Karakteristik Tepung Umbi Dahlia Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung dibawah ini. Tabel Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Umbi Dahlia

47

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Tepung Umbi Dahlia

Tepung umbi dahlia memiliki karakteristik berwarna krem kecoklatan, tekstur yang halus, dan memiliki aroma khas umbi dahlia. Berikut ini merupakan gambar tepung umbi dahlia. Gambar 4.1 Tepung Umbi Dahlia

4.2. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia

Pembuatan biskuit umbi dahlia dilakukan dengan 2 perlakuan, yaitu penambahan tepung umbi dahlia sebesar 25 dan 50. Perlakuan yang berbeda pada pembuatan biskuit akan menghasilkan karakteristik biskuit yang berbeda. Perbedaan kedua biskuit dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.2 Biskuit dengan Penambahan Tepung Umbi Dahlia A1 A2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat perbedaan pada masing-masing perlakuan. Pada masing-masing perlakuan yang dilakukan terhadap biskuit umbi dahlia dihasilkan karakteristik warna, tekstur, aroma, dan rasa yang berbeda. Tabel karakteristik biskuit umbi dahlia adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Karakteristik Biskuit Umbi Dahlia Karakteristik Biskuit A1 A2 Rasa Aroma Warna Tekstur Khas biskuit Khas biskuit Cokelat muda Renyah Khas tepung umbi dahlia Khas tepung umbi dahlia Cokelat tua Agak keras Keterangan : A1 adalah biskuit tepung umbi dahlia 25 + tepung terigu 75 A2 adalah biskuit tepung umbi dahlia 50 + tepung terigu 50

4.3. Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung

Umbi Dahlia Hasil analisis organoleptik rasa biskuit umbi dahlia dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Umbi Dahlia Rasa Biskuit Kriteria Skor A1 A2 Panelis Skor Panelis Skor Suka 3 27 81 90 12 36 40 Kurang Suka 2 3 6 6,7 18 36 40 Tidak suka 1 Total 30 87 96,7 30 72 80 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa total skor tertinggi adalah biskuit pada perlakuan A1 yaitu 87 96,7, sehingga A1 termasuk dalam kriteria suka. Hal ini menunjukkan bahwa biskuit A1 yang paling disukai panelis berdasarkan indikator rasa. Sedangkan A2 memiliki total skor 72 80, sehingga A2 juga termasuk dalam kriteria suka. Hal ini menunjukkan bahwa rasa biskuit A1 dan A2 sama-sama disukai panelis, tetapi A1 memiliki skor yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis sidik ragam terhadap rasa biskuit umbi dahlia dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Rasa Biskuit Umbi Dahlia Sumber Keragaman db JK JKR F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 1 3,75 3,75 16,3 4,18 Ada perbedaan Panelis 29 3,15 0,11 Error 29 6,75 0,23 Total 59 13,65 Keterangan: db : derajat bebas JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total Berdasarkan analisis sidik ragam seperti terlihat pada tabel di atas, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa biskuit dengan penambahan tepung umbi dahlia 25 dan 50 dengan nilai F hitung 16,3 ternyata lebih besar dari F tabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung umbi dahlia dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4.4 Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Rasa Biskuit Umbi Dahlia Perlakuan A1 A2 Rata-rata 2,9 2,4 A2-A1 = 2,4-2,9 = -0,5 0,25 Jadi, A2≠A1 Berdasarkan hasil uji duncan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit umbi dahlia A2 50 tidak sama dengan rasa biskuit umbi dahlia A1 25. Hal ini berarti bahwa rasa biskuit A1 lebih disukai karena skor yang lebih tinggi yaitu 2,9 daripada rasa biskuit A2 yaitu dengan skor 2,4. Universitas Sumatera Utara

4.4. Analisis Organoleptik Aroma Biskuit dengan Penambahan Tepung