BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Ibu
a. Umur Ibu
Hasil uji statistik chi-square dengan nilai p = 0,617 artinya bahwa tidak ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan kejadian diare pada balita. Namun
demikian bila kita lihat persentase jumlah balita yang menderita diare lebih banyak pada ibu dengan kelompok umur antara 20 sampai dengan 39 tahun. Hal ini terjadi
karena jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih banyak pada kelompok umur tersebut yakni mencapai 239 responden atau 88,2 dari seluruh
responden yang mencapai 271 orang. Untuk kelompok umur ibu di atas 39 tahun jumlah balita yang menderita diare sebanyak 10,3, hal ini juga disebabkan jumlah
responden untuk kelompok umur ini berjumlah 21 orang dan merupakan terbanyak kedua bila dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Sedangkan kelompok
umur ibu yang paling rendah balitanya menderita diare adalah umur ibu kurang dari 20 tahun yakni 3,8.
Menurut Siagian 1995, semakin lanjut usia seseorang semakin meningkat pula kedewasaan tehnisnya, demikian pula psikologis serta menunjukkan kematangan
jiwa. Usia yang semakin meningkat akan meningkat pula kebijaksanaan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan, berpikir rasional, mengendalikan emosi, dan
bertoleransi terhadap pandangan orang lain, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan motivasinya.
b. Pendidikan Ibu
Hasil uji statistik chi-square dengan nilai p = 0,90 artinya bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare pada balita dengan
RP = 0,89, artinya anak balita yang menderita diare 0,89 kali prevalennya pendidikan ibunya rendah bila dibandingkan dengan anak balita yang tidak menderita diare. Hal
ini dimungkinkan karena ada variabel lain yang mempengaruhi terjadinya diare, namun demikian bila dilihat dari jumlah ibu yang memiliki balita yang menderita
diare lebih banyak pada kelompok ibu dengan pendidikan SLTP kebawah bila dibandingkan dengan ibu berpendidikan SLTA keatas, di mana balita yang ibunya
berpendidikan rendah yakni tamat SLTP kebawahsebagian besar menderita diare yaitu 78,2, sedangkan ibu yang berpendidikan SLTA keatas memiliki anak balita
menderita diare 21,8. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan adalah suatu
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan matang
pada diri individu, kelompok dan masyarakat Notoatmodjo, 2003. Bila dibandingkan pendidikan ibu yang menjadi responden ternyata
didapatkan banyak ibu yang berpendidikan rendah yakni 70,8 berpendidikan SLTP
kebawah, kondisi ini mempengaruhi ibu dalam mengambil keputusan untuk berperilaku kesehatan yang baik. Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, perilaku yang merugikan kesehatan harus diubah.
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang didapatkan oleh Meiyati Simatupang tahun 2004 menyimpulkan bahwa risiko terjadinya diare pada anak dengan ibu
berpendidikan rendah 1,8 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak dengan ibu yang berpendidikan tinggi dan secara statistik bermakna p = 0,023. Perbedaan ini
dapat disebabkan oleh perbedaan tempat dan waktu penelitian.
c. Pengetahuan Ibu