Berakhirnya Perjanjian Kredit Pembiayaan Perbankan

kredit tersebut hanya dapat digunakan dalam kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum public policy. Di samping itu, kredit juga dapat digunakan untuk pembiayaan kembali refinancing. Istilah refinancing mempunyai beberapa pengertian, tetapi yang terpenting dari istilah refinancing adalah sebelumnya telah terdapat pembiayaan atas barang yang dijadikan objek kredit. 26

D. Berakhirnya Perjanjian Kredit Pembiayaan Perbankan

Kredit juga dapat digunakan untuk take over atau pelunasan kredit pada lembaga lain, baik melalui lembaga novasi atau subrogasi atau cessie, dengan suatu pola yang dalam praktik perbankan dikenal dengan istilah take over, transfer balance atau asset buying. Berakhirnya kredit pembiayaan seiring dengan berakhirnya perjanjian kredit pembiayaan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, perjanjian kredit atau perjanjian persetujuan akan pembiayaan dibuat secara kontraktual berdasarkan pinjam meminjam yang diatur dalam Buku Ketiga Bab XIII Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Karenanya pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatur cara hapusnya perikatan dapat diberlakukan pula pada perjanjian kredit bank. Umumnya perjanjian kredit bank harus hapus atau berakhir karena hal-hal dibawah ini: 27 1. Pembayaran 26 Ibid, hlm. 264 27 Rachmadi Usman, Op.Cit, hlm. 279 Universitas Sumatera Utara Pembayaran lunas ini merupakan pemenuhan prestasi dari debitor, baik pembayaran utang pokok, bunga, denda, maupun biaya-biaya lainnya yang wajib dibayar lunas oleh debitor. Pembayaran lunas ini baik karena jatuh tempo kreditnya atau karena diharuskannya debitor melunasi kreditnya secara seketika dan sekaligus opelbaarheid clause. 28 2. Subrogasi subrogatie Pasal 1382 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan kemungkinan pembayaran pelunasan utang dilakukan oleh pihak ketiga kepada pihak berpiutang kreditor, sehingga terjadi penggantian kedudukan atau hak-hak kreditor oleh pihak ketiga. Inilah yang dinamakan dengan subrogasi. Jadi subrogasi ini terjadi karena adanya penggantian kedudukan atau hak-hak kreditor lama oleh kreditor baru dengan mengadakan pembayaran. Dengan adanya subrogasi, maka segala kedudukan atau hak-hak yang dipunyai oleh kreditor lama beralih kepada pihak ketiga. Berdasarkan pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terjadinya subrogasi bisa karena perjanjian atau demi undang- undang, diatur lebih lanjut dalam pasal 1401 dan pasal 1402 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 3. Pembaruan utang novasi Pembaruan utang terjadi dengan jalan mengganti utang lama dengan utang baru, debitor lama dengan debitor baru, dan kreditor lama dengan kreditor baru. Dalam hal ini bila utang lama diganti dengan utang baru terjadilah 28 Hasanuddin Rahman, dalam Rachmadi Usman, Ibid. 279 Universitas Sumatera Utara penggantian objek perjanjian yang disebut “novasi objektif”. Disini utang lama lenyap. Dalam hal terjadi penggantian orangnya subjeknya, maka jika diganti debitornya, pembaruan ini disebut “novasi subjektif pasif”. Jika yang diganti itu kreditornya, pembaruan ini disebut “novasi subjektif aktif”. Dalam hal ini utang lama lenyap. 29 a. dengan membuat suatu perikatan utang baru yang menggantikan perikatan utang lama yang dihapuskan karenanya; Pada umumnya pembaruan utang yang terjadi dalam dunia perbankan adalah dengan mengganti atau memperbarui perjanjian kredit bank yang ada. Dalam hal ini yang diganti adalah perjanjian kredit banknya dengan perjanjian kredit bank yang baru. Dengan terjadinya penggantian atau pembaruan perjanjian kredit, otomatis perjanjian kredit bank yang lama berakhir atau tidak berlaku lagi. Pasal 1413 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan tiga cara untuk melakukan novasi, yaitu: b. dengan cara expromissie, yakni mengganti debitor lama dengan debitor baru; c. mengganti debitor lama dengan debitor baru sebagai akibat suatu perjanjian baru yang diadakan. 4. Perjumpaan utang kompensasi Kompensasi adalah perjumpaan dua utang, yang berupa benda-benda yang ditentukan menurut jenis generieke ziken, yang dipunyai oleh dua orang atau pihak secara timbal balik, di mana masing-masing pihak 29 Abdulkadir Muhammad, dalam Rachmadi Usman, Ibid. hlm.280 Universitas Sumatera Utara berkedudukan baik sebagai kreditor maupun debitor terhadap orang lain, sampai jumlah terkecil yang ada diantara kedua utang tersebut. 30 Dasar kompensasi ini disebutkan dalam pasal 1425 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dikatakan jika dua orang saling berhutang satu pada yang lain, maka terjadilah antara mereka suatu perjumpaan utang-piutang, dengan mana utang-utang antara kedua orang tersebut dihapuskan. Kondisi demikian ini dijalankan oleh bank dengan cara mengkompensasikan barang jaminan debitor dengan utangnya kepada bank, sebesar jumlah jaminan yang diambil alih tersebut. 30 J. Satrio dalam Rachmadi Usman, Ibid. hlm 280 Universitas Sumatera Utara

BAB III PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH