a. Pendekatan Transvaginal
Penanganan fistula urogenital dengan pendekatan transvaginal hanya dikerjakan pada jenis-jenis fistula urethrovaginal, vesikovaginal dan tidak
dilakukan pada fistula ureterovaginal yang sering terjadi sebagai komplikasi operasi histerektomi.
Posisi penderita menjadi perhatian untuk tujuan pamaparan daerah fistula yang lebih adekuat, beberapa posisi dalam pendekatan transvaginal antara lain
adalah : •
Posisi Lawson
Posisi ini ideal untuk fistula pada urethra proksimal dan leher kandung kemih. Pasien ditempatkan dalam posisi prone dengan lutut diangkat
melebar disangga dengan penyangga kaki, dikombinasi dengan anti tredelenberg sehingga lapangan operasi lebih jelas.
•
Posisi Jackknife
Posisi ini ideal untuk fistula pada urethra proksimal dan leher kandung kemih. Pasien ditempatkan pada posisi prone dengan abduksi dan fleksi
panggul. •
Posisi dorsal litotomi
Posisi dorsal litotomi dengan tredelenberg merupakan posisi yang baik untuk reparasi fistula vesikovaginal yang tinggi.
Gambar 5. Posisi Lawson
Gambar 6. Posisi Jackknife
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
a.1. Tehnik Latzko
20
Tehnik Latzko diindikasikan untuk fistula vesikovaginal kecil pada puncak vagina sebagai komplikasi dari histerektomi transvaginal atau transabdominal.
Karena prosedur biasanya merupakan kolpokleisis apikal dan tidak melibatkan bedah pada saluran fistula atau kandung kemih, prosedur ini bisa dilakukan
segera setelah berkembangnya fistula vesikovaginal.
a. Dengan pasien pada posisi litotomi, empat jahitan penggantung ditempatkan di sekitar puncak vagina pada posisi jam 12, 3, 6 dan 9, sedikitnya 2 cm dari
tepi fistula. b. Dengan tarikan pada jahitan penggantung ini, dibuat gambaran lingkaran
atau oval 2 cm ke segala arah dari tepi lubang fistula, dan ini secara kasar dibagi menjadi empat kuadran.
c. Hidrodiseksi dengan saline atau bahan vasokonsriktif encer bisa digunakan untuk memisahkan epitelium vagina di dalam lingkaran dari lapisan otot di
bawahnya. Semua jaringan epitelium di daerah lingkaran tersebut dibuang. Penempatan kateter balon kecil melalui fistula dapat membantu dalam
mobilisasi dan memaparkan puncak vagina. d. Setelah seluruh epitelium vagina diangkat, vagina ditutupkan ke atas saluran
fistula dengan lapisan pertama jahitan terputus bahan yang dapat diserap chromoic 3-0 atau 4-0 dan kemudian dua lapisan jahitan terputus dengan
benang absorpsi lambat misalnya, polyglactin atau asam polyglycolat 3-0 atau 4-0 .
e. Dilakukan pengujian kedap air dengan menempatkan 250 sampai 300 mL larutan steril misalnya, air dengan bahan pewarna indigo carmine, saline
atau susu ke dalam kandung kemih. Apabila terjadi kebocoran, pada tempat kebocoran dilakukan jahitan secara terputus menutupi tepi
kebocoran. Sesudah jahitan kedap air, epitelium vaginal diaproksimasi dengan jahitan terputus dan benang absorpsi lambat.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 7. Fistelplastik tehnik Latzko
a.2. Tehnik Füth