untuk mengangkat permasalahan ini, oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai seberapa besar intensi mereka untuk menampilkan perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal yang akan mempengaruhi sikap apa yang dimiliki oleh mahasiswa dan bagaimana norma subjektif dalam memandang perilaku tersebut serta apa saja yang menyulitkan dan memudahkan mereka untuk membeli buku referensi kuliah ilegal. Maka peneliti menetapkan judul penelitian sebagai berikut:”PENGARUH

SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MEMBELI BUKU REFERENSI KULIAH ILEGAL PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”.


(31)

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal?

2. Apakahbehavioral belief secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

3. Apakah evaluation of behavioral belief secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

4. Apakah normatives beliefs secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

5. Apakah motivation to comply secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

6. Apakah control beliefs secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?


(32)

7. Apakah perceived powersecara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

8. Apakah jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

9. Apakah uang saku secara signifikan mempengaruhi intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.2.2 Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak masalah yang dikemukakan dalam latar belakang masalah dan perumusan yang telah disebutkan sebelumnya, agar penelitian ini menjadi lebih terarah dan tidak meluas maka peneliti membatasi penelitian pada variabel intensi membeli buku referensi kuliah ilegal yaitu :

1. Intensi yang dimaksud adalah skor kemungkinan seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu dengan faktor motivasional yang mempengaruhi bagaimana usaha yang digunakan untuk menampilkan perilaku tersebut dari skalalikert pada item alat ukur intensi membeli buku referensi kuliah ilegal.

2. Behavioral belief adalah skor-skor keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku yang mendorong terbentuknya sikap dari tiap item yang diukur menggunakan skala sikap terhadap perilaku membeli


(33)

3. Evaluation of behavioral belief adalah skor-skor keyakinan subjek mengenai konsekuensi membeli atau tidak membeli buku referensi kuliah ilegal serta evaluasi mengenai konsekuensi-konsekuensi tersebut.

4. Normatives beliefs adalah skor-skor keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap subjek yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku. 5. Motivation to comply adalah skor-skor keinginan subjek untuk mengikuti

pendapat orang penting (significant other).

6. Control beliefsadalah skor-skor keyakinan mengenai sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan memunculkan tingkah laku. 7. Perceived power skor-skor persepsi individu mengenai seberapa kuat

control tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut.

8. Jenis kelamin, yaitu sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan.

9. Uang saku, yaitu data yang mungkin berpengaruh terhadap pilihan dalam membeli buku referensi kuliah.

10. Buku referensi kuliah ilegal yang dimaksud adalah buku acuan kuliah yang digandakan atau diperbanyak dengan cara fotokopi tanpa seizin distributor resmi dari si penulis dan buku-buku yang dibeli di tempat yang jelas menjual buku bajakan.

11. Mahasiswa yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki status sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(34)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabelbehavioral belief terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh variabel evaluation of behavioral belief terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel normatives beliefs terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel motivation to comply terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Untuk mengetahui pengaruh variabel control beliefs terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(35)

7. Untuk mengetahui pengaruh variabelperceived power terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Untuk mengetahui pengaruh variabel jenis kelamin terhadap intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Untuk mengetahui pengaruh variabel penghasilan orangtua dengan intensi membeli buku referensi kuliah ilegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mengenai fenomena psikologis yang terjadi pada seseorang terhadap penegakan hukum Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002. Selain itu, penelitian ini sebagai bahan dasar bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat dari penelitian ini diharapkan mengurangi tingkat pembajakan. Moral masyarakat untuk malu membajak atau menggunakan produk bajakan serta menghargai hasil karya orang lain perlu ditumbuhkan


(36)

dalam diri. Apabila masyarakat telah memiliki budaya malu maka pembajakan tidak akan berkembang. Setelah masyarakat menumbuhkan budaya malu membajak maka ini harus diiringi dengan penegakan hukum yang tegas bagi mereka yang melanggar hak cipta. Penegakan ini akan membuat jera para pelaku pelanggaran hak cipta sekaligus peringatan bagi mereka yang ingin melakukan pembajakan. Kemudian dapat juga dijadikan masukan bagi para pembeli buku referensi kuliah untuk lebih mengenal dan mampu membedakan perilaku membeli buku bajakan yang merupakan sebuah perilaku keliru karena telah melanggar hukum serta dapat mematuhi hukum mengenai Undang-Undang Hak Cipta Nomor19 tahun 2002

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini, menggunakan kaidah penulisan APA style, yaitu kaidah penulisan yang mengacu pada bentuk aturan yang dikeluarkan APA (American Psychological Association). Adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan dilakukan penelitian terhadap intensi membeli, identifikasi masalah, perumusan masalah,pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(37)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan dibahas sejumlah teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti secara sistematis, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian meliputi, pengolahan statistik dan analisis terhadap data.

BAB V : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan meyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.


(38)

BAB 2

KAJIAN AN PUSTAKA

Bab ini menguraikan kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian yang terbagi dalam delapan subbab. Subbab pertama menjelaskan mengenaiTheory of Planned Behavior, subbab kedua menganai intensi membeli, subbab ketiga membahas mengenai sikap terhadap perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal, subbab keempat membahas mengenai norma subjektif, subbab kelima membahas mengenai Perceived Behavioral Control (PBC), subbab keenam mengenai buku referensi, subbab ketujuh menerangkan kerangka berpikir, dan subbab kedelapan menguraikan hipotesis dalam penelitian ini.

2.1Theory of Planned Behavior

Fishbein (dalam Eagly & Chaiken, 1993) mengungkapkan bahwa dalamtheory of reasoned action membatasi pada kelompok perilaku yang bisa dikatakan volitional atauvoluntary, yaitu perilaku yang dilakukan orang karena mereka telah memutuskan untuk berperilaku. Pembatasan ini mempunyai konsekuensi karena perilaku yang membutuhkan keterampilan, sumber daya, dan kesempatan yang tidak tersedia bukan perilaku yangvolitional sepenuhnya. Fishbein juga memilih untuk tidak memberikan ruang pada kemungkinan bahwa sikap kadang-kadang menimbulkan perilaku yang tidak melibatkan pikiran. Perilaku tersebut bisa saja terjadi, misalnya kebencian terhadap kelompok ras atau etnis menimbulkan kekerasan yang tiba-tiba dan spontan atau kesukaan pada suatu produk tertentu


(39)

menimbulkan perilaku yang dikenalimpuls buying. Fishbein membatasi modelnya pada perilakuvolitional, sehingga Fishbein juga tidak menyertakan perilaku yang mungkin timbul dan bebas dari sikap karena sudah merupakan kebiasaan seperti menggunakan sabuk pengaman.

Theory of planned behavior menganggap bahwa teori sebelumnya tidak menjelaskan mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh individu, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor nonmotivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu determinan lagi, yaitu kontrol perilaku, yaitu persepsi mengenai mudah atau sulitnya suatu perilaku dilakukan. Oleh karena itu, menurut theory of planned behavior, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu sikap, norma subyektif , dan kontrol perilaku (Ajzen, 1988; hal 134). Banyak variabel yang mungkin berhubungan atau mempengaruhi kepercayaan yang dipegang seseorang, seperti : umur, jenis kelamin, etnis status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama, keanggotaan, kepribadian, suasana hati, emosi, sikap, dan nilai secara umum, inteligensi, anggota kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi, dukungan sosial, kemampuan coping, dan lainnya. Seseorang tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda dan membutuhkan informasi tentang beberapa hal, informasi yang diperoleh mendasari keyakinan mereka tentang konsekuensi suatu perilaku, tentang harapan-harapan normatif dari lingkungan sosial, dan juga tentang hambatan-hambatan yang dapat mencegah mereka untuk membentuk perilaku berdasarkan intensi yang dimilikinya. Laki-laki bisa memiliki


(40)

pengalaman yang berbeda dalam perjalanan penting daripada pengalaman seorang wanita, orang yang lebih tua mendapatkan informasi yang berbeda dari pada informasi yang ada diantara orang yang lebih muda, dan suasana hati yang bersifat sementara dapat mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan sesuatu. Semua faktor ini dapat mempengaruhi perilaku normatif, dan kontrol kepercayaan, dan sebagai hasilnya, mempengaruhi intensi dan tindakan.

2.2 Intensi Membeli

Intensi membeli adalah motivasi atau keinginan yang menunjukkan adanya usaha atau kesiapan seseorang untuk menampilkan perilaku membeli. Semakin besar intensi seseorang membeli, semakin besar pula peluang perilaku membeli. Dalam hal ini ini adalah perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal. Untuk lebih jelas lagi di bawah ini adalah teori mengenai intensi.

2.2.1 Pengertian Intensi

Definisi yang dikemukakan oleh Fishbein & Ajzen (1975, hal: 288) sebagai berikut:

“ …intention as a person’s location on subjective probability dimension involving a relation between himself and some action. A Behavioral

intention, therefore, refers to a perseon’s subjective probablility that he

will perform some behavior”(Ajzen dan Fishbein, 1975)

Pengertian ini menjelaskan bahwa intensi merupakan bagian dari diri seseorang dalam kemungkinan dimensi subjektif yang melibatkan hubungan antara dirinya dengan tindakan. Intensi perilaku merupakan perkiraan seseorang


(41)

mengenai seberapa besar kemungkinannya untuk menampilkan suatu tindakan tertentu.

DalamAttitude and Behavior (1988) Ajzen mendefinisikan intensi sebagai berikut:

Intentions are assumed to capture the motivational factors that have an impact on a behavior; they are indications of how hard people are willing to try, of how much of an effort they are planning to exert, in order to

perform the behavior.”

Intensi diasumsikan faktor-faktor motivasi yang berdampak pada perilaku, sebagai indikasi seberapa kuat keinginan individu untuk mencoba dan berapa banyak upaya mereka yang direncanakan dalam rangka untuk menampilkan perilaku tersebut.

Definisi pada intensi di atas menunjukkan bahwa bahasan tentang intensi merupakan topik yang penting, terutama dalam hubungannya dengan prediksi tingkah laku. Hal ini disebabkan tingkah laku yang banyak dibahas dalam psikologi sosial yang berkaitan dengan tingkah laku di bawah kontrol kemauan atau kesadaran. Artinya, individu akan melakukan suatu tingkah laku hanya jika ia benar-benar ingin melakukannya, untuk itu individu tersebut membentuk intensi.

Dari beberapa pernyataan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan kemungkinan seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu dengan faktor motivasional yang mempengaruhi bagaimana usaha yang digunakan untuk menampilkan perilaku tersebut. Semakin kuat intensi untuk memunculkan perilaku maka akan semakin besar kemungkinan perilaku yang akan ditampilkan.


(42)

2.2.2 Aspek-aspek Intensi

Fishben dan Ajzen (1975, hal 292) intensi memiliki empat aspek, yaitu:

1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Pada konteks membeli buku referensi kuliah ilegal, perilaku spesifik yang diwujudkan merupakan bentuk-bentuk perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal yaitu dengan menggandakan buku referensi kuliah dengan cara fotokopi buku tersebut, membelinya tanpa mendapatkan izin dari distribusi resmi buku tersebut, dan membeli buku di tempat yang jelas tempat tersebut adalah tempat yang menjual buku-buku bajakan.

2. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang atau objek tertentu (particular object), sekelompok orang atau objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Pada konteks membeli buku referensi kuliah ilegal, objek yang menjadi sasaran perilaku dapat berupa tersedianya uang.

3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Situasi dapat pula diartikan sebagai lokasi terjadinya perilaku. Pada konteks membeli buku referensi kuliah ilegal, perilaku tersebut dapat muncul jika mahasiswa merasa membutuhkan buku referensi tersebut dengan cepat, murah dan dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan


(43)

buku aslinya, misalnya dosen mewajibkan membeli buku referensi yang diminta.

4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau tidak terbatas misalnya waktu yang spesifik (hari tertentu, tanggal tertentu, jam tertentu), periode tertentu (bulan tertentu), dan waktu yang tidak terbatas (waktu yang akan datang). Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam pengukuran intensi yakni setiap dari elemen tersebut memiliki variasi pada tingkat kespesifikan dimensinya. Pada tingkat yang paling spesifik, seseorang akan menampilkan perilaku tertentu tergantung objeknya dalam situasi dan waktu tertentu. Intensi dapat diarahkan pada objek tertentu, sekumpulan objek atau objek apapun.

2.2.3 Determinan Intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen (1988) determinan intensi sebagai berikut: 1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior) 2. Norma subjektif (subjektif norm)

3. Perceived Behavioral Control(PBC)

2.2.4 Intensi Membeli Buku Referensi Kuliah

Intensi untuk membeli buku referensi kuliah yang ilegal merupakan kemungkinan subjektif seseorang untuk membeli buku referensi kuliah ilegal dengan faktor motivasional yang menunjukkan kemauan dan usahanya untuk menampilkan


(44)

perilaku tersebut. Untuk dapat menampilkan perilaku secara akurat, maka intensi membeli buku referensi kuliah ilegal dapat diuraikan melalui empat elemen intensi yang telah dijelaskan sebelumnya dimana membeli buku referensi kuliah ilegal merupakan perilaku yang spesifik, dan membeli buku referensi yang legal adalah target objek dilakukannya perilaku. Sedangkan situasi dan waktu adalah situasi dan waktu saat dilakukannya perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal. Dengan semakin besarnya intensi seseorang untuk membeli buku referensi kuliah, maka semakin besar pula peluang perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal akan ditampilkan.

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Beberapa pendapat pakar dalam psikologi sosial dikemukakan beberapa definisi: Attitude is a favourable evaluative reaction toward something or some,

exhibited in one’s belief, feelings intented behavior (Myers, 1996, dalam Sarlito, 2002)

Sikap adalah suatu reaksi evaluatif menguntungkan terhadap sesuatu atau beberapa, dipamerkan dalam keyakinan seseorang, perasaan perilaku. Kemudian definisi lain mengatakan:

An attitude is a disposition to respond favourably or unfuorably to object, person, institution or event (Azjen 1988, dalam Sarlito, 2002).

Definisi ini memberikan pengertian bahwa sikap adalah suatu disposisi untuk bertindak positif atau negatif terhadap suatu objek, orang, institusi atau peristiwa.


(45)

Attitude is a psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor (Eagly & Chaiken, 1992 dalam sarlito 2002)

Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi kesatuan tertentu dengan beberapa derajat mendukung atau atau tidak mendukung.

Definisi lain dikemukakan Gerungan (2004) attitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu.

Pendapat Allport, (1935) dalam Fredman, Jonathan L (1978) mengenai sikap lebih memperkaya pandangan yang dikemukakan sebelumnya. Menurut Allport sikap adalah:

“A mental and neural state of readiness, organised through experience,

exerting a directive and dynamic influence upon the individual’s response

to all objects and situations with which it is related” (810).

Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.

Hal yang serupa dikemukakan oleh Dobb (1947) dalam Fredman, Jonathan L (1978):

“An implicit, driveproducing response considered socially significant in the individual’s society”


(46)

Dobb mendefinisikan sikap adalah Sebuah respon implicit yang dianggap sosial yang signifikan dalam masyarakat individu.

Aiken (1970) menambahkan bahwa:

“A learned predisposition or tendency on the part of an individual to respond positively or negatively with moderate intensity and reasonable intensity to some object, situation, concept, or other person”.

Sikap adalah predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain. Definisi yang dikemukakan Aiken ini sudah lebih aktif dan operasional, baik dalam hal mekanisme terjadinya maupun intensitas dari sikap itu sendiri. Predisposisi yang diarahkan terhadap objek diperoleh dari proses belajar. Definisi di atas nampaknya konsisten menempatkan sikap sebagai predisposisi atau tendensi yang menentukan respon individu terhadap suatu objek. Predisposisi atau tendensi ini diperoleh individu dari proses belajar, sedangkan objek sikap dapat berupa benda, situasi, dan orang.

Pendapat yang agak berbeda dengan pendapat yang dikemukakan sebelumnya diajukan oleh Triandis (1971) yang menyatakan bahwa sikap adalah:

An idea charged with emotion which predisposes a class of actions to a particular class of social situation (hal. 2).

Sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam suatu situasi sosial. Bila Aiken yang secara tegas menyatakan bahwa predisposisi itu diperoleh dari proses


(47)

belajar, Triandis menyatakan bahwa ide yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi.

Sikap yang disimpulkan dari berbagai pengamatan terhadap objek diekspresikan dalam bentuk respon kognitif, afektif (emosi), maupun perilaku (Katz & Stoland, 1959; Triandis, 1971). Respon evaluatif dalam bentuk kognitif meliputi beliefs yang dimiliki individu terhadap objek sikap dengan berbagai atributnya (Fishbein & Ajzen, 1975).

Sedangkan menurut Ikhwan, dkk (2009), Domain sikap dapat dipahami sebagai dimensi atau unsur-unsur dari sikap. Unsur ini memudahkan seseorang dalam melakukan pemahaman ataupun pengukuran terhadap sikap.

1. Komponen kognitif

Mann (1969, dalam Azwar) dalam Luthfi, Ikhwan, dkk. 2009 menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

2. Komponen afektif

Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap yang menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagian benar dan berlaku bagi objek termaksud.


(48)

3. Komponen konasi atau psikomotor

Berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Komponen konatif merupakan kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukan bahwa komponen konasi meliputi bentuk keinginan perilaku yang tidak dapat dilihat secara langsung, akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang. Proses kognitif dapat terjadi pada saat individu memperoleh informasi mengenai objek sikap. Proses kognitif ini dapat terjadi melalui pengalaman langsung misalnya pada saat individu minum soft drink kemudian merasakan kesegarannya atau pengalaman tidak langsung yang diperoleh dengan cara menonton iklan soft drink yang memperlihatkan bintang iklan berubah penampilan menjadi lebih segar setelah minum soft drink tersebut di televisi (Eagly & Chaiken, 1993). Rasa segar yang dirasakan ataupun menyaksikan wajah orang lain yang berubah menjadi lebih segar memberikan informasi kepada individu bahwa soft drink adalah minuman yang menyegarkan menyebabkan individu bersikap positif terhadap soft drink. Proses-proses lain yang dapat membentuk sikap adalah afektif dan perilaku. Proses afektif dikemukakan oleh Zanna, Kiesler, dan Pilkonis (1970) dapat membentuk sikap pada individu. Sedangkan Bem (1972) mengemukakan bahwa perilaku sebelumnya dapat mempengaruhi sikap. Pendapat Bem ini lebih dikenal dengan self perception,


(49)

yaitu individu cenderung akan menunjukkan sikap sesuai dengan perilaku sebelumnya.

Definisi-definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai), dan emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).

2.3.2 Aspek-Aspek Sikap

Menurut Baron, Robert A & Byrne, Donn (2003). Beberapa aspek-aspek penting dari sikap:

1. Sumber suatu sikap (Attitude Origin). Faktor inilah yang mempengaruhi bagaimana pertama kali sikap terbentuk. Bukti yang ada mengindikasikan bahwa sikap yang tebentuk berdasarkan pada pengalaman langsung seringkali memberikan pengaruh yang lebih kuat pada tingkah laku daripada sikap yang terbentuk berdasarkan pada pengalaman tidak langsung atau pengalaman orang lain. Tampaknya, sikap yang terbentuk berdasarkan pengalaman langsung lebih mudah diingat, dan hal ini meningkatkan dampak mereka terhadap tingkah laku.

2. Kekuatan Sikap (Attitude Strength). Faktor lain salah satu faktor yang paling penting melibatkan apa yang disebut sebagai kekuatan sikap yang dipertanyakan. Semakin kuat sikap tersebut, semakin kuat pula dampaknya pada tingkah laku (Petkova, Ajzen & Driver, (1995) dalam Baron, Robert A & Byrne, Donn (2003).


(50)

3. Kekhususan sikap (attitude specificity). Aspek yang ketiga yang mempengaruhi sikap dengan tingkah laku adalah kekhususan sikap yaitu sejauh mana terfokus pada objek tertentu atau situasi dibandingkan hal yang umum. Contohnya, Anda mungkin memiliki sikap umum terhadap agama (contohnya, Anda percaya bahwa penting bagi setiap orang untuk memiliki keyakinan agama tertentu daripada tidak memiliki sama sekali). Sebagai tambahan terhadap sikap umum ini, Anda mungkin memiliki sikap khusus tambahan terhadap berbagai aspek agama. Sebagai contoh, perlunya pergi ke gereja setiap minggu (penting atau tidak penting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara sikap dan tingkah laku lebih kuat ketika sikap dan tingkah laku diukur pada tingkat kekhususan yang sama. Di sisi lain, kita mungkin dapat memprediksikan secara lebih akurat tentang kehendak Anda dalam mengambil tindakan untuk melindungi kebebasan beragama berdasarkan sikap umum Anda terhadap agama dibanding sikap Anda terhadap penggunaan asesoris religious (Fazio &Roskos-Ewoldsen) dalam Baron, Robert A & Byrne, Donn (2003).

Kesimpulannya, seperti yang telah kami sebutkan di atas, bukti yang ada menunjukkan bahwa sikap memang mempengaruhi tingkah laku (Pretty & Krosnick, (1995) dalam Baron, Robert A & Byrne, Donn (2003). Namun, kekuatan hubungan ini sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang berbeda hambatan situasional yang mengizinkan atau tidak mengizinkan kita menampilkan


(51)

ekspresi lahiriah dari sikap kita, begitu pula aspek dari sikap itu sendiri (sifatnya, kekuatan, dan kekhususannya dibandingkan orang lain).

2.3.3 Komponen Sikap

Fishbein dan Ajzen (1975), berpendapat bahwa ada dua komponen dalam pembentukan sikap yaitu:

1. Behavioral Belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap.

2. Evaluation of behavioral belief merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya.

Hubungan antara sikap, keyakinan tentang konsekuensi tingkah laku, dan evaluasi terhadap konsekuensi diformulasikan dalam bentuk perhitungan sebagai berikut:

AB = Sikap terhadap tingkah laku membeli buku referensi kuliah ilegal

bi = Keyakinan membeli buku referensi kuliah ilegal akan menghasilkan

konsekuensi (i)

ei = Evaluasi terhadap konsekuensi (i)

i = Konsekuensi dari tingkah laku membeli buku referensi kuliah ilegal


(52)

2.3.4 PeranBeliefs(keyakinan)

Fishbein & Ajzen (1975, hal 131) mengemukakan pendapatnya tentang beliefs (keyakinan) :

Subjective probability of a relation between the object of the beliefs and some other object, value, concept or attribute.

Keyakinan adalah kemungkinan subjektif dari sebuah hubungan antara objek keyakinan dengan objek nilai, konsep atau atribut lain. Penjelasan dasar menyebutkan bahwa perilaku adalah fungsi dari informasi penting, atau beliefs (keyakinan bahwa perilaku adalah fungsi dari informasi penting atau belief yang relevan terhadap perilaku. Umumnyabelief mengacu pada kemungkinan penilaian subjektif yang dimiliki seseorang tentang beberapa aspek yang berbeda-beda dalam dunianya termasuk juga pemahaman tentang diri sendiri dan lingkungannya. Sedangkan secara khusus, belief didefinisikan sebagai kemungkinan subjektif tentang hubungan antara objek belief dengan beberapa objek lain, nilai, konsep, atau atribut.

Setiap keyakinan menghubungkan suatu objek dengan beberapa atribut. Misalnya sikap seseorang terhadap objek merupakan fungsi dari evaluasinya terhadap atribut tersebut. Beliefs menunjukkan tentang informasi yang dimiliki seseorang tentang sebuah objek. Secara spesifik, belief menghubungkan objek terhadap beberapa atribut berupa seseorang, individu, sekelompok orang, lembaga, tingkah laku, kebijaksanaan, peristiwa, dan lain-lain. Sedangkan atribut bisa berupa objek, trait, property, kualitas, karakteristik, hasil atau kejadian. Sebagai contoh: ketika kita melihat seorang atasan di kantor menggunakan sepeda


(53)

adalah seseorang yang senang dengan olah raga sepeda, seseorang yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, atau mungkin atasan kita adalah seseorang yang tidak punya uang (miskin) untuk memiliki kendaraan pribadi lain selain sepeda. Dalam hal ini, objekbelief adalah atasan kita, sedangkan atribut adalah sifat-sifat seperti peduli terhadap lingkungan dan senang olah raga. Hubungan antara objek dan atribut disebut sebagaibelief.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) jenis belief dapat terbentuk dengan menerima informasi tentang objek dari sumber luar. Sumber luar dalam arti termasuk koran, buku-buku, majalah, radio, dan televisi, dosen, teman, relasi, rekan kerja, dan lain-lain. Jenisbelief ini disebut jugainformational beliefs.

2.4 Norma Subjektif (Subjective norm) 2.4.1 Pengertian Norma Subjektif

Fishbein dan Ajzen (1975) mengemukakan bahwa norma subjektif sebagai berikut:

“The subjective norm is the person’s perception that most people who are

important to him think he should or should not perform the behavior in

question.”(hal 302)

Pengertian di atas menjelaskan bahwa norma subjektif merupakan keyakinan individu mengenai harapan orang-orang sekitar yang berpengaruh (significant other) baik perorangan ataupun perkelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak.


(54)

“Subjective norm a product of what the individual perceives to be other

beliefs. Significant others provide a guide about what is the proper thing

to do.”

Pengertian diatas menjelaskan bahwa norma subjektif adalah produk dari persepsi individu tentang beliefs yang dimiliki orang lain. Significant other memberikan panduan tentang hal yang tepat untuk melakukannya.

2.4.2 Komponen Norma subjektif

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), norma subjektif secara umum mempunyai dua komponen berikut:

1. Normatives beliefs. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu. 2. Motivation to Comply. Motivasi individu untuk memenuhi harapan

tersebut.

Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya (significant others) dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.

Hubungan antara normatives beliefs dengan norma subjektif dapat dilihat pada rumus berikut:


(55)

SN = Norma subjektif (subjective norm)

ni = Normatives beliefs terkait dengan orang atau kelompok orang yang

berpengaruh

mi = Motivasi individu untuk mematuhi orang atau kelompok orang yang

berpengaruh (motivation to comply)

i = Orang atau kelompok orang yang berpengaruh

Pada rumus di atas dapat dilihat bahwa norma subjektif (SN) didapatkan dari hasil penjumlahan hasil kali darinormatives beliefs tentang tingkah laku I (ni)

dengan motivation to comply (mi). Dengan kata lain, individu yang percaya

bahwa individu atau kelompok yang berpengaruh terhadapnya akan mendukung untuk melakukan tingkah laku tersebut, maka hal ini akan menjadi tekanan sosial bagi individu tersebut untuk melakukannya. Sebaliknya, jika ia percaya orang lain yang berpengaruh padanya tidak mendukung tingkah laku tersebut, maka hal ini menyebabkan ia memiliki norma subjektif untuk tidak melakukannya.Normative belief mempunyai hubungan dengan persepsi subjek terhadap sikap orang yang berpengaruh tentang tingkah laku yang dimaksud. Sedangkan motivation to comply berhubungan dengan kekuatan yang dimiliki orang yang berpengaruh terhadap subjek yang bersangkutan.


(56)

2.5Perceived Behavioral Control(PBC)

2.5.1PengertianPerceived Behavioral Control(PBC)

Perceived behavioral control menurut Ajzen dan Icek (1988) adalah salah satu determinan dalam intensi perilaku. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi Perceived behavioral controldalam hubungannya dengan intensi perilaku.

“This factor refers to the perceived ease or difficulty of performing the

behavior and it assumed to reflect pas experience as well as anticipated

impediments and obstacles”

“Faktor ini mengacu pada kemudahan yang dirasakan atau kesulitan melaksanakan perilaku dan diasumsikan untuk mencerminkan pengalaman pas serta hambatan diantisipasi dan hambatan"

PBC tidak berkaitan secara langsung dengan kontrol yang sebenarnya dimiliki individu dalam situasi-situasi tertentu. PBC berkaitan dengan pengaruh-pengaruh yang mungkin dimiliki atau kontrol tingkah laku yang dipersepsi (perceived behavioral control) oleh individu terhadap tingkah laku.

2.4.1 KomponenPerceived Behavioral Control(PBC)

1. Control beliefs, adalah beliefs-beliefs mengenai sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and opportunities) untuk memunculkan tingkah laku.

2. Perceived power, adalah persepsi individu mengenai seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut.


(57)

Hubungan dua komponen tersebut di atas dengan PBC dapat digambarkan sebagai berikut :

PBC =Perceived Behavioral Control

ci = Control belief, keyakinan bahwa i adalah faktor yang mendorong atau

menghambat tingkah laku membeli buku referensi kuliah ilegal.

pi = Perceived power tentang persepsi individu terhadap seberapa kuat

kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam pemunculan tingkah laku membeli buku referensi kuliah ilegal.

i = Orang atau kelompok orang yang berpengaruh

2.6 Buku Referensi

2.6.1 Pengertian buku referensi

Referensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2002 edisi ketiga Balai Pustaka, mengandung makna sumber acuan, rujukan, petunjuk. Yang dimaksud sumber acuan diantara buku teks (lembaran terjilid). Kemudian akan muncul istilah buku referensi.

Definisi buku referensi (Trimo, 1997) adalah suatu buku atau sejumlah publikasi kepada siapa orang berkonsultasi untuk mencari fakta-fakta atau informasi tentang latar belakang suatu objek, orang atau peristiwa secara cepat dan mudah. Buku sumber ini bukan untuk dibaca secara menyeluruh, seperti kamus, ensiklopedi, handbook, direktori, guidebooks, almanak-almanak, peta,


(58)

buku biografi, buku indeks dan abstrak, publikasi penelitian dan publikasi pemerintahan. Pada intinya buku teks yang mengandung informasi yang dibatasi oleh tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dan biasanya ditulis komprehensif dilengkapi dengan indeks-indeks alfabetis sehingga orang mudah dan cepat mencari data yang dibutuhkannya. Maka koleksi ini memang diperuntukkan dibaca ditempat, selain hal tersebut diatas faktor lain adalah karena koleksi ini seringkali tidak mudah didapatkan atau dalam jumlah terbatas, jenis buku referensi juga sebagai bahan pustakawan untuk mampu memenuhi permintaan-permintaan informasi.

Informasi atau kandungan informasi yang terdapat dalam jenis buku referensi seperti kamus, ensiklopedi, handbook dan lainnya, berikut dijabarkan dalam tabel 2.1


(59)

Tabel 2.1 Jenis Buku referensi

Sumber : http://sms.unikom.ac.id/lib/y.php?/journal/id/11

No Jenis Buku Referensi Informasi pokok yang dikandung : 1 Kamus Segala sesuatu tentang kata/istilah :

Arti/definisi Asal mula kata Cara pemakaiannya Sinonim dan antonym

2 Encyclopaedia Segala sesuatu tentang istilah, objek, peristiwa, temuan :

Latar belakang dan perkembangannya Data-data (fakta-fakta)

relevansinya kegunaannya

3 Handbook/manual Informasi utamanya tentang :

Bagaimana melakukan sesuatu, membuat

Apa/what, Bagaimana/how, Mengapa/why, dan Kapan/when

4 Guidebook Informasi utamanya tentang :

Menemukan sesuatu apa/what, dimana/where, berapa banyak/how much, berapa jauh/how far, berapa tinggi/how high dan seterusnya

5 Direktori Informasinya utamanya tentang :

Perkembangan yang terbaru dalam suatu bidang/subjek tertentu

Instansi/organisasi/perusahaan serta nama dan alamat pejabatnya

Statistik dan produknya 6 Almanak Informasi tentang :

Kalender disertai data-data astronomis Statistik (dalam bidang tertentu)

Fakta-fakta yang menarik tentang Negara-negara, olah raga, kepariwisataan dll.

7 Buku Biografi Informasi tentang :

Riwayat hidup tokoh dalam bidang tertentu Hasil-hasil temuan/prestasi orang

Latar belakang dari teori, prinsip, konsep dan seterusnya yang dianut seorang tokoh dalam bidang/peristiwa tertentu.

8 Indeks dan Bibliografi Informasi utamanya tentang :

Nama lengkap pengarang (biasanya dilengkapi dengan tahun kelahiran)

Judul lengkap serta subjudulnya Subjek dan rinciannya (bila beranotasi)


(60)

2.7 Kerangka Berpikir

Pembajakan dan pelanggaran hak cipta sampai saat ini merupakan suatu fenomena sosial dimana jumlah orang yang membajak buku semakin meningkat. Tidak hanya yang membajak saja, tetapi juga orang yang membeli buku bajakanpun banyak. Semakin meningkat diberbagai kalangan usia terutama pada mahasiswa yang setiap harinya sangat erat kaitannya dengan buku referensi kuliah tanpa mempedulikan suatu karya cipta orang lain. Karena pada kenyataannya, jumlah buku bajakan tidak mengalami penurunan bahkan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena kurangnya sanksi terhadap perilaku membajak dan membeli buku bajakan. Di kalangan mahasiswa baik menggandakan buku referensi kuliah dengan cara fotokopi maupun membeli buku bajakan adalah hal yang biasa, apalagi mereka yakin sekali akan tindakan mereka tersebut dengan alasan untuk ilmu pengetahuan. Berhenti untuk membeli buku bajakan terbilang sulit terlebih pada awal semester perkuliahan, mahasiswa dianjurkan untuk memiliki buku kuliah karena materi yang dipelajari berasal dari buku referensi tersebut. Selain itu buku referensi kuliah yang asli biasanya mahal. Salah satu alasan mahasiswa membeli buku bajakan dengan cara fotokopi karena di lingkungan kampus banyak sekali tempat untuk fotokopi buku. Tempat fotokopi bisa dikategorikan sebagai pembajakan.

Perilaku membeli diawali dengan intensi. Pada umumnya seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan tindakan tertentu, maka akan lahir perilaku tertentu. Dalam hal ini munculnya perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal


(1)

0.040

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.066)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.76

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.69 ; 0.88)

ECVI for Saturated Model = 0.91 ECVI for Independence Model = 20.77 Normed Fit Index (NFI) = 0.99 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00

Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.98 Critical N (CN) = 236.91

UJI VALIDITAS PENGUKURAN CONTROL BELIEFS Standardized Solution

LAMBDA-X CONTROL

ITEM1 0.34 ITEM2 0.73 ITEM3 0.18 ITEM4 0.59 ITEM5 0.83 ITEM6 0.63 ITEM7 0.65 ITEM8 0.84 ITEM9 0.72 ITEM10 0.83 ITEM11 0.87 ITEM12 0.89 ITEM13 0.78 PHI

CONTROL ---1.00


(2)

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, 0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file M:\SKRIPSI\PP.13.LS8: UJI VALIDITAS PENGUKURAN PERCEIVED POWER

DA NI=13 NO=200 MA=KM LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13

KM SY FI=PP.13.COR SE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13/ MO NX=13 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK

PERCEIVED POWER

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13

FR TD 7 12 TD 4 6 TD 10 11 TD 4 5 TD 7 9 TD 2 3 TD 9 10 TD 8 9 TD 1 7 TD 5 13 TD 3 4 TD 1 2 TD 8 5 TD 1 8 TD 4 8 TD 9 12 TD 5 10 FR TD 6 12 TD 2 12 TD 5 7 TD 9 11 TD 2 11 TD 3 5 TD 3 9

PD

OU SS TV MI

UJI VALIDITAS PENGUKURAN PERCEIVED POWER

Number of Input Variables 13 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 13 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 200 UJI VALIDITAS PENGUKURAN PERCEIVED POWER

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 --- --- --- --- ---


(3)

ITEM2 0.28 1.00

ITEM3 0.12 0.62 1.00

ITEM4 0.07 0.44 0.54 1.00

ITEM5 0.01 0.43 0.49 0.55 1.00

ITEM6 0.05 0.52 0.47 0.63 0.40

1.00

ITEM7 0.33 0.29 0.23 0.15 0.35

0.22

ITEM8 0.06 0.63 0.53 0.33 0.38

0.55

ITEM9 0.13 0.57 0.52 0.36 0.46

0.52

ITEM10 0.22 0.53 0.45 0.40 0.37

0.53

ITEM11 0.25 0.47 0.48 0.41 0.43

0.47

ITEM12 0.13 0.44 0.45 0.31 0.49

0.38

ITEM13 0.26 0.43 0.37 0.34 0.12

0.43

Correlation Matrix

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 --- --- --- --- --- ITEM7 1.00

ITEM8 0.44 1.00

ITEM9 0.32 0.81 1.00

ITEM10 0.38 0.62 0.76 1.00

ITEM11 0.41 0.61 0.62 0.75 1.00

ITEM12 0.63 0.69 0.71 0.63 0.62

1.00

ITEM13 0.35 0.47 0.38 0.45 0.46

0.38

Correlation Matrix ITEM13

ITEM13 1.00

UJI VALIDITAS PENGUKURAN PERCEIVED POWER Number of Iterations = 10

LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X

PERCEIVE ITEM1 0.21 (0.08)


(4)

2.79 ITEM2 0.73 (0.06) 11.55 ITEM3 0.63 (0.07) 9.53 ITEM4 0.52 (0.07) 7.63 ITEM5 0.60 (0.07) 8.91 ITEM6 0.66 (0.06) 10.34 ITEM7 0.48 (0.07) 6.96 ITEM8 0.85 (0.06) 14.53 ITEM9 0.75 (0.06) 11.91 ITEM10 0.76 (0.06) 12.33 ITEM11 0.74 (0.06) 12.00 ITEM12 0.79 (0.06) 13.03

ITEM13 0.58 (0.07) 8.62


(5)

--- --- --- --- ---

---0.04 0.53 0.40 0.28 0.36 0.45

Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 --- --- --- --- ---

---0.23 0.72 0.56 0.58 0.56 0.63

Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM13

---0.33

Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 41

Minimum Fit Function Chi-Square = 54.14 (P = 0.082) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 53.78 (P = 0.087)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 12.78 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 35.90)

Minimum Fit Function Value = 0.27

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.064 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.18)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.040

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.066)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.77

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.71 ; 0.89)

ECVI for Saturated Model = 0.91 ECVI for Independence Model = 16.31 Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.52 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.97 Critical N (CN) = 239.75


(6)

UJI VALIDITAS PENGUKURAN PERCEIVED POWER Standardized Solution

LAMBDA-X PERCEIVE

ITEM1 0.21 ITEM2 0.73 ITEM3 0.63 ITEM4 0.52 ITEM5 0.60 ITEM6 0.66 ITEM7 0.48 ITEM8 0.85 ITEM9 0.75 ITEM10 0.76 ITEM11 0.74 ITEM12 0.79 ITEM13 0.58