kemungkinan memperberat dan memperbesar fistula. Penyembuhan spontan dapat juga dirangsang dengan pemberian Argentum nitrat 5 atau tinctura jodii
memakai kapas lidi di pinggir fistula, selain perawatan rendam sitzbad memakai larutan betadine, Kamillosan atau Permanganas kalikus 2-3 kali
sehari.
16,20
2.7.2. Perawatan Prabedah
Perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki keadaan umum. Penderita yang sudah menopause dan sudah menjalani oophorectomy diberikan terapi
estrogen dapat secara topikal atau sistemik yang berguna untuk memperbaiki jaringan vagina, diberikan suntikan IM 1 mg estradiolbenzoat setiap hari selama
1-2 minggu dan dilanjutkan 2 minggu paska bedah. Infeksi saluran kemih dan vagina harus diatasi sebelum tindakan bedah.
Topikal dapat diberikan estrogen vaginal cream dengan dosis 2-4 gr setiap pada waktu hendak tidur, atau 1 gr
tiga kali seminggu pada waktu tidur. Kulit yang mengalami dermatitis akibat pengaruh urin diatasi dengan pemberian salep antibiotika dan setelah
peradangan sembuh kulit dilindungi dengan pemberian pasta zinc. Penilaian
keadaan umum dan kondisi jaringan di sekitar fistula menentukan waktu pembedahan fistula urogenital.
1,20
2.7.3. Penentuan waktu operasi
Penentuan waktu melakukan tindakan operasi atau fistelplastik masih merupakan kontroversi dan menjadi kendala bagi dokter maupun penderita
sendiri. Padahal penentuan waktu tindakan sangat penting dalam menentukan keberhasilan tindakan operasi. Selama ini dipahami adalah interval 3 bulan
sejak terjadinya fistula atau selama 1 tahun jika fistula yang berhubungan dengan terapi radiasi. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan peradangan atau
infeksi telah diatasi atau dalam masa pengobatan seperti antibiotik, estrogen atau steroid.
Mempersingkat waktu untuk dapat segera melakukan tindakan operasi fistula sangatlah bermanfaat sebab dampak sosial dan psikologis akibat fistula itu
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
sendiri sudah cukup mengganggu penderita, namun demikian mempertimbangkan upaya-upaya yang bertujuan untuk keberhasilan tindakan
operasi fistula adalah yang lebih utama.
Belum ada kesepakatan berkenaan dengan tindakan bedah segera atau penundaan dalam penatalaksanaan bedah fistula. Pemahaman segera adalah
bila dalam kurun waktu 1 – 3 bulan atau kurang dari 6 bulan, sedangkan penundaan adalah dalam interval 2 – 4 bulan atau 6 bulan dan lebih.
26
Keberhasilan tindakan operasi lambat dan segera menunjukkan perbedaan angka keberhasilan tindakan. Keberhasilan tindakan segera lebih efektif
diutarakan oleh Waaldijk
2004
21
. Sedangkan penundaan tindakan untuk menghilangkan infeksi biasanya dianjurkan pada kasus fistula obstetrik.
Keadaan lain jika infeksi dan peradangan sudah hilang, langsung dilakukan tindakan bedah fistula. Perbedaan pendapat tersebut tercetus dari besarnya
dampak sosial dan psikologis penderita yang mengalami penundaan tindakan, sebab terjadi penurunan kualitas hidup dan isolasi lingkungan. Dampak
tersebut bisa lebih besar daripada morbiditas yang terjadi. Untuk itu sebagian peneliti menganjurkan pemilihan penderita agar tidak semua kasus fistula
urogenital dilakukan penundaan tindakan operasi repair.
Waktu yang tepat untuk dilakukan tindakan operasi berbeda pada setiap penderita, penilaian tergantung keadaan jaringan fistula. Operasi dapat
dilakukan apabila jaringan fistula tidak ada peradangan, sudah terjadi epitelialisasi dan tidak ada jaringan granulasi dan jaringan yang nekrotik.
Keberhasilan operasi fistulaplastik sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain peradangan pada pinggir fistula, edema jaringan sekitarnya sehingga tidak
dapat dijahit, atau dinding vagina yang atrofi. Semua ini memerlukan persiapan prabedah yang baik dan ideal membutuhkan waktu yang cukup untuk
pemulihan jaringan agar fistula tersebut laik untuk direparasi.
20
Untuk mendapatkan keberhasilan yang tinggi dari operasi fistelplastik dimana jaringan dinding fistula dan sekitarnya sudah layak untuk dilakukan operasi
dengan pertimbangan berikut :
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
1. Fistula akibat partus lama yang menyebabkan nekrosis jaringan sehingga menimbulkan fistula, maupun akibat tindakan pembedahan ginekologik atau
akibat trauma lainnya, maka saat yang baik untuk melakukan operasi yaitu 3 bulan setelah terjadinya fistula.
2. Fistula yang terjadi akibat terapi radiasi terhadap proses keganasan maka saat yang baik untuk melakukan operasi yaitu 1 tahun setelah terjadinya fistula.
2.7.4. Penanganan Bedah