e. Pemantauan dan pelunasan
Tindakan pengawasan pengawalan dalam pengelolaan pembiayaan, sejak pembiayaan dicairkan sampai dengan pembayaran lunas.
3. Jenis-jenis Pembiayaan pada Perbankan Syariah
Pembiayaan pada bank syariah dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
60
a. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaan
b. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya
c. Pembiayaan dilihat dari sektor usaha
d. Pembiayaan dilihat dari segi jaminan
e. Pembiayaan dilihat dari jumlahnya
Jenis-jenis pembiayaan pada perbankan syariah tergantung penggunaannya ataupun sifatnya antara lain:
a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Modal kerja adalah modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat
beroperasi secara normal dan lancar. Beberapa penggunaan modal kerja antara lain adalah untuk pembayaran persekot pembelian bahan baku,
pembayaran upah buruh, dll. Secara umum, yang dimaksud dengan Pembiayaan Modal Kerja PMK
Syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya
60
Ismail, Op.Cit, hlm. 113
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
61
Pembiayaan modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis
dalam satu siklus usaha.
62
1 PMK Mudharabah
Jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimum satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Fasilitas PMK dapat diberikan kepada seluruh sektorsubsector ekonomi yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat Islam
dan tidak dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta dinyatakan jenuh oleh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas
pembiayaan modal kerja kepada debiturcalon debitur dengan tujuan untuk mengeliminasi risiko dan mengoptimalkan keuntungan bank.
Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, jenis Pembiayaan Modal Kerja PMK dapat dibagi menjadi 5 macam,
yakni:
2 PMK Istishna
3 PMK Salam
4 PMK Murabahah
5 PMK ijarah
Pengalokasian modal kerja diperuntukkan kepada unsur-unsur modal kerja, yaitu alokasi kepada piutang dagang
account receivable financing dan pembelanjaan persediaan barang inventory financing.
63
61
Adiwarman A. Karim, Op.Cit, hlm. 234
62
Ismail, Op.Cit, hlm. 114
63
Adiwarman A. Karim, Op.Cit, hlm.234
Universitas Sumatera Utara
b. Pembiayaan Investasi Syariah
Yang dimaksud dengan investasi adalah penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh imbalanmanfaatkeuntungan di kemudian
hari. Sehingga yang dimaksud dengan pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian
barang-barang modal yang diperlukan untuk:
64
1 Pendirian proyek baru, yakni pendirian atau pembangunan
proyekpabrik dalam rangka usaha baru 2
Rehabilitasi, yakni penggantian mesinperalatan lama yang sudah rusak dengan mesinperalatan baru yang lebih baik
3 Modernisasi, yakni penggantian menyeluruh mesinperalatan lama
dengan mesinperalatan baru yang tingkat teknologinya lebih tinggibaik.
4 Ekspansi, yakni penambahan mesinperalatan yang telah ada
dengan mesinperalatan baru dengan teknologi sama atau lebih baiktinggi.
5 Relokasi proyek yang sudah ada, yakni pemindahan lokasi
proyekpabrik secara keseluruhan termasuk sarana penunjang kegiatan pabrik, seperti laboratorium, dan gudang dari suatu
tempat ke tempat lain yang lokasinya lebih tepatbaik
Pembiayaan investasi diberikan oleh bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan barang-barang modal asset tetap yang mempunyai
nilai ekonomis lebih dari satu tahun. Pembiayaan investasi umumnya diberikan dalam nominal besar, serta jangka panjang dan menengah.
65
Bank dapat memberikan pembiayaan investasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
66
64
Ibid, hlm. 237-238
65
Ismail, Op.Cit, hlm 114
66
Adiwarman A. Karim, Op.Cit, hlm. 238
Universitas Sumatera Utara
1 Melakukan penilaian atas proyek yang akan dibiayai dengan
mendasarkan pada prinsip-prinsip pemberian pembiayaan yang sehat.
2 Memperhatikan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan AMDAL 3
Jangka waktu pembiayaan maksimal 12 dua belas tahun 4
Memenuhi ketentuan-ketentuan bankable yang berlaku seperti persyaratan penerima pembiayaan dan jaminan
Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan investasi PI dapat dibagi menjadi:
1 PI Murabahah
2 PI IMBT
3 PI Salam
4 PI Istishna
c. Pembiayaan Konsumtif Syariah
Secara definitif, konsumtif adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk
tujuan usaha. Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan
umumnya bersifat perorangan. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan
konsumtif terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
67
67
Ibid, hlm 244
Universitas Sumatera Utara
1 Pembiayaan konsumen akad mudharabah
2 Pembiayaan konsumen akad IMBT
3 Pembiayaan konsumen akad Ijarah
4 Pembiayaan konsumen akad Istishna
5 Pembiayaan konsumen akad Qard dan Ijarah
Berdasarkan ada atau tidaknya bank lain yang turut serta dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah yang sama, bank dapat
mengklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu Pembiayaan Sindikasi, dan Pembiayaan Non Sindikasi.
d. Pembiayaan Sindikasi
Yang dimaksud dengan pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek
pembiayaan tertentu.
68
e. Pembiayaan Berdasarkan Take Over
Untuk menetapkan akad pembiayaan syariah yang tepat dalam hal sindikasi korporasi, faktor pertama yang perlu diidentifikasi oleh bank
syariah apakah bentuk pembiayaan tersebut dilakukan melalui dua tahapan two steps atau secara langsung.
Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang
telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai syariah. Dalam hal ini, atas permintaan nasabah, bank syariah melakukan pengambilalihan
68
Ibid, hlm. 245
Universitas Sumatera Utara
hutang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau dapat juga menggunakan qard, disesuaikan dengan ada
atau tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional.
Setelah nasabah melunasi kewajibannya kepada bank konvensional, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dengan bank
syariah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat
dari take over terhadap transaksi nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah.
69
f. Pembiayaan Letter of Credit LC
Dalam pembiayaan berdasarkan take over ini, bank syariah mengklasifikasikan hutang nasabah kepada bank konvensional menjadi
dua macam, yaitu hutang pokok plus bunga, hutang pokok saja.
Yang dimaksud dengan pembiayaan Letter of Credit LC adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi
impor atau ekspor nasabah. Pada umumnya pembiayaan LC dapat menggunakan beberapa akad
yaitu:
70
1 Pembiayaan LC Impor, berdasarkan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Nomor 34DSN-MUIIX2002, akad yang dapat digunakan untuk LC impor adalah:
69
Ibid, hlm 248
70
Ibid, hlm. 252-253
Universitas Sumatera Utara
a Wakalah bil ujrah
b Wakalah bil ujrah dengan Qardh
c Murabahah
d Salam atau Istishna dan Murabahah
e Wakalah bil ujrah dan Mudharabah
f Musyarakah
g Wakalah bil ujrah dan Hawalah
2 Pembiayaan LC Ekspor, berdasarkan fatwa dewan syariah
nasional nomor 35DSN-MUIIX2002, akad yang dapat digunakan untuk LC ekspor adalah:
a Wakalah bil ujrah
b Wakalah bil ujrah dan Qardh
c Wakalah bil ujrah Mudharabah
d Musyarakah
e Ba’i dan Wakalah
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBIAYAAN MODAL KERJA DENGAN MENGGUNAKAN AKAD
MUDHARABAH DI BANK SYARIAH MANDIRI
A. Pembiayaan Modal Kerja dengan Akad Mudharabah Menurut Peraturan Perundang-undangan