Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Upaya Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase
Upaya Pengobatan Baik
Kurang Baik 27
244 10
90
Jumlah 271 100,0
4.2.4. Pencegahan Diare
Dari 271 responden yang memiliki sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan sebanyak 125 orang 46,1, dan yang tidak memiliki sarana yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 146 orang 53,9. Responden yang tempat pembuangan tinja melalui jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 81
orang 29,9, dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 190 orang 70,1. Masyarakat yang menggunakan air bersih tidak memenuhi syarat kesehatan
umumnya menggunakan sumber air minum dari sumur yang tidak menggunakan cicin, sehingga mudah terkontaminasinya air minum tersebut. Sedangkan masyarakat
yang menggunakan tempat pembuangan tinja tidak memenuhi syarat kesehatan karena masyarakat melakukan pembuangan tinja tidak pada jamban melainkan
langsung kedalam sungai, sehingga bisa mempengaruhi sumber air bersih. Air dapat juga menjadi sumber penularan penyakit. Peran air dalam terjadinya penyakit
menular dapat berupa, air sebagai penyebar mikroba patogen, sarang insekta penyebar penyakit, bila jumlah air bersih tidak mencukupi, sehingga orang tidak
dapat membersihkan dirinya dengan baik, dan air sebagai sarang hospes sementara
penyakit Soemirat, 1994.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Sarana Air Bersih, Tempat Pembuangan Tinja, di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008
No Variabel Frekuensi Persentase
Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat 125
146 46,1
53,9 1.
Jumlah 271 100,0
Tempat Pembuangan Tinja Memenuhi syarat
Tidak memenuhi syarat 81
190 29,9
70,1 2.
Jumlah 271 100,0
Responden yang memiliki kebiasan baik dalam mencuci tangan sebanyak 121 orang 44,6, yaitu mereka yang dalam aktivitas sehari-hari selalu mencuci
tangannya sebelum memberikan makan kepada balitanya sedangkan yang memiliki kebiasaan kurang baik dalam mencuci tangan sebanyak 150 orang 55,4. Artinya
lebih banyak ibu-ibu yang memiliki balita berperilaku tidak baik dalam mencuci tangan. Kebiasaan mencuci tangan adalah suatu perilaku kesehatan yang harus
dibudayakan mengingat dengan mencuci tangan dapat mencegah berbagai macam penyakit terutama penyakit saluran pencernaan.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Mencuci Tangan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase
Kebiasaan Cuci Tangan Baik
Kurang baik 121
150 44,6
55,4
Jumlah 271 100,0
Menurut lamanya masa pemberian ASI, responden yang melakukan penyapihan 2 tahun sebanyak 129 orang 47,6, yang melakukan penyapihan 2
tahun sebanyak 142 orang 52,4. Artinya banyak ibu-ibu yang melakukan penyapihan anaknya sebelum usia anaknya 2 tahun, kondisi ini berpengaruh bagi
tumbuh kembang balita. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI dianjurkan sampai dengan dua tahun. Pemberian ASI yang baik akan meningkatkan
kekebalan pada balita sehingga tidak mudah diserang penyakit termasuk penyakit diare.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Lamanya Penyapihan, di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase
Pemberian ASI 2 tahun
2 tahun 129
142 47,6
52,4
Jumlah 271 100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 menggambarkan responden yang melakukan imunisasi yang lengkap sebanyak 180 orang 66,4, dan yang tidak mengimunisasi
anaknya secara lengkap sebanyak 91 orang 33,6. Walaupun secara persentase lebih banyak ibu yang melakukan imunisasi secara lengkap, akan tetapi persentase
ibu yang belum melakukan imunisasi secara tidak lengkap merupakan keadaan yang sangat merugikan kesehatan balita.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Pemberian Imunisasi di wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008
Variabel Frekuensi Persentase
Imunisasi Lengkap
Tidak Lengkap 180
91 66,4
33,6
Jumlah 271 100,0
4.3. Analisis Bivariat