adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.
f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-
syariah. Tujuan pendirian bank syariah pada umumnya adalah untuk
mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi keuangan, perbankan, dan bisnis-bisnis yang terkait.
43
4. Ciri-Ciri Bank Syariah
Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, walaupun secara umum mempunyai banyak kesamaan, adapun ciri-ciri bank
syariah adalah:
44
a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian
diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam
batas wajar. Beban biaya tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
b. Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
c. Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang
43
Muhammad, Op.Cit, hlm. 18
44
Heri Sudarsono, Op.Cit, hlm. 41
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan dimuka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata.
d. Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh
penyimpan dianggap sebagai titipan al-wadiah sedangkan bagi bank
dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
e. Dewan Pengawas Syariah DPS bertugas untuk mengawasi
operasionalisasi bank dari sudut syariahnya. Selain itu manajer dan pimpinan bank Islam harus menguasai dasar-dasar muamalah Islam.
f. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban
menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana diambil pemiliknya.
5. Kegiatan Usaha, Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Pengaturan mengenai kegiatan usaha Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah ditetapkan pada Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pasal-pasal tersebut memberikan daftar legitimasi kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh
Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah secara lebih khusus dan rinci. Walaupun sebelumnya pengaturan mengenai kegiatan usaha bank syariah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 13 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan tersebut berlaku baik bagi Bank Konvensional secara umum maupun bank syariah.
Maka kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
45
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadia’ah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah;
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah;
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,
akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah; d.
Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam¸ akad
istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah; f.
Melakukan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan
akad ijarah danatau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; h.
Melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah;
i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad
ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah danatau Bank Indonesia; k.
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan
prinsip syariah;
45
Pasal 19 ayat 1 UU Perbankan Syariah
Universitas Sumatera Utara
l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
akad yang berdasarkan prinsip syariah; m.
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah;
n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah; o.
Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah; p.
Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi dalam prinsip syariah; dan
q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan
dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penyaluran dana
financing, produk penghimpunan dana
funding, dan produk jasa service. a.
Penyaluran Dana Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli
ba’i, pembiayaan dengan prinsip sewa
ijarah, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil syirkah, dan pembiayaan dengan akad pelengkap.
46
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.
Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat
keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
46
Adiwarman A. Karim, Bank Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm 97
Universitas Sumatera Utara
menggunakan prinsip jual beli seperti Murabahah, Salam, dan Ishtishna serta
produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan IMBT.
Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi
hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
Musyarakah dan Mudharabah. Sedangkan pembiayaan dengan akad pelengkap ditujukan untuk
memperlancar pembiayaan dengan menggunakan tiga prinsip di atas. b.
Produk Penghimpunan Dana Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan
deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
Wadi’ah dan Mudharabah.
47
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal pemilik modal dan bank sebagai mudharib
pengelola. Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhamanah berbeda dengan
wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu dalam hal
wadi’ah dhamanah, pihak yang dititipi bank bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
47
Ibid, hlm. 107
Universitas Sumatera Utara
bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya untuk
melakukan mudhrabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.
Rukun mudharabah terpenuhi sempurna ada mudharib – ada pemilik dana, ada usaha yang akan dibagi hasilkan, ada nisbah, dan ada ijab kabul.
Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito berjangka.
c. Jasa Perbankan
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries penghubung antara
pihak yang membutuhkan dana deficit unit dengan pihak yang kelebihan dana
surplus unit, bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau
keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa:
48
1 Sharf Jual beli valuta asing
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual
beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama
spot. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
2 Ijarah sewa
48
Ibid, hlm. 112
Universitas Sumatera Utara
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan safe deposit
box dan jasa tata laksana administrasi dokumen custodian. Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.
6. Prinsip Bagi Hasil