2.5. Epidemiologi Penyakit Diare
Menurut WHO pada tahun 2000 memperkirakan, tidak kurang dari 1 milyar episode diare terjadi tiap tahun di seluruh dunia, 25-35 juta di antaranya terjadi
di Indonesia Zein, 2001. Di negara berkembang, anak mengalami episode diare lebih dari 12 kali setiap tahun, diperkirakan 4-6 juta penderita diare meninggal setiap
tahunnya. Di Indonesia, dari beberapa penelitian di laporkan bahwa angka kesakitan
diare bervariasi dari tahun ke tahun. Dari survei Kesehatan Rumah Tangga SKTR tahun 1980 dilaporkan angka proporsi kejadian diare 28,09, SKTR tahun 1986
menurun menjadi 20,05. Analisis lanjut dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 1991 menyatakan bahwa satu dari sepuluh balita menderita
diare dalam dua Minggu terakhir. Diare juga merupakan salah satu penyebab utama kematian anak balita. SKRT tahun 1986 di laporkan 19,6 kematian, proporsi ini
meningkat pada SKRT 1992 menjadi 23. Sementara itu hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 1991 menunjukkan bahwa anak yang termasuk
kelompok umur 12-23 bulan, merupakan golongan yang paling banyak menderita diare dibanding dengan kelompok umur lain dari anak balita Atmojo, 1998.
Pada tahun 1992 diare tidak lagi menempati urutan pertama dari penyebab kematian di Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena perbaikan kesehatan
lingkungan serta perorangan dan mungkin pula karena meningkatnya penggunaan oralit dalam penanganan penyakit diare oleh masyarakat. Bila dibandingkan dengan
25 tahun yang lalu diare di Indonesia pada saat ini boleh dikatakan tidak merupakan
masalah serius lagi. Pada tahun 1974 angka kesakitan diare 70-80. Pada tahun 1986 angka kesakitan diare menurun dari penyebab kesakitan nomor satu menjadi nomor 9
dengan angka 5,3. Tahun 1992 sebesar 31 dari angka kesakitan terjadi pada anak balita Soegijanto, 2002.
Berdasarkan SKRT 1986, menunjukkan angka kesakitan diare untuk seluruh golongan umur 120-360 per 1000 penduduk dan untuk balita 1-2 kali episode diare
setiap tahunnya atau 60 dari semua kesakitan diare. Angka kematiannya dapat mencapai 5 per 1000 balita atau 135.000 kematian tiap tahun yang berarti tiap 4 menit
1 balita meninggal karena diare Sudarmo dkk, 2001. Dari hasil survei P2 diare 2000, diketahui angka kesakitan diare masih
cukup tinggi mencapai 301 per 1000 penduduk pada semua umur, dan episode pada balita sebesar 1,5 per tahun. Dari SKRT 1995 diketahui angka kematian karena
diare untuk semua adalah 54 per 1000 penduduk dan pada balita 2,5 per 1000 balita Widaya, 2004.
Selama 2001-2003, KLB diare masih sering terjadi, malah di beberapa daerah di Indonesia terjadi peningkatan kejadian dan penderitanya, tetapi dengan case
fatality rate yang semakin menurun, seperti terjadi di Propinsi NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI
Jakarta, Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Papua. KLB sering terjadi di daerah yang mengalami kekeringan, kemarau
panjang, sanitasi buruk dan rendahnya kebersihan perorangan Depkes RI, 2004.
2.6. Faktor yang Berpengaruh terhadap Pencegahan dan Pengobatan Diare