Test tampon Moir dapat digunakan untuk membantu mendeteksi fistula ureterovaginal. Setelah fistula vesikovaginal disingkirkan dan semua cairan
berwarna biru telah dikeluarkan dari kandung kemih. Beberapa tampon ditempatkan secara longgar pada keseluruhan panjang liang vagina, dan indigo
carmine 5 mL diberikan secara intravena. Kemudian pasien disuruh berjalan - jalan di sekitar ruangan. Setelah 10 sampai 15 menit, tampon satu persatu
diambil dari vagina, apabila tampon bagian bawah tidak berwarna biru dan tampon pada puncak vagina berwarna biru, maka harus dicurigai adanya
fistula ureterovaginal.
Uji air dan udara flat-tire bisa digunakan untuk mendeteksi fistula vesikovaginal. Pasien dengan knee-chest position, vagina diisi dengan air steril
atau saline normal dan udara atau karbon dioksida dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter transurethral kecil. Gas yang keluar melalui
fistula dibuktikan oleh gelembung-gelembung cairan di dalam vagina. Ini sama halnya dengan menguji sebuah tabung atau ban apabila ada bagian yang
bocor. Uji ini sangat membantu dalam mendiagnosis fistula vesikovaginal yang sangat kecil.
2.6.4. Endoskopi
Cystourethroscopy adalah bagian penting dari penilaian prabedah pasien dengan fistula urogenital. Ini membantu memastikan lokasi anatomis yang pasti
dari fistula dan hubungan fistula vesicovaginal dengan muara ureter. Yang penting, cystourethroscopy juga memungkinkan penilaian jaringan di sekitar
fistula. Kondisi jaringan ini menentukan ketepatan waktu perbaikan secara bedah. Ada kemungkinan bahwa cystourethroscopy harus diulang beberapa
kali selama penanganan prabedah fistula urogenital.
17
2.6.5. Radiologi
Urografi intravena harus dipertimbangkan pada wanita penderita fistula urogenital, terutama bila fistula merupakan akibat dari proses penyakit,
histerektomi atau terapi radiasi yang dapat menyebabkan fistula ureterovaginal
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007 USU e-Repository © 2008
atau obstruksi ureter. Ureterografi retrograde dilakukan pada kasus yang dicurigai keterlibatan ureter tapi belum dapat dideteksi pada gambaran urogram
intravena. CT-Scan dilakukan pada penderita yang terkait dengan neoplasma pelvis dan obstruksi ureter.
18
Kebanyakan fistula yang terjadi adalah cukup besar untuk dapat diketahui dengan pemeriksaan sederhana. Tapi banyak juga yang diameter fistula terlalu
kecil untuk dapat dideteksi dan kemudian dapat menutup dengan sendirinya tanpa lanjutan gejala klinis. Fistula vesikoservikal sebagai suatu bentuk fistula
yang terjadi sebagai akibat dari tindakan sesarea. Fistula tersebut sangat sulit untuk diidentifikasi dan jarang dijumpai. Lesi mungkin tidak diketahui dan dapat
pula salah dalam diagnosis sebagai sekret vagina biasa atau inkotinensia urin transien.
Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan menyeluruh pada saluran urineren bagian atas dan bawah secara sistematik. Riwayat perjalanan penyakit
penderita dan pemeriksaan fisik diikuti dengan uji pewarnaan ganda dapat menerangkan terjadinya fistula tersebut. Urografi ekskretori dan pielografi
retrograde dipergunakan untuk evaluasi saluran urineren bagian atas untuk menghilangkan kemungkinan adanya kelainan pada ureter oleh sebab lain,
sedangkan sistografi, evaluasi untuk saluran urineren bagian bawah. Fistula sebaiknya dapat diketahui segera dan kemudian merencanakan untuk
tindakan perbaikan fistula. Pada kasus fistula vesikovagina dapat dideteksi secara visual. Sedangkan jenis lain seperti fistula ureterovaginal atau
vesikouterina dapat dibantu dengan pemeriksaan urogram atau flouroskopi.
17
2.6.6. Laboratorium