Upaya Pengobatan Faktor yang Berpengaruh terhadap Pencegahan dan Pengobatan Diare

2.6.3. Upaya Pengobatan

2.6.3.1.Rumah sakit Fungsi rumah sakit selain yang diatas juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan kuratif dan Pemulihan rehabilitasi pasien Depkes R.I, 1989. Rumah sakit merupakan salah satu sistem penyelenggara pelayanan kesehatan. Menurut Wolpen dan Pena Azwar, 1997, rumah sakit adalah tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tindakan, penelitian klinis untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Dari batasan tersebut di atas, fungsi dan kegiatan rumah sakit saat ini mengalami berbagai perkembangan. Jika dahulu fungsi rumah sakit hanya untuk menyembuhkan orang sakit nasocomiumhospital, maka pada saat ini telah berkembang menjadi tempat pendidikan. 2.6.3.2.Puskesmas Depkes RI 1991 mendefinisikan puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Salah satu kegiatan pokok puskesmas dalam upaya pencegahan penyakit menular, termasuk diare adalah: mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit diare, melaporkan kasus penyakit diare, menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk untuk menemukan kasus-kasus baru, dan untuk mengetahui sumber-sumber penularan, tindakan sesegera mungkin untuk mencegah perkembangan penyakit secara luas, mengobati penderita sehingga tidak lagi menjadi sumber penularan penyakit, pemberian imunisasi, pemberantasan vektor, serta memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Effendy, 1998. Upaya pengobatan diare yang dilakukan puskesmas yaitu: Melaksanakan diagnosa penyakit diare sedini mungkin meliputi: mengkaji riwayat penyakit, mengadakan pemeriksaan fisik, mengadakan pemeriksaan laboratorium, menegakkan diagnosa diare. Setelah penentuan diagnosa, maka dilakukan tindakan pengobatan segara terhadap penderita diare. Melakukan upaya rujukan bila dianggap perlu Effendy, 1998. Penanganan penderita diare dengan dehidrasi ringan atau sedang dilakukan dengan pemberian oralit selama periode 3 tiga jam. Ketentuan pemberian oralit berdasarkan usia dan berat badan. Tabel 2.4. Cara Pemberian Oralita Usia Barat Badan Jumlah ml 0 Sampai 4 bulan 6 kg 200 – 400 4 sampai 12 bulan 6 sd 10 kg 400 – 700 12 sampai 24 bulan 10 sd 12 kg 700 – 900 2 sampai 5 tahun 12 sd 19 kg 900 – 1400 Kemudian ajarkan kepada ibu cara pemberian oralit yaitu: a. Minum sedikit-sedikit, tetapi sering. b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi pemberian oralit. c. Lanjutkan pemberian ASI selama anak mau Sudiharto, 2007. 2.6.3.3.Dokter praktek Dokter praktek umum adalah kontraktor independen, yang memberikan serangkaian pelayanan medik yang menyeluruh selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu kepada pasien pasien praktik mereka dan pasien di luar itu yang mengalami kedaruratan. Dokter umum ini menetapkan target tertentu untuk Imunisasi, sitologi dan screening untuk usia lanjut dan juga menetapkan anggaran praktik. 2.6.3.4.Biaya Perilaku seorang ibu dalam menangani anak balita yang sakit banyak dipengaruhi oleh sosial diantaranya adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpatik, judes, tidak responsif. Alasan lain adalah takut kepada dokter, takut pergi ke rumah sakit, dan takut akan biaya yang besar. Katagori penggunaan pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga. Ini berarti bahwa sumber pendapatan keluarga menentukan kesanggupan untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi anggota keluarganya Notoatmodjo, 2003. Pendapatan rumah tangga merupakan sumber terbesar bagi pembiayaan atau pembayaran yang dilakukan keluarga kepada penyedia pelayanan kesehatan. Pembayaran ini adalah setiap pembayaran yang dilakukan konsumen kepada pemberi pelayanan kesehatan seperti pembayaran atas jasa yang dikonsumsi atau harga yang harus dibayar untuk penggunaan barang dan peralatan fasilitas kesehatan pemerintah mungkin saja menarik biaya kepada pengguna atas penggunaan pelayanan tertentu. Tingkat pengeluaran rumah tangga yang ada saat ini sebagian besar akibat dari pola pelayanan kesehatan yang ada, serta keterbatasan untuk dapat menggunakan pelayanan kesehatan pemerintah yang gratismurah biayanya. Masyarakat berpendapatan rendah cenderung menunda penggunaan pelayanan kesehatan sampai penyakitnya parah benar, sebagian dengan asumsi bahwa mereka menghindarkan pembayaran yang tidak terjangkau Tjiptoherijanto, 1994. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sigit diketahui bahwa tidak semua balita dibawa berobat ke pelayanan kesehatan dan tingkat ekonomi berpengaruh dengan pencarian pengobatan, di mana keluarga dengan tingkat ekonomi kurang berpeluang 1,42 kali, keluarga dengan tingkat ekonomi sedang berpeluang 1,65 kali, keluarga dengan tingkat ekonomi cukup berpeluang 1,56 kali dan keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi berpeluang 2,09 kali untuk menggunakan pelayanan kesehatan bagi balita Purwatmoko, 2001. Faktor yang mempengaruhi pencarian pengobatan pada oleh ibu balita adalah pengaruh orang lain dan kepercayaan pengobatan. Pengaruh variabel orang lain berpeluang mengobati anaknya ke tenaga kesehatan 6,54 kali dibandingkan dengan ibu yang memilih upaya pencarian pengobatan dengan inisiatif sendiri Hendarawan, 2003. Sosial ekonomi keluarga mencerminkan singkat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sosial ekonomi keluarga sama dengan tingkat pendapatan yang diterima keluarga, sosial ekonomi menggambarkan tingkat kesejahteraan anggota keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan, begitu juga terhadap pengelolaan jamban keluarga, membutuhkan dana dan kemampuan untuk dapat membuat jamban yang memenuhi syarat sehat Rahmat, 1994. 2.6.3.5.Cara pemberian obat Diare yang diinduksi oleh virus dan bakteri biasanya hanya membutuhkan diet cair bersih serta peningkatan asupan cairan. Terapi anti mikroba dapat diindikasikan bila ada darah dalam tinja. Zat-zat anti diare yang menurunkan mobilitas usus dikontra indikasikan pada penyakit infeksi parasit dan beberapa infeksi bakteri, karena menghambat pengeluaran organisme. Diare yang diinduksi oleh obat atau toksin paling baik diterapi dengan menghentikan zat penyebab bila memungkinkan Olson, 2004. Ada tiga patokan bagi seorang ibu untuk mengobati sendiri diare yaitu: menambah cairan, makanan bagi si anak terus diberikan, jika tidak membaik maka anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan Andrianto, 1995. Menurut penelitian LA Maiman, faktor pendapatan dan pendidikan ibu mempengaruhi perlakuan ibu terhadap pemberian obat bagi anaknya. Selain itu persepsi ibu tentang kerentanan anaknya terhadap penyakit tertentu dan status sosial ekonomi juga mempengaruhi pola pemberian obat pada anaknya Maiman, 2003. Pemberian obat yang dilakukan oleh keluarga untuk penyembuhan penyakit, cara pemberiannya dilakukan dengan petunjuk tenaga medis dan kebiasaan masyarakat dalam pemberian obat jika yang dimakan obat tradisional, sedangkan pemberian makanan pada anak balita bertujuan untuk mendapatkan zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Di samping itu zat gizi yang berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pengasuhan merupakan serangkaian kegiatan yang intensif dilakukan oleh orang tua dalam mengarahkan anak untuk memiliki kecakapan hidup. Pengasuh harus memiliki ketrampilan dalam memberikan rangsangan dan respon kepada anak apabila mengalami kesulitan dalam hidupnya. Pengasuh harus merespon rangsangan yang bersumber dari anak baik dalam makanan, kebersihan dan dalam permainan anak Sunarti, 2004.

2.7. Pencegahan Penyakit Diare

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan diare pada balita di Kecamatan Biang Pidie Kabupaten Aceh Barat Daya

0 32 109

ANALISIS EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA

0 4 1

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

1 9 119

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 17

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 8

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 23

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 3

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Persepsi Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016

0 0 26

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KALIKAJAR I KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten

0 0 14