Theory of Planned Behavior

21

BAB 2 KAJIAN AN PUSTAKA

Bab ini menguraikan kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian yang terbagi dalam delapan subbab. Subbab pertama menjelaskan mengenai Theory of Planned Behavior , subbab kedua menganai intensi membeli, subbab ketiga membahas mengenai sikap terhadap perilaku membeli buku referensi kuliah ilegal, subbab keempat membahas mengenai norma subjektif, subbab kelima membahas mengenai Perceived Behavioral Control PBC, subbab keenam mengenai buku referensi, subbab ketujuh menerangkan kerangka berpikir, dan subbab kedelapan menguraikan hipotesis dalam penelitian ini.

2.1 Theory of Planned Behavior

Fishbein dalam Eagly Chaiken, 1993 mengungkapkan bahwa dalam theory of reasoned action membatasi pada kelompok perilaku yang bisa dikatakan volitional atau voluntary, yaitu perilaku yang dilakukan orang karena mereka telah memutuskan untuk berperilaku. Pembatasan ini mempunyai konsekuensi karena perilaku yang membutuhkan keterampilan, sumber daya, dan kesempatan yang tidak tersedia bukan perilaku yang volitional sepenuhnya. Fishbein juga memilih untuk tidak memberikan ruang pada kemungkinan bahwa sikap kadang-kadang menimbulkan perilaku yang tidak melibatkan pikiran. Perilaku tersebut bisa saja terjadi, misalnya kebencian terhadap kelompok ras atau etnis menimbulkan kekerasan yang tiba-tiba dan spontan atau kesukaan pada suatu produk tertentu 22 menimbulkan perilaku yang dikenal impuls buying. Fishbein membatasi modelnya pada perilaku volitional, sehingga Fishbein juga tidak menyertakan perilaku yang mungkin timbul dan bebas dari sikap karena sudah merupakan kebiasaan seperti menggunakan sabuk pengaman. Theory of planned behavior menganggap bahwa teori sebelumnya tidak menjelaskan mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh individu, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor nonmotivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu determinan lagi, yaitu kontrol perilaku, yaitu persepsi mengenai mudah atau sulitnya suatu perilaku dilakukan. Oleh karena itu, menurut theory of planned behavior, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu sikap, norma subyektif , dan kontrol perilaku Ajzen, 1988; hal 134. Banyak variabel yang mungkin berhubungan atau mempengaruhi kepercayaan yang dipegang seseorang, seperti : umur, jenis kelamin, etnis status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama, keanggotaan, kepribadian, suasana hati, emosi, sikap, dan nilai secara umum, inteligensi, anggota kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi, dukungan sosial, kemampuan coping, dan lainnya. Seseorang tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda dan membutuhkan informasi tentang beberapa hal, informasi yang diperoleh mendasari keyakinan mereka tentang konsekuensi suatu perilaku, tentang harapan-harapan normatif dari lingkungan sosial, dan juga tentang hambatan-hambatan yang dapat mencegah mereka untuk membentuk perilaku berdasarkan intensi yang dimilikinya. Laki-laki bisa memiliki 23 pengalaman yang berbeda dalam perjalanan penting daripada pengalaman seorang wanita, orang yang lebih tua mendapatkan informasi yang berbeda dari pada informasi yang ada diantara orang yang lebih muda, dan suasana hati yang bersifat sementara dapat mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan sesuatu. Semua faktor ini dapat mempengaruhi perilaku normatif, dan kontrol kepercayaan, dan sebagai hasilnya, mempengaruhi intensi dan tindakan.

2.2 Intensi Membeli