masalah kesehatan. Status sosial perempuan akan meningkat apabila mereka mempunyai posisi ekonomi yang baik. Hal ini juga disertai dengan mendapatkan
pendidikan, kesehatan, dan kesehatan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Pekerjaan ibu dapat dikatagorikan sebagai pegawai negeri dan pegawai
swasta memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Kondisi ini mempengaruhi ibu dalam dalam
mengasuh anaknya, ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terjadi diare Giyantini, 2000.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meiyati Simatupang tahun 2004 di mana didapatkan p = 0,063 yang berarti tidak ada
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Giyantini 2002 yang
melaporkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada balita. Hal ini disebabkan karena walaupun ibu bekerja dalam aktivitasnya
sehari-hari, tetapi ibu tetap mengasuh anaknya dan memperhatikan pola makanya sehari-hari.
Jika dilihat dari pekerjaan ibu, umumnya ibu bekerja sebagai petani, hal ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan dari ibu yang dapat berdampak pada daya
beli yang rendah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, peningkatan kesehatan lingkungan seperti air bersih, jamban, akan sangat sulit dipenuhi.
5.2. Karakteristik Anak
a. Umur Anak
Hasil penelitian didapatkan p = 0,296, artinya tidak ada hubungan bermakna antara umur anak balita dengan kejadian diare pada balita. Namun demikian bila kita
lihat proporsi kejadian diare lebih banyak pada anak yang berumur kurang dari tiga tahun yakni 65,4, sedangkan anak yang berumur di bawah lima tahun terdapat
20,5 menderita diare, untuk anak yang berumur kurang dari satu tahun proporsi kejadian diare hanya 14,1.
Umur mempengaruhi seseorang untuk menderita suatu penyakit. Ada penyakit yang banyak menyerang kelompok umur anak saja seperti Morbilli, Polio, Pertusis,
Diphtherie, Cacar air dan juga diare, hal ini terjadi karena anak belum mempunyai kekebalan terhadapnya Soemirat, 2005. Faktor umur sangat berpengaruh dalam
proses terjadinya suatu penyakit infeksi atau penyakit menular. Menurut Crofton et al. 1992, kekuatan untuk melawan infeksi merupakan pertahanan tubuh untuk
mengatasi perkembangan infeksi, tergantung tingkat umur penderita saat terkena infeksi. Pada awal kelahiran pertahanan tubuh sangat lemah dan akan meningkat
perlahan-lahan sampai umur 10 tahun. Setelah puberitas, pertahanan tubuh lebih baik dalam mencegah penyebaran infeksi. Anak balita masih sangat tergantung pada
ibunya dalam mengkonsumsi makanan, umumnya balita selalu disediakan makanan oleh ibunya, sehingga kemungkinan untuk terjadinya penyakit lebih besar
berhubungan dengan perilaku ibu dalam mengolah makanannya. Bila ibu balita memiliki perilaku sehat, maka balita akan tumbuh sehat, sebaliknya bila perilaku ibu
kurang baik dalam kesehatan, maka kemungkinan balita akan lebih besar untuk terinfeksi penyakit.
b. Jenis Kelamin Anak
Hasil penelitian didapatkan p = 0,221, artinya tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin anak dengan kejadian diare pada balita. Namun demikian bila
dilihat proporsi kejadiannya, maka dapat disimpulkan bahwa angka kejadian diare pada anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar yakni 59 dari pada anak yang
berjenis kelamin perempuan yang hanya menderita diare sebesar 41. Umur mempengaruhi seseorang untuk menderita suatu penyakit. Ada penyakit
yang banyak menyerang kelompok umur anak saja seperti Morbilli, Polio, Pertusis, Diphtherie, Cacar air dan juga diare, hal ini terjadi karena anak belum mempunyai
kekebalan terhadapnya Soemirat, 2005. Faktor umur sangat berpengaruh dalam proses terjadinya suatu penyakit infeksi atau penyakit menular. Menurut Crofton et
al. 1992, kekuatan untuk melawan infeksi merupakan pertahanan tubuh untuk mengatasi perkembangan infeksi, tergantung tingkat umur penderita saat terkena
infeksi. Pada awal kelahiran pertahanan tubuh sangat lemah dan akan meningkat perlahan-lahan sampai umur 10 tahun. Setelah puberitas, pertahanan tubuh lebih baik
dalam mencegah penyebaran infeksi. Jenis kelamin balita bukan merupakan faktor yang menentukan terjadinya diare pada balita, hal ini disebabkan perilaku balita
terutama dalam bermain tidak ada perbedaan baik bentuk maupun jenis permainan yang ditekuni balita, sehingga balita yang jenis kelamin perempuan dan balita laki-
laki berkesempatan sama dalam hal terpapar dengan faktor penyebab penyakit.
c. Status Gizi Anak