makanan tidak dapat diserap oleh organ pencernaan. Hal ini di sebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
di rongga usus. Akibat isi rongga usus berlebihan, merangsang usus mengeluarkannya sehingga terjadi diare; 2 Gangguan sekresi. Diare terjadi karena
ada rangsangan zat tertentu misalnya oleh toksin. Hal ini menyebabkan dinding usus meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus; 3 Gangguan motilitas usus. Hiperperitaltik usus akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik usus menurunkan meningkatkan bakteri tumbuh berlebihan, dan akan memicu terjadinya
diare.
2.4. Gejala Diare
Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit, terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik. Dehidrasi
dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap kehilangan berat badan yang melampaui 1 dalam sehari merupakan
hilangnya air dari tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan apabila defisit melampaui 15 Soegijanto, 2002.
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak
nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba
menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau
kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.
Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi Amiruddin, 2007.
Menurut Ngastisyah 2005 gejala diare yang sering ditemukan mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang, tinja
mungkin disertai lendir atau darah, gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare. Bila penderita benyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai
nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang
melebihi pemasukannya Suharyono, 1986. Kehilangan cairan akibat diare menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau berat. Untuk dipakai
di lapangan oleh tenaga paramedis, dibuat suatu sistem untuk menilai derajat dehidrasi seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sistem Skor Dehidrasi
Nilai Untuk Gejala yang Ditemukan Bagian Tubuh yang
Harus Diperiksa 0 1
2
Keadaan umum Sehat
Gelisah, lekas marah, apatis, ngantuk lunglai
Mengigau, koma atau renjatan
Kekenyalan kulit Normal
Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal
Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun Normal
Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal
Kering Kering dan membisu
Denyut nadi Normal
120 – 140 140
Catatan : Jml nilai 0 – 2 = dehidrasi ringan 3 – 6 = dehidrasi sedang
7 – 2 = dehidrasi berat Skor pasien = ....................
Kesimpulan : Dehidrasi ringansedangberat
Sumber: King, 1974 cit Suharyono, 1986.
2.5. Epidemiologi Penyakit Diare