j. Dalam hal penyandang dana LKS tidak melakukan kewajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atas biaya yang telah dikeluarkan.
Beberapa ketentuan hukum yang diperhatikan bank syariah dalam meyalurkan dana mudharabah adalah:
77
a. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
b. Kontrak tidak boleh dikaitkan mu’allaq dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum terjadi. c.
Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah
yad al-amanah, kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
B. Mekanisme Pembiayaan Modal Kerja dengan Akad Mudharabah pada
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Utama
Sebagai suatu sistem dalam perbankan syariah, perjanjian mudharabah dapat diterapkan dalam dua kegiatan perbankan, yakni kegiatan penghimpunan
dana masyarakat maupun dalam bentuk penyaluran dana bagi pembiayaan kegiatan usaha masyarakat. Dari aspek penyaluran dana bagi kegiatan usaha
masyarakat, mudharabah dapat diterapkan untuk kegiatan: a.
Pembiayaan modal kerja b.
Investasi khusus, disebut juga sebagai mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan
syarat-syarat yang telah ditetapkan shahibul mal.
77
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah, Op.Cit, hlm. 60
Universitas Sumatera Utara
Pembiayaan modal kerja pada Bank Syariah Mandiri BSM tidak hanya menggunakan akad mudharabah, namun dapat juga menggunakan akad-akad
lainnya tergantung dari tujuan penggunaannya. Jenis pembiayaan yang dapat dibiayai dengan menggunakan akad mudharabah di BSM adalah pembiayaan
modal kerja dan konsumer dalam bentuk implan. Pembiayaan modal kerja yang dapat dibiayai adalah PKPA Pembiayaan
Koperasi untuk Para Anggota ataupun usaha-usaha yang bersifat produktif dan dan jangka panjang. Namun tidak dapat digunakan pada perusahaan-perusahaan
yang menjual produk bersifat jual-lepas. Yang dimaksud jual-lepas adalah perusahaan yang menjual produk atau barang-barang yang selesai pada saat
transaksi jual-beli berakhir.
78
Adapun syarat-syarat utama suatu usaha ketika akan mengajukan pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah adalah: masa usaha minimal 2
Contoh perusahaan dengan produk jual-lepas adalah, toko kue, toko baju, toko bahan bangunan, dll. Perusahaan dengan produk
jual-lepas lebih cocok menggunakan akad yang lain seperti murabahah ataupun musyarakah. Untuk pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah, BSM
lebih membatasi pada usaha produktif dan jangka panjang yang bisa menghasilkan lagi sehingga bisa berbagi keuntungan mudharabah seperti
koperasi, leasing ataupun perusahaan multifinance syariah sesuai dengan keputusan DPS sejak Tahun 2012.
78
Wawancara dengan marketing officer PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Utama, Bapak Rifi Hamdani Lubis, pada tanggal 11 September 2013
Universitas Sumatera Utara
tahun dan selalu mendapat laba, NPF Non Performing Finance maksimal 5, serta memberikan laporan keuangan 2 tahun terakhir.
79
Margin di BSM berbeda-beda menyesuaikan sesuai dengan segmentasinya. Misalnya untuk koperasi PNS, atau karyawan swasta atau BUMN.
Dan yang menetukan margin tersebut adalah BI standard pricing. Pada BSM
angsuran akan selalu tetap sampai akhir waktu perjanjian, tapi marginnya yang tiap tahunnya meningkat. Perhitungan nisbah bagi hasil untuk satu tahun sebagai
berikut : Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam perjanjian
mudharabah, maka BSM sebagai shahibul mal memberikan modal sepenuhnya, sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemen. Hasil keuntungan yang
diperoleh dari dijalankannya usaha ini ditetapkan bersama pada saat perjanjian dibuat dengan melihat segala kemungkinan yang yang akan terjadi dengan
dijalankannya usaha tersebut. Pola bagi hasil tersebut dilakukan dengan menghitung nisbah bagi hasilnya.
80
79
Ibid
80
Wawancara dengan marketing officer PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Utama, Bapak Rifi Hamdani Lubis, pada tanggal 11 September 2013
������ 12
= ….. × jumlah pembiayaan = jumlah yang harus dibayar
Contoh :
12,25 �����
12 �����
× Rp. 5.000.000 = Rp. 5.104.166,7 Untuk tahun kedua, ketiga dan seterusnya margin meningkat karena risiko
lebih tinggi seiring semakin panjang waktu. Misalnya margin 13 untuk 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah di BSM adalah :
81
Metode pemberian pembiayaan modal kerja ini terbagi 2: permohonan
→analisa→komite prsetujuan→pengikatan→pencairan→monitoring Pada tahap permohonan, nasabah melengkapi segala persyaratan yang
harus dilampirkan saat akan mengajukan pembiayaan. Setelah itu tahap analisa yang merupakan tahap paling penting, dimana bank menganalisa kelayakan usaha
tersebut, menganalisa perusahaan tersebut, mulai dari pengurusnya, laporan keuangannya diteliti, kendala-kendala selama jalannya perusahaan, dan dinilai
karakter dan menjalankan prinsip 5C. Setelah di analisa dan dipertimbangkan, BSM sebagai shahibul mal mengadakan rapat komite untuk persetujuan
pembiayaan tersebut. Setelah disetujui, dilakukanlah proses pengikatan, pengikatan secara sempurna dengan notaris, pengikatan jaminan dari nasabah
tersebut. Setelah jaminan diikat dengan baik, dilakukanlah proses pencairan dana. Selanjutnya diikuti dengan proses monitoring secara rutin yang dilakukan oleh
pihak BSM terhadap usaha tersebut.
82
1. Metode channeling, dimana pihak BSM mengetahui sampai keakar-
akarnya perusahaan atau koperasi yang akan dibiayai tersebut. Mulai dari sistem dan cara kerja, keuangan setiap pengurusnya, dalam arti
BSM turut turun mengawasi. Namun tidak memakai agunan.
81
Ibid
82
Ibid
Universitas Sumatera Utara
2. Metode executing, dimana perusahaan yang akan dibiayai tersebut
memberikan agunan, misalnya fixed asset dari pengurus koperasi atau
BMT tersebut. Terdapat dua mekanisme transaksi dalam pembiayaan mudharabah, yaitu:
1. Profit and Loss Sharing PLS
2. Revenue Sharing RS
Dengan menggunakan sistem PLS, shahibul mal akan membiayai semua
kebutuhan tersebut dengan menyepakati pembagian hasil pada persentase tertentu dan merealisasikan pembagiannya pada akhir masa kontrak. Pengangsuran modal
pinjaman dilakukan setiap bulan atau modal dapat dibayarkan pada akhir masa kontrak. Sedangkan revenue sharing adalah bagi penerimaan, dalam sistem ini
pihak mudharib yang menanggung biaya operasional. Dari dua mekanisme di atas, secara umum orang akan berpikir dua kali
jika ingin menggunakan sistem PLS dengan alasan sebagai berikut:
83
1. Biaya admisnistrasi pada sistem PLS sama dengan bunga karena bunga
pun pada prinsipnya untuk membiayai kegiatan administrasi dan operasional
shahibul mal bank. 2.
Pada akhir masa kontrak, sistem RS tidak lagi memungut biaya apapun, sementara dalam PLS hasil atau keuntungan yang diperoleh
mudharib harus dibagi oleh dua pihak. 3.
Sistem PLS tidak praktis karena menuntut adanya kehati-hatian dari mudharib dan dituntut untuk selalu membuat catatan nerca laba-rugi
83
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah, hlm. 31
Universitas Sumatera Utara
pada setiap bulannya. Sementara pada sistem RS sangat praktis, efektif, dan efisien.
4. Jika dilihat dari perolehan keuntungan mudharib, maka yang paling
banyak memberikan keuntungan adalah sistem RS, sebab keuntungan tersebut akan menjadi milik mudharib sepenuhnya. Sedangkan dalam
PLS, mudharib akan mendapatkan sedikit keuntungan sebab disamping adanya pemungutan biaya administrasi juga adanya pembagian hasil
kerja mudharib. Dalam pembiayaan modal kerja ini, tetap terdapat batas maksimal
pemberian pembiayaan atau yang lebih sering disebut plafon pembiayaan. Yang jumlahnya berbeda-beda setiap orang, namun sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Desember 2011, pembiayaan
mudharabah BUS dan UUS mencapai 10,229 miliar rupiah dan BPRS sebesar 75,807 juta rupiah atau total sekitar 9,78 dari total pembiayaan bank syariah
sejumlah 105,331 miliar rupiah.
C. Hambatan dan Cara Penanggulangan dalam Pelaksanaan Pembiayaan Modal Kerja dengan Akad Mudharabah