Gambar 7. Fistelplastik tehnik Latzko
a.2. Tehnik Füth
20
Persiapan operasi :
a. Penderita terlentang diatas meja operasi dengan posisi litotomi dan sebelumnya telah dilakukan klisma dengan baik.
b. Lampu penerangan yang baik, istrumen yang halus dan panjang serta jarum yang atraumatik.
c. Preparasi dan mobilisasi jaringan sekitar fistula dengan cara sangat berhati- hati adalah sangat penting. Operator yang kurang hati-hati, akan
menyebabkan terjadinya kegagalan sebab setiap kerusakan jaringan karena tidak hati-hati akan menambah luasnya defek jaringan yang ada.
d. Apabila vagina sempit dan mengkerut disarankan untuk melakukan episiotomi atau insisi Schuchardt untuk memperluas lapangan operasi
sehingga memudahkan tindakan. e. Pada fistula yang oleh jaringan sikatrik terfiksasi erat pada simfisis pubis
atau tulang panggul maka kandung kemih harus dimobilisasi dengan membuka rongga paravesikal di sisi kanan dan kiri.
Gambar 8. Insisi Schuchardt
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tehnik operasi :
a. Dipasang 4 buah jahitan penggantung 2 cm dari pinggir fistula secara simetris pada dinding depan vagina. Dengan penggantung ini fistula dapat
ditampilkan lebih kedepan dan dinding vagina dapat diregangkan untuk memudahkan sirkumsisi.
b. Dilakukan insisi sirkuler 1 cm dari pinggir fistula, sayatan dimulai dari belakang dan dilanjutkan kedepan.
c. Terpenting bahwa dinding vagina yang diinsisi melingkar dimobilisasi secukupnya ke segala arah dengan melakukan preparasi yang luas dari
muara fistula dengan sangat hati–hati. d. Dengan cara menjepit dan menarik portio kebawah dengan tenakulum maka
pole belakang kandung kemih dapat lebih mudah dipreparasi dari dinding depan serviks hingga mendekati plika vesiko uterina. Dengan demikian di
daerah belakang sirkumisisi didapatkan permukaan kandung kemih yang bebas dan luas untuk memudahkan melakukan jahitan penutupan fistula
lapis demi lapis. e. Rangkaian pertama adalah jahitan melintang satu-satu dengan jarum
atraumatik dan benang halus tetapi lama diabsorbsi ®VicrylDexon 2-0 untuk melipatkan mulut fistula ke arah kandung kemih dan menutupnya.
Tusukan jarum tidak boleh menembus dinding fistula. Segera sesudah rangkaian jahitan pertama ini selesai harus dilakukan test dengan larutan
methylen blue 100 ml dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk menguji apakah sudah kedap urin sehingga tidak bocor.
f. Rangkaian jahitan kedua juga melintang depan cara dan benang yang sama seperti rangkaian jahitan pertama.
Jahitan kedua ini harus cukup jauh ke lateral dan melewati jauh dari rangkaian jahitan pertama dengan demikian diharapkan sudut-sudut dari
rangkaian jahitan pertama ditutupi dengan baik oleh jahitan kedua. g. Semua jahitan tersebut seperti juga pada rangkaian pertama dipasang
dahulu seluruhnya baru disimpulkan satu persatu. h. Terakhir adalah rangkaian jahitan ketiga pada mukosa vagina yang dijahit
memanjang dengan jahitan satu-satu memakai benang yang lebih besar yaitu ®VicrylDexon No.0.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
a.3. Tehnik Martius Bulbokavernosus Plastik