Perhitungan per 100 gram biskuit Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Objek Penelitian Defenisi Operasional

b. Perhitungan per 100 gram biskuit

Biskuit Tanpa Penambahan = 14,4 gr Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia 25 = x 105,1 = 21 Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia 50 = x 104,6 = 20,9 Perhitungan Kalori Biskuit per 100 gram a. Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia 25 Karbohidrat = 36,7 x 4 = 146,8 kkal Lemak = 21 x 9 = 189 kkal Protein = 7,1 x 4 = 28,4 kkal Inulin = 19,7 x 1,5 = 29,5 Total Kalori = 146,8 + 28,4 + 189 + 29,5 = 393,7 kkal

b. Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia 50

Karbohidrat = 38,4 x 4 = 153,8 kkal Protein = 7,1 x 4 = 28,4 kkal Lemak = 20,9 x 9 = 188,1 kkal Inulin = 20,1 x 1,5 = 30,15 Total Kalori = 153,8 + 28,4 + 188,1 + 30,15 = 400,4 kkal Universitas Sumatera Utara Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara Lampiran 8 Universitas Sumatera Utara Lampiran 9 Universitas Sumatera Utara Lampiran 10 Universitas Sumatera Utara Lampiran 11 Universitas Sumatera Utara Lampiran 12 Universitas Sumatera Utara Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Umbi dahlia dikupas Gambar 2. Umbi dahlia dioven Gambar 3. Umbi dahlia kering Gambar 4. Pengayakan tepung diblender umbi dahlia Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Adonan Biskuit Gambar 6. Adonan yang sudah dicetak Gambar 7. Biskuit Umbi Dahlia Gambar 8. Perlengkapan Uji Organoleptik Gambar 9. Uji Organoleptik Gambar 10. Uji Organoleptik Universitas Sumatera Utara Lampiran 14 Perhitungan Nilai Ekonomi Biskuit A1 dan A2 untuk Setiap Adonan A1 25 : 75 A2 50 : 50 Bahan Harga Bahan Harga Tepung terigu 187,5 gr Rp. 2000,- Tepung terigu 125 gr Rp. 1500,- Tepung umbi dahlia 62,5 gr Rp. 3000,- Tepung umbi dahlia 125 gr Rp. 6000,- Tepung Maizena 10 gr Rp. 500,- Tepung Maizena 10gr Rp. 500,- Gula Halus 125 gr Rp. 2500,- Gula Halus 125 gr Rp. 2500,- Mentega 100 gr Rp. 3000,- Mentega 100 gr Rp. 3000,- Telur 2 butir Rp. 3000,- Telur 2 butir Rp. 3000,- Susu Bubuk 25 gr Rp. 3000,- Susu Bubuk 25 gr Rp. 3000,- Garam Rp. 500 Garam Rp. 500 Baking Powder Rp. 500 Baking Powder Rp. 500 Total Rp 18.000,- Total Rp. 20.500,- Universitas Sumatera Utara 66 DAFTAR PUSTAKA Amarowicz, R. 1999. Nutritional Importance of Oligosaccharides. Rocz Pantsw Zakl High. 50: 89-95. Anonim. 2013. Manfaat Prebiotik Inulin dalam Nutrisi. https:www.ibudanbalita.com. Diakses 29 Maret 2016. Anonim.

2014. Rest Area ”Oembie Dahlia” Tampil Beda.

http:bukittinggi.info.com. Diakses 27 Januari 2016. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia APTINDO. 2014. Overview Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. http:aptindo.or.id. Diakses 29 Maret 2016. Azhar, M. 2009. Inulin sebagai Prebiotik. Jurnal Sainsteks Edisi September No. 1 Vol. XII hal 3. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Jakarta. Brownawell, A. M., dkk. 2012. Prebiotics and the Health Benefits of Fiber: Current Regulatory Status, Future Research, and Goals. J. Nutr. 142:962-974. Dalimunte, Nurfatimah. 2011. Pengaruh Penambahan Tepung Biji Durian Durio zibethinus Murr Terhadap Cita Rasa Mi Basah. Skripsi.. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Fatimah, P. S. 2013. Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Biskuit yang Dimodifikasi dengan Tepung Kacang Merah. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara, Medan Gupta, A. K., Kaur, N. dan Singh, R. 1992. A Comparison of Properties of Inulinases of Fusarium Oxysporum Immobilized On Various Supports. J. Chem. Technol. Biotechnol. 53 : 293-296. Hadi, B. S. 2015. Peneliti: Umbi-Umbian Berpotensi Menjadi Pangan Fungsional. http:jogja.antaranews.com. Diakses 18 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara Haryani, Y., Muthmainah, S., dan Sikumbang, S. 2013. Uji Parameter Non Spesifik dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Methanol dari Umbi Tanaman Dahlia Dahlia Variabilis. Penelitian Farmasi Indo. 12:43- 46. Hatta, Rahmi. 2012. Studi Pembuatan Dodol dari Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Penambahan Kacang Hijau Phaseolus eureus. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar. Hidayat, Nur. 2006. Membuat Minuman Prebiotik dan Probiotik. Surabaya: Trubus Agrisarana. Iskandar, Y. M., Sri R., Diah, R. 2014. Kandungan Inulin dari Umbi Dahlia Sp yang Ditanam pada Jenis Tanah Vertisol, Inceptisol, dan Andisol. JKTI, Vol. 16, No.1: 25-31. Kaur, N., dan Gupta, A.K. 2002. Applications Of Inulin And Oligofructose In Health And Nutrition, J.Biosci. 7:703-714. Khomsan, A. 2006. Beras dan Diversifikasi Pangan. http:kompas.com. Diakses 18 Februari 2016. Kolida, S., Tuohy, K. dan Gibson, G. R. 2002. Prebiotic Effects of Inulin and Oligofructose. British Journal of Nutrition S193 –S197. Kurniawan, F. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Bunga Dahlia Dahlia spp. http:fredikurniawan.com. Diakses 1 Februari 2016. Kusumawati, A. 2013. Kualitas Es Krim Gembili Dioscorea Esculenta Lour dengan Penambahan Daun Bayam Merah Alternanthera Amoena Voss. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Laskito, I. dan Tasya P. 2015. Ragam Hidangan Lezat dari Umbi Bunga Dahlia. http:www.viva.co.id. Diakses 29 Maret 2016. Ma’aruf, Y. 2011. Penentuan Kadar RBB pada Dye-Inulin secara HPLC melalui Pembentukan Senyawa Dye-Inulin. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang. Meyer, D. dan B. Tungland. 2001. Inulin - A Pure Soluble Dietary Fibre. http:www.nutraceuticalsnow.com. Diakses 29 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara Mosfegh, A. J. Friday, J. Goldman EJ. P dan Ahuja. J. K. C. 1999. Presence of Inulin and Oligofructose in Diets of Americans. The Journal of Nutrition. Vol 129, No 7. 1407-1411. Muaris, H. 2007. Healthy Cooking Biskuit Sehat. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Nugraheni, M. 2015. Akar Bunga Dahlia Bisa Diolah Jadi Makanan Lezat. www.beritasatu.com. Diakses 29 Maret 2016. Rismunandar. 1995. Budidaya Bunga Potong. Cetakan ketiga. Penebar Swadaya. Jakarta. Roberfroid, MB. 2001. Prebiotics: Preferential Substrates Specific Germs. American Journal of Clinical Nutrition. Vol. 73. No. 2. 406S-409S. Roberfroid, MB. 2007. Prebiotics: The Concept Revisited. The Journal of Nutrition. 137: 830-837. Rohdiana, D. Inulin untuk Kesehatan. https:mybioma.wordpress.com. Diakses 21 Maret 2016. Saryono, Chainulfiffah A.M., Devi, S., Monalisa, dan Dasli. 1998. Pemanfaatan Ubi Dahlia Dahlia variabilis Untuk Produksi Sirup Fruktosa HFS dan Fruktooligoskarida FOS. Seminar Nasional PBBMI XIV. Bandung. Saryono, A. Martina, dan A.M. Chainulfifah. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase yang Tumbuh pada Umbi Dahlia. Jurnal Natur Indonesia. 4 2:171-177. Slavin, J. 2013. Fiber and Prebiotics: Mechanisms and Health Benefits. Nutrients 5: 1417-1435. Soedarto, Y. N. 2008. Kajian Regulasi Pangan Fungsional: Studi Kasus Prebiotik, Probiotik, dan Sinbiotik. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. Standar Nasional Indonesia. 1992. Syarat Mutu Biskuit. Departemen Perindustrian RI. Soewitomo, S. 2006. Kue Kering. Gramadia Pustaka Utama. Jakarta. Universitas Sumatera Utara Suter, I. K. 2013. Pangan Fungsional dan Prospek Pengembangannya. Disajikan pada Seminar Sehari dengan tema ”Pentingnya Makanan Alamiah Natural Food Untuk Kesehatan Jangka Panjang”. Denpasar. Tunggal, N. 2011. Prebiotik Inulin dari Umbi Dahlia. http:nasional.kompas.com. Diakses 25 Januari 2016. Valeria, M. C, Elisvania F. S., Valdemiro C. S. 2011. The Importance Of Prebiotics In Functional Foods And Clinical Practice. Food and Nutrition Sciences. 2: 133-144. Wahyuningsih, D. 2014. Analisis Kandungan Inulin Pada Pisang Barangan Musa acuminata Colla, Pisang Awak Musa paradisiaca var. Awak dan Pisang Kepok Musa acuminata balbisiana Colla. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Widowati, S. 2006. Dahlia Bunganya Indah, Umbinya Mengandung Inulin. www.litbang.pertanian.go.id. Diakses 18 Mei 2015. Widowati, S., Titi, C.S., A., Zaharani. 2005. Ekstraksi, Karakterisasi, dan Kajian Potensi Prebiotik Inulin dari Umbi Dahlia Dahlia pinnata L.. Jurnal IPB. Bogor. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Yunarti, E. 2015. Evaluasi Sensoris dan Komponen Prebiotik Cookies Garut Maranta arundinaceae L. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Yuniar, D. P. 2010. Karakteristik Beberapa Umbi Uwi Dioscorea Spp. dan Kajian Potensi Kadar Inulinnya. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya. Universitas Sumatera Utara 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu tepung terigu dan tepung umbi dahlia dengan 2 perlakuan menggunakan tepung umbi dahlia dan tepung terigu yaitu 25 : 75 dan 50 : 50 dengan simbol A1 dan A2. Berikut tabel rincian perlakuan pembuatan biskuit. Tabel 3.1 Rincian Perlakuan Perlakuan Kombinasi Bahan A1 Tepung Umbi Dahlia 25 + Tepung Terigu 75 A2 Tepung Umbi Dahlia 50 + Tepung Terigu 50

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Pembuatan tepung umbi dahlia dan pembuatan biskuit dilakukan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Pengujian nilai gizi karbohidrat dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan BARISTAN. Pengujian kadar inulin dilakukan di Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech Bogor. Uji daya terima biskuit dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2016. Universitas Sumatera Utara

3.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah biskuit dengan penambahan tepung umbi dahlia sebesar 25 dan 50 dari tepung terigu yang digunakan.

3.4. Defenisi Operasional

1. Tepung umbi dahlia adalah tepung yang diperoleh dari umbi dahlia yang masih segar yaitu dengan cara dikupas, dicuci, diiris, dikeringkan, diblender dan diayak. 2. Biskuit umbi dahlia adalah makanan kering yang dibuat dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar tepung terigu dan tepung umbi dahlia, lemak, bahan pengembang, dan penambahan bahan makanan lain yang diizinkan dengan variasi 25 dan 50 dari jumlah tepung terigu yang digunakan. 3. Uji organoleptik adalah cara pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap cita rasa biskuit dengan penambahan tepung umbi dahlia dengan menggunakan skala hedonik empat titik acuan. 4. Warna adalah corak rupa yang dihasilkan oleh biskuit umbi dahlia yang dirasakan secara subyektif oleh indera penglihatan. 5. Rasa adalah daya terima panelis terhadap biskuit umbi dahlia yang dirasakan secara subyektif oleh indra pengecap. 6. Aroma adalah bau khas yang dihasilkan oleh biskuit umbi dahlia yang dibedakan oleh indra pencium. 7. Tekstur adalah konsistensi atau kerenyahan dari biskuit umbi dahlia yang diukur secara subyektif oleh indra pengecap. Universitas Sumatera Utara

3.5. Alat dan Bahan