bacillus cereus, Clostridium perfringens, Staphyiccoccus aureus, Campylobacter dan aeromonas; b virus misal: Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan
adenovirus; c parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, protozoa, Entamuba histolitica, Giardia labila, Belantudium coi
dan Crypto; 2 alergi, 3 malabsorbsi, 4 keracunan yang dapat disebabkan: a keracunan bahan kimiawi dan b keracunan oleh bahan yang dikandung dan
diproduksi: jasat renik, ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran, 5 Imundefisiensi dan 6 sebab-sebab lain Widaya, 2004.
2.3. Patogenesis
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi berikut, yakni gangguan osmotik dan gangguan sekretorik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI,
1998, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999.
2.3.1. Gangguan Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan
ekstraseluler. Diare terjadi jika bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap. Bahan tersebut berupa larutan isotonik dan hipertonik. Larutan isotonik, air dan bahan
yang larut di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi yang diabsorbsi berupa larutan hipertonik, air dan elektronik akan pindah
dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus sampai osmolaritas dari isi usus sama dengan cairan ekstraseluler dan darah, sehingga terjadi pula diare.
2.3.2. Gangguan Sekretorik
Akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin, menyebabkan vili gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung
terus atau meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
1. Diare mengakibatkan terjadinya:
a. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan
dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia. b.
Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi
jaringan berkurang sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.
c. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare
dan muntah, kadang-kadang orang tuanya menghentikan pemberian makanan karena takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila makanan
tetap diberikan dalam bentuk diencerkan. Hipoglikemia akan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi atau bayi
dengan gagal bertambah berat badan. Sebagai akibat hipoglikemia dapat
terjadi edema otak yang dapat mengakibatkan kejang dan koma Suharyono, 2008.
2. Faktor penyebab diare:
a. Pengurangan atau penghambatan ion-ion.
b. Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus secretory diarrhea.
3. Terdapatnya zat yang sukar diabsorpsi atau cairan dengan tekanan osmotic yang
tinggi pada usus, yaitu: a.
Larutan yang sulit diseraplaksatif. b.
Penyimpangan pencernaan makanan. c.
Kegagalan pengangkutan makanan non-elektrolit yang mempunyai tekanan osmotik yang tinggi.
4. Perubahan pergerakan dinding usus
a. Penurunan pergerakan peristaltik yang menyebabkan bertambahnya
perkembangbiakan bakteri dalam rongga usus. b.
Meningkatnya pergerakan usus yang menyebabkan kurangnya waktu kontak antara makanan dengan permukaan usus halus, sehingga makanan cepat
masuk ke dalam lumen kolon. c.
Pengosongan kolon secara premature yang disebabkan isi kolon atau proses peradangan kolon sindrom irritable colon yang mempersingkat waktu
kontak, sehingga volume dan feses akan bertambah cair Inayah, 2004.
Menurut Hasan dkk 1985, mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah: 1 Gangguan osmotik. Gangguan terjadi akibat makanan atau zat
makanan tidak dapat diserap oleh organ pencernaan. Hal ini di sebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
di rongga usus. Akibat isi rongga usus berlebihan, merangsang usus mengeluarkannya sehingga terjadi diare; 2 Gangguan sekresi. Diare terjadi karena
ada rangsangan zat tertentu misalnya oleh toksin. Hal ini menyebabkan dinding usus meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus; 3 Gangguan motilitas usus. Hiperperitaltik usus akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik usus menurunkan meningkatkan bakteri tumbuh berlebihan, dan akan memicu terjadinya
diare.
2.4. Gejala Diare